• Home
  • Blog

share

Mengapa Kulit Butuh Minyak dan Mengapa Dapat Menjadi Masalah?

17 Jan 2023

Mengapa Kulit Butuh Minyak dan Mengapa Dapat Menjadi Masalah?

Tahukah kamu kalau kulit memang memiliki minyak alami? Minyak alami ini sering disebut sebum.

Sebum memang zat minyak alami yang diproduksi dan dibutuhkan. Tapi kenapa banyak sekali produk skincare dan makeup yang mengklaim tanpa sebum (no sebum)? Apakah sebenarnya sebum ini perlu disingkirkan? 

Apa itu Sebum?

Sebum adalah lemak yang diproduksi di kelenjar sebaceous yang berada di lapisan tengah kulit dekat folikel rambut atau yang disebut sebagai lipid.

Dikutip dari Healthline, sebum membentuk lapisan pelindung pada permukaan kulit dan membantu menghidrasi kulit serta melindunginya dari patogen berbahaya, seperti bakteri dan jamur.

Berdasarkan artikel Harvard Medical School, sebum adalah campuran kompleks dari fatty acids, zat gula, zat lilin, dan kandungan bahan kimia lain yang membentuk pelindung terhadap penguapan air.

Untuk lebih spesifik, kandungan sebum trigliserida dan asam lemak (57%), wax esters (26%), squalene (12%), dan kolesterol (4,5%).

Sebenarnya, sebum bertugas mengangkut antioksidan yang larut dalam lemak, seperti vitamin E, ke permukaan kulit. Tindakan ini dapat membantu mencegah kerusakan kulit oksidatif.

Sementara itu, asam sapienat dan asam lemak lain yang ditemukan dalam sebum membantu atasi bakteri Staphylococcus aureus, yang dapat menyebabkan infeksi staph dan menyebabkan dermatitis atopik.

Komponen sebum lainnya termasuk asam lemak dan squalene-nya, memiliki sifat antiradang.

Jika kamu memiliki kulit yang sangat berminyak, tubuh kamu mungkin memproduksi campuran lipid (molekul mirip lemak) dalam jumlah berlebih yang membentuk sebum.

Tentu saja, apa yang kita sebut ‘minyak’ pada kulit kita tidak hanya terdiri dari sebum. Minyak yang tampak di permukaan kulit juga mengandung campuran keringat, sel kulit mati, dan partikel kecil dari debu yang beterbangan di sekitarmu.

Mengapa Kulit Butuh Minyak?


Pada dasarnya, lipid pada sebum bisa mengunci kelembapan dan melindungi kulit dari radiasi UV dan penyebab bahaya lainnya.

Dikutip dari Medical News Today, sebum juga mengangkut antioksidan yang larut dalam lemak seperti vitamin E ke permukaan kulit sehingga dapat membantu mencegah kerusakan kulit oksidatif.

Sementara itu, asam sapienat dan asam lemak lain yang ditemukan dalam sebum membantu memerangi bakteri staphylococcus aureus, yang dapat menyebabkan infeksi staph dan menyebabkan dermatitis atopik.

Banyak komponen sebum, termasuk asam lemak dan squalene-nya, memiliki sifat anti-radang.

Berdasarkan Allure, komponen ‘minyak’ mendukung kesehatan kulit dalam beberapa cara:

  • Menghidrasi: Sebum membantu menjaga kelembapan di dalam kulit yang meningkatkan hidrasi dan elastisitas kulit.

  • Agen antioksidan: Sebum mengangkut antioksidan yang larut dalam lemak ke permukaan kulit. Antioksidan adalah senyawa alami yang melindungi dari efek merusak radikal bebas.

  • Perlindungan terhadap mikroba: Sebum sedikit asam, dengan pH antara 4,5 dan 6,0. Hal ini membantu pertahanan kulit agar patogen berbahaya seperti bakteri dan virus dapat dicegah untuk sampai menembus kulit. 

Mengapa Minyak di Kulit Bisa Jadi Masalah?

Jawabannya karena overproduction dan underproduction sebum. Orang dengan kulit berminyak cenderung punya pori-porinya yang besar dan kulitnya sering terasa greasy.

Pori-pori yang tersumbat bisa menyebabkan penumpukan bakteri, kotoran, sel kulit mati yang akhirnya menghasilkan jerawat. 

Kulit berminyak juga rentan terhadap komedo dan kulit kusam dan tidak segar. Jenis kulit ini juga lebih rentan terhadap masalah sensitivitas kulit. 

Hal ini disebabkan oleh kulit yang berminyak dapat menarik lebih banyak kotoran dan polusi yang dapat menyebabkan kulit iritasi dan merah.

Selain itu, kulit berminyak juga dapat membuat pemakaian makeup menjadi lebih sulit karena makeup dapat terlihat tidak merata dan mudah luntur pada kulit yang berminyak.

Sementara itu, orang dengan kulit kering punya kulit yang bersisik dan sering gatal sehingga rentan iritasi. 

Hal ini terjadi karena kulit yang kering kekurangan kelembaban dan tidak dapat menjaga kelembaban alami kulit, sehingga dapat menyebabkan kulit terasa kencang dan kusam. 

Kulit kering juga dapat rentan terhadap kondisi penyakit kulit tertentu seperti dermatitis, psoriasis, dan eksim dan kerusakan lingkungan seperti paparan sinar matahari, angin, dan polusi. 

Di sisi lain, underproduction sebum dapat membuat orang lebih mudah mengalami peradangan dan kerusakan yang menyebabkan tampilan kulit terlihat lebih tua.

Sama seperti kulit berminyak, pemakaian makeup dan bahkan skincare pada kulit kering menjadi lebih sulit karena produk yang tidak tepat dapat menyebabkan kulit menjadi semakin kering dan memperparah masalah kulit.

Dikutip dari jurnal Cell Host & Microbe, cara supaya sebum dalam kulit diproduksi secara seimbang, maka kamu perlu menjaga keseimbangan microbiome pada kulit. 

Keseimbangan microbiome kulit dapat menjaga fungsi pelindung dari sebum di kulit itu sendiri. Jadi, untuk bisa menjaga keseimbangan microbiome ini, ubahlah gaya hidup lebih sehat dan gunakan produk yang lebih alami.

Untuk meminimalisir risiko kerusakan kulit, kamu juga disarankan untuk menggunakan produk skin care dari bahan alami seperti rangkaian Biome Beauty dari Nusantics. 

Yuk, coba merawat kulit dengan produk berbahan alami dan ramah microbiome dari Biome Beauty! Kunjungi website Biome Beauty sekarang juga dan temukan produk skin care yang cocok untuk kondisi kulit kamu. 

Terdapat pilihan Biome Essence Spray dan Biome Treatment Essence untuk memenuhi kebutuhan perawatan kulit harian kamu. Kalau bingung, jangan ragu untuk mencoba layanan Biome Scan atau berkonsultasi secara online dengan advisor Nusantics.

Produk-produk Biome Beauty bisa kamu dapatkan secara online di e-commerce favorit kamu atau secara langsung di AEON Store dan Nusantics Hub.


Referensi:

  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/sebum

  • https://www.healthline.com/health/beauty-skin-care/sebum

  • https://www.health.harvard.edu/a_to_z/dry-skin-a-to-z

  • Laurice Flowers, Elizabeth A. Grice, The Skin Microbiota: Balancing Risk and Reward, Cell Host & Microbe, Volume 28, Issue 2, 2020, Pages 190-200, ISSN 1931-3128, https://doi.org/10.1016/j.chom.2020.06.017.

Writer: Ria Theresia Situmorang

Editor: Agnes Octaviani