Logo

Beranda

Blog

Apa Saja yang Perlu Diketahui Tentang Covid Omicron Subvarian XBB

Blog

Apa Saja yang Perlu Diketahui Tentang Covid Omicron Subvarian XBB

December 11, 2024 by Ria Theresia Situmorang

Share

blog-image

Dua tahun setelah virus Covid-19 menyebar, varian Omicron menjadi yang paling dominan beredar di seluruh dunia. Meskipun demikian, virus ini masih terus berevolusi menjadi subvarian yang berbeda dengan mutasi spesifiknya sendiri. 

Nah, Covid Omicron Subvarian XBB sendiri menjadi perhatian global karena pasien yang terinfeksi tidak akan demam, batuk atau flu. Tetapi, risiko tingkat kematiannya lebih tinggi dari Delta. Belum lagi, subvarian ini dianggap kurang bisa dikenali oleh tes Covid-19 biasa, padahal mutasinya lebih cepat terjadi. Sehingga diperlukan bioteknologi baru yang lebih akurat untuk mengetahuinya. Benarkah begitu?

 

Covid Omicron Subvarian XBB Lebih Parah?

Pertama-tama, XBB bukan jenis Covid-19 varian baru, melainkan subvarian dari Omicron. Menurut pernyataan yang diterbitkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 27 Oktober 2022, Covid Omicron Subvarian XBB adalah subvarian hasil rekombinasi, sub-garis turunan dari varian Omicron BA.2.10.1 dan BA.2.75.

Covid Omicron Subvarian XBB sendiri adalah subvarian BA.2 dan tidak jauh berbeda dengan varian Omicron sebelumnya. Jadi, gejalanya tidak banyak berbeda dari varian Omicron sebelumnya. Menurut
The Institute of Health Metrics and Evaluation's (IHME), orang yang sebelumnya terinfeksi varian Omicron lebih kebal terhadap subvarian baru. Jadi, sebenarnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari sisi tingkat keparahannya. Konsorsium Genomics SARS-CoV-2 India (INSACOG) juga mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa tidak ada laporan dalam peningkatan keparahan penyakit karena gejalanya relatif ringan sama seperti sub-garis varian Omicron lainnya di antara pasien India.
 

Covid Omicron Subvarian XBB Lebih Cepat Menular?


Berdasarkan
The Quint, bukti awal menunjukkan bahwa ada risiko infeksi ulang memang tinggi tetapi terbatas pada mereka yang pertama kali terinfeksi pada periode pra-Omicron. Juru bicara Covid-19 Kementerian Kesehatan, dr. Syahril menyebutkan bahwa memang tingkat penyebaran Covid Omicron Subvarian XBB ini cukup cepat menular. Jadi, untuk populasi yang belum pernah terpapar varian SARS-CoV-2, sebenarnya varian apa pun bisa berbahaya.

Beberapa varian memang memiliki jalur mutasi yang berbeda untuk menentukan periode penularannya. Untuk Covid Omicron Subvarian XBB, tingkat kekebalannya termasuk marjinal, antara satu atau dua persen. Gejala seperti tidak batuk dan tidak flu memang berlaku bagi semua pasien dengan varian Omicron yang sudah divaksinasi dan sebelumnya terpapar. Sehingga, dapat disimpulkan hampir tidak ada perbedaan dari Covid Omicron Subvarian XBB dengan varian lain.

 

Covid Omicron Subvarian XBB Mulai Terdeteksi di Indonesia

Dikutip dari Unit Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan, Covid subvarian sudah terdeteksi di Indonesia tepat pada 22 Oktober 2022. Masuknya Covid Omicron Subvarian XBB terdeteksi di Singapura menyebabkan peningkatan angka perawatan di rumah sakit. Kasus pertama Covid Omicron Subvarian XBB berasal dari hasil transmisi lokal, turis yang baru saja kembali dari Lombok, Nusa Tenggara Barat.  Temuan tersebut menunjukkan kalau Indonesia memang belum aman dari penyebaran virus Covid-19 karena mutasi varian baru terus terjadi. 

Kementerian Kesehatan mengimbau masyarakat untuk tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan yakni rajin memakai masker, menghindari kerumunan dan rutin mencuci tangan dengan sabun. Ikuti juga kegiatan vaksinasi booster untuk menghindari potensi penyebaran dan atau kesakitan yang parah akibat paparan Covid Omicron Subvarian XBB
 

mBioCoV-19 Bisa Deteksi Omicron Subvarian XBB

Tindakan antisipasi yang bisa dilakukan masyarakat untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 yang lebih masif lagi adalah dengan melakukan testing dan tracing terhadap kontak erat. Masalahnya, alat tes umum yang digunakan tidak semuanya bisa mendeteksi Covid Omicron Subvarian XBB. 

Saat ini,
mBioCoV-19 adalah qRT-PCR kit inovasi dalam negeri yang telah didistribusikan oleh Biofarma dapat mendeteksi 100% dari 64 sequences Covid Omicron Subvarian XBB.  PCR kit ini memiliki spesifisitas 100% dan sensitivitas di atas 95% dan telah disertifikasi oleh Kementerian Kesehatan RI. Waktu reaksi 45 menit dan juga dapat mendeteksi berbagai varian Covid-19 lain hingga varian terbaru, yakni Covid Omicron Subvarian XBB.

Nusantics merupakan yang pertama menggunakan Helicase dan RdRp sebagai target gen. Berkolaborasi dengan Badan Riset dan Inovasi Indonesia (BRIN),
mBioCoV-19 memang dirancang untuk mendeteksi gen target yang dilestarikan untuk mendeteksi semua strain COVID-19 di Indonesia secara pasti.

Jadi jika kamu merasa bergejala atau baru saja kontak erat dengan seseorang yang terinfeksi Covid-19, jangan ragu untuk melakukan swab PCR untuk mendapatkan deteksi yang lebih akurat dan meminimalisir false negative.

Informasi lebih lengkap terkait
mBioCoV-19 silahkan klik di sini.


 




Referensi:

  1. https://www.verywellhealth.com/xbb-covid-variant-6826141

  2. https://www.thequint.com/news/webqoof/viral-text-message-covid-19-xbb-variant-omicron-more-virulent-fact-check

  3. https://upk.kemkes.go.id/new/varian-xbb-mulai-terdeteksi-di-indonesia

  4. https://www.who.int/news/item/27-10-2022-tag-ve-statement-on-omicron-sublineages-bq.1-and-xbb

  5. https://www.healthdata.org/news-events/blogs/covid-19-insights-blog


Logo

© 2025 PT Riset Nusantara Genetika.

Kebijakan Privasi