• Home
  • Blog

share

Mengenal Probiotik dan Cara Kerjanya dalam Tubuh Manusia

29 Sep 2020

Mengenal Probiotik dan Cara Kerjanya dalam Tubuh Manusia

Kamu mungkin sudah familiar dengan istilah ‘probiotik’ yang identik dengan yoghurt. Namun, apakah kamu sudah tahu fungsi probiotik untuk kesehatan dan cara kerjanya di dalam tubuh kita?

Di dalam tubuhmu, ada 
microbiome atau triliunan mikroba (bakteri, jamur dan ragi, virus, dan protozoa) yang beragam. Untuk bisa disebut probiotik, mikroba harus memiliki karakteristik sebagai berikut:

  • Bisa diisolasi dari manusia
  • Dapat bertahan hidup di usus setelah ditelan
  • Bermanfaat
  • Aman dikonsumsi

Tempat tinggal mikroba baik yang paling umum adalah di usus, terutama usus besar. Namun, ada juga beberapa lokasi lain di dalam dan di permukaan tubuh yang menampung mikroba baik. Lokasi-lokasi tersebut berkontak dengan “dunia luar”, yakni:
  • Usus
  • Mulut
  • Vagina
  • Saluran kemih
  • Kulit
  • Paru-paru
 

Cara Kerja dan Fungsi Probiotik

cara kerja dan fungsi probiotik

 

Tugas utama probiotik atau bakteri baik adalah menjaga keseimbangan dalam tubuh sehingga netral. Ketika sakit, bakteri jahat masuk ke dalam tubuh dan berlipat ganda. Tubuh jadi tidak seimbang. Nah, bakteri baik probiotik melawan bakteri jahat tersebut sehingga tubuh kembali seimbang dan kamu merasa lebih baik.

Berikut beberapa fungsi bakteri baik untuk tubuhmu:

  • Mendukung fungsi imunitas
  • Mengontrol inflamasi
  • Membantu tubuh mencerna makanan
  • Mencegah bakteri jahat tidak terkendali yang bisa membuat kamu sakit
  • Menciptakan vitamin
  • Membantu sel yang melapisi usus untuk mencegah bakteri jahat (yang kamu konsumsi melalui makanan atau minuman) masuk ke dalam darah
  • Memecah dan menyerap obat-obatan


Manfaat Probiotik untuk Kesehatan


manfaat probiotik untuk kesehatan

Menurut situs web Harvard Health Publishing, Meningkatkan jumlah probiotik dalam tubuh berpotensi membawa manfaat dalam pengobatan maupun pencegahan kondisi sebagai berikut:
  • Diare (baik karena penggunaan antibiotik maupun infeksi bakteri Clostridioides difficile)
  • Konstipasi
  • Penyakit radang usus (IBD)
  • Sindrom iritasi usus besar (IBS)
  • Infeksi ragi
  • Infeksi saluran kemih
  • Penyakit gusi
  • Intoleransi laktosa
  • Eksim (dermatitis atopik)
  • Infeksi saluran pernapasan atas (infeksi telinga, pilek, sinusitis)
  • Sepsis (terutama pada bayi)
  • Refluks asam lambung
  • Kolitis ulseratif
  • Penyakit Crohn
  • Kambuhnya kanker kandung kemih
  • Pouchitis (efek samping bedah pengangkatan usus besar)

Antibiotik seringkali dibutuhkan untuk melawan infeksi. Namun, selain membunuh bakteri jahat, antibiotik juga mematikan bakteri baik. Karena itu, sebagian orang mengalami diare setelah meminum antibiotik. Beberapa studi menyarankan mengonsumsi probiotik saat minum antibiotik untuk mengembalikan jumlah bakteri baik.
 

Makanan yang Mengandung Probiotik

makanan yang mengandung probiotik


Ada banyak jenis bakteri yang termasuk probiotik, tapi Lactobacillus dan Bifidobacterium-lah yang paling sering ditemukan dalam suplemen yang dijual bebas. Sementara itu, jenis ragi yang umum terdapat dalam probiotik adalah Saccharomyces boulardii.

Bakteri baik biasanya dikeringkan dengan cara dibekukan (tapi tetap hidup). Ketika kamu meminum suplemen probiotik, sistem pencernaan membuat bakteri menjadi hangat dan aktif.

Suplemen probiotik biasanya berbentuk kapsul dan tablet untuk diminum atau serbuk untuk ditaburkan ke makanan. Di label biasanya tertulis “kultur hidup dan aktif”.

Selain dalam suplemen, probiotik juga dapat ditemukan dalam makanan dan minuman hasil fermentasi, seperti:
  • Yoghurt
  • Buttermilk
  • Roti sourdough
  • Cottage cheese
  • Kombucha
  • Tempe
  • Acar
  • Sauerkraut
  • Kimchi
  • Sup miso
  • Kombucha
  • Kefir

Suplemen probiotik bisa dikombinasikan dengan prebiotik, yakni karbohidrat kompleks sebagai makanan bakteri baik. Prebiotik di antaranya inulin, pektin, dan pati yang tidak dapat dicerna. Suplemen yang menggabungkan probiotik dan prebiotik disebut sinbiotik.
 

Efektivitas Probiotik Belum Teruji

efektivitas probitoik


Banyak penelitian terkait probiotik yang menunjukkan hasil positif. Namun, para ahli masih mencari jawaban pasti tentang cara probiotik dapat membantu berbagai kondisi kesehatan.

Ada banyak jenis probiotik dan efeknya berbeda-beda pada tubuh. Jenis tertentu mungkin bisa mengatasi satu masalah, tapi belum tentu cocok untuk masalah lain. Belum tentu pula probiotik jenis lain ampuh untuk kondisi tersebut. Efeknya juga bisa berbeda pada orang lain.

Selain itu, probiotik grade farmasi yang digunakan dalam percobaan dan menunjukkan hasil positif bisa jadi sangat berbeda dengan suplemen yang dijual bebas.

Karena probiotik dikelompokkan sebagai makanan dan bukan obat, probiotik tidak melalui serangkaian pengujian ketat seperti obat. Karena itu, National Health Service United Kingdom mengatakan kalau kita tidak bisa memastikan bahwa:
  • Produk yang kita konsumsi benar-benar mengandung bakteri seperti yang tertera di label
  • Produk tersebut mengandung bakteri dalam jumlah cukup sehingga terasa efeknya
  • Bakteri bisa bertahan hidup lama sampai ke usus
  • Jenis bakteri di label efektif untuk mengatasi kondisi yang kamu alami


Apakah Probiotik Aman untuk Semua Orang?


apakah probiotik aman bagi semua orang

Karena mikroba yang digunakan sebagai probiotik sudah ada secara alami dalam tubuh kita, makanan dan suplemen probiotik umumnya dianggap aman. Meski demikian, di beberapa hari pertama konsumsi probiotik, kamu mungkin mengalami perut tidak nyaman, diare, perut bergas, dan kembung. Probiotik juga bisa memicu reaksi alergi.

Namun, ada sebagian orang yang perlu berhati-hati mengonsumsi suplemen probiotik, di antaranya mereka yang:
  • Mengalami sistem imunitas lemah (misalnya karena kemoterapi)
  • Mengidap penyakit kritis
  • Baru dioperasi
  • Bayi yang sakit parah

Sebab, risiko yang bisa ditimbulkan di antaranya:
  • Mengalami infeksi
  • Resistan terhadap antibiotik
  • Merasakan efek samping berbahaya dari suplemen probiotik

Namun, kalau kamu tidak termasuk kelompok yang berisiko, tak ada salahnya mulai merutinkan konsumsi makanan probiotik. Lengkapi juga dengan makanan prebiotik, ya, agar bakteri baik dalam tubuhmu bisa terus aktif menjaga keseimbangan microbiome!

Kalau kamu mau tahu informasi lebih lengkap atau pembahasan lain mengenai microbiome, yuk kunjungi Nusantics Blog!

Referensi:

Writer: Fitria Rahmadianti

Editor: Serenata Kedang