• Home
  • Blog

share

Pengaruh Microbiome Tubuh terhadap Efektivitas Vaksin

2 Mar 2021

Pengaruh Microbiome Tubuh terhadap Efektivitas Vaksin

Kamu mungkin sudah mengetahui bagaimana hubungan antara microbiome manusia dengan perkembangan dan fungsi sistem imun (Baca di sini). Microbiome terdiri dari mikroorganisme-mikroorganisme yang hidup di tubuh manusia, berperan penting bagi kesehatan secara keseluruhan, dan paling banyak tinggal di usus.

Penelitian tentang hubungan antara 
microbiome, sistem imun, kesehatan, dan pengobatan atau terapi penyakit saat ini masih terus diteliti agar dapat diterapkan dalam dunia kesehatan secara lebih luas dan efektif.

Microbiome dengan komposisi yang normal dan seimbang, membantu membentuk sistem kekebalan tubuh dan membuat tubuh kamu lebih sehat.

Beberapa penyakit telah ditemukan asosiasinya dengan terjadinya perubahan komposisi 
microbiome dalam tubuh, misalnya radang usus, alergi atau asma, serta diabetes.

Disbiosis 
microbiome dalam usus juga dikaitkan dengan diet yang kurang seimbang, penggunaan antibiotik, serta patogen yang masuk lalu menyebabkan peradangan, sehingga mengubah fungsi pertahanan usus. Kondisi ini dapat menyebabkan inflamasi yang lebih luas dan autoimun.

Untuk lebih jelasnya tentang barrier usus yang terganggu, kamu bisa baca di sini.
 

Efektivitas Vaksin dan Microbiome Usus

efektivitas vaksin dan microbiome usus


Vaksin dapat dikatakan efektif ketika berhasil membentuk antibodi sebagai respon sistem kekebalan tubuh terhadap patogen penyebab penyakit. 

Dengan antibodi yang terbentuk, ketika virus, bakteri, atau patogen lain menyerang tubuh, sistem kekebalan tubuh akan ingat cara melawannya dengan lebih cepat, sehingga patogen tersebut tidak dapat bereplikasi atau menginfeksi tubuh lebih jauh dan kamu tetap sehat.

Proses pembentukan antibodi ini membutuhkan waktu dari sejak vaksin diberikan. Salah satu faktor yang saat ini menjadi perhatian penelitian adalah pengubahan 
microbiome usus. Efek perubahan microbiome usus dan tingkat keberhasilan vaksin saat ini masih terus diteliti pada manusia.

Ada beberapa faktor yang memengaruhi efikasi vaksin (kemampuan vaksin dalam konteks penelitian), termasuk nutrisi, jenis kelamin, umur, genetik, dan status kesehatan. Selain itu, efikasi vaksin juga dapat dipengaruhi faktor lingkungan dan faktor viral patogen itu sendiri.


Microbiome memengaruhi perkembangan dan diferensiasi sel-sel kekebalan tubuh dengan mekanisme yang kompleks. Hasil studi kasus vaksin influenza yang diterbitkan tahun 2019, menunjukkan hubungan microbiome dengan efektivitas vaksin memang ada. 

Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa disbiosis (ketidakseimbangan) 
microbiome usus akibat antibiotik berkontribusi dalam kegagalan vaksin membentuk antibodi untuk melawan virus serta timbulnya peradangan.

How the Gut Microbiome Regulates Host Immune Responses to Viral Vaccines menambahkan bahwa hasil suplementasi probiotik pada hewan menunjukkan efek modulasi di usus yang membantu proses respon sistem imun sebagai dasar penelitian vaksin di manusia. 

Probiotik ini membantu meningkatkan respon antibodi terhadap vaksin oral pada manusia. Efek positif probiotik pada respon imun ini juga telah diamati pada vaksin difteri, tetanus, influenza tipe B, dan hepatitis B.

Masih banyak lagi penelitian yang menemukan kaitan antara probiotik, naiknya antibodi dalam darah, dan efektivitas vaksin yang dirangkum dalam 
Influence of the microbiota on vaccine effectiveness

Dari hasil penelitian-penelitian tersebut, dapat disimpulkan sementara bahwa secara umum, probiotik dapat mendukung komposisi microbiome usus yang lebih baik dan seimbang, yang memengaruhi respon dan pembentukan sistem kekebalan tubuh yang lebih baik sehingga dapat merespon vaksin dengan lebih efektif dan menciptakan imunitas, yang menjadi tujuan utama vaksinasi.
 

Persiapkan Microbiome Kamu!

persiapkan microbiome


Lalu apa yang harus kamu lakukan dengan informasi ini?

Seperti yang kita tahu, vaksinasi COVID-19 sedang digilir untuk masyarakat agar tercipta 
herd immunity, bertujuan supaya virus tidak dapat lagi bereplikasi secara masif dan pandemi dapat dikendalikan. 

Hal ini tentunya supaya tubuh kamu dapat membentuk antibodi yang cukup untuk melindungi kamu dari penyakit COVID-19.

Ketika tubuh kamu sudah tercipta antibodi, virus pun akan dilawan lebih cepat dan tidak menyebabkan infeksi. Kalaupun kamu merasakan gejala, gejala yang muncul kemungkinan besar adalah gejala ringan.

Memiliki 
microbiome usus yang sehat tidak hanya membuat tubuh lebih responsif terhadap vaksin, tetapi juga membuat kamu lebih sehat secara keseluruhan. 

Memperbanyak konsumsi serat prebiotik dan makanan probiotik, serta nutrisi yang seimbang dapat menciptakan keseimbangan dan keberagaman 
microbiome usus kamu.

Jangan lupa juga rutin berolahraga, rajin berjemur setiap pagi, konsumsi banyak air putih, dan kelola stres dengan baik supaya tubuh selalu fit dan dapat menerima vaksin dengan efektif.

Tertarik memperluas pengetahuan kamu seputar 
microbiome? Sering mampir ke Nusantics Blog, ya!

Referensi:

Writer: Agnes Octaviani

Editor: Serenata Kedang