• Home
  • Blog

share

Apa Itu Skala Indeks UV dan Artinya?

22 Sep 2021

Apa Itu Skala Indeks UV dan Artinya?

Sudahkah kamu paham apa dan bagaimana membaca skala indeks UV? Sederhananya, indeks UV digunakan untuk membantu kamu mengetahui pukul berapa sinar matahari yang berisiko paling tinggi untuk kulit.

Kehadiran sinar matahari untuk alam sekitar dan makhluk hidup sebetulnya didominasi fungsi baik. Misalnya untuk manusia, di jam-jam tertentu sinar UV (ultraviolet) dibutuhkan untuk mendapatkan vitamin D alami, secara spesifik adalah UVB. 

Pancaran UVB baik untuk kesehatan, karena mempunyai gelombang lebih pendek dan baru muncul setelah jam 10 hingga jam 11. Hal ini sesuai dengan penelitian terbitan 
The New Armenian Medical Journal, yang menyebutkan waktu berjemur di Indonesia paling tepat pukul 11 pagi hingga 1 siang, dan lamanya sekitar 7,5 menit.

Baca Juga: Pukul Berapa Waktu Berjemur yang Paling Baik?

Namun, ada pula sebagian orang yang menghindari rentang waktu tersebut untuk berjemur, karena mengacu pada UV Index atau Indeks Ultraviolet. 

Intensitas sinar ultraviolet matahari bervariasi dari hari ke hari, itulah sebabnya para ilmuwan menemukan cara untuk menunjukkan seberapa kuat sinar UV pada waktu tertentu.

Skala indeks UV mengukur intensitas sinar UV matahari — dan, dengan perluasan, seberapa besar kemungkinan kamu akan terbakar sinar matahari. 

Menurut 
WHO, skala UV berarti memperhitungkan faktor-faktor seperti ketinggian matahari di langit, waktu dalam setahun, tutupan awan, ketinggian, ketebalan lapisan ozon, dan refleksi tanah. Kemudian, menerjemahkan variabel-variabel tadi dalam data angka, agar dapat dibaca dengan mudah oleh orang awam.
 

Jenis UV dan Manfaatnya untuk Manusia

jenis uv dan manfaatnya


Menurut Centers for Disease Control and Prevention, radiasi UV diklasifikasikan menjadi tiga jenis utama: ultraviolet A (UVA), ultraviolet B (UVB), dan ultraviolet C (UVC).

Semua UVC dan sebagian besar radiasi UVB diserap oleh lapisan ozon bumi, sehingga hampir semua radiasi ultraviolet yang diterima di Bumi adalah UVA. 

Radiasi UVA dan UVB keduanya dapat memengaruhi kesehatan. Meskipun radiasi UVA lebih lemah dari UVB, ia menembus lebih dalam ke dalam kulit dan lebih konstan sepanjang tahun. Karena radiasi UVC diserap oleh lapisan ozon bumi, tidak menimbulkan banyak risiko.

Efek menguntungkan dari radiasi UV bagi tubuh kita adalah memproduksi vitamin D, vitamin penting untuk kesehatan manusia. 

Vitamin D membantu tubuh menyerap kalsium dan fosfor dari makanan dan membantu perkembangan tulang. 
Centers for Disease Control and Prevention dalam situs resminya mengutip rekomendasi WHO soal frekuensi berjemur, yaitu 5 hingga 15 menit paparan sinar matahari 2 hingga 3 kali seminggu.

Baca Juga: Peran Microbiome dalam Imunitas Kulit

Nah, berikut ini skala indeks UV dari WHO yang dapat digunakan:

skala indeks UV

Arti masing-masing warna:

  • Hijau: Tidak perlu perlindungan. Kamu dapat dengan aman keluar ruangan tanpa menggunakan perlindungan sinar matahari.
  • Kuning dan Oranye: Perlindungan diperlukan. Seperti tempat berteduh, tabir surya minimal SPF-15, ditambah topi dan kacamata hitam.
  • Merah & Ungu: Diperlukan perlindungan ekstra. Terutama pada pagi hingga sore hari. Jangan lupa selalu aplikasikan sunscreen spektrum luas mininum SPF-15, pada kulit yang terpapar sinar matahari. 

Cara Mengukur Skala Indeks UV

cara mengukur skala uv


Dalam website United States Environmental Protection Agency (EPA), kamu bisa mengukur skala indeks UV di sekitar tempat tinggal. Cukup memasukkan kode pos, akan keluar data ada di angka berapa skala indeks UV hari itu. 
 

Risiko Paparan UV untuk Kulit

risiko paparan UV


Ada beberapa risiko paparan UV untuk kulit, dilansir dari Centers for Disease Control and Prevention, yakni:
  • Terbakar sinar matahari: tanda paparan jangka pendek yang berlebihan.
  • Penuaan dini dan kanker kulit: efek samping dari paparan sinar UV yang berkepanjangan.
  • Beberapa obat oral dan topikal, seperti antibiotik, pil KB, dan produk benzoil peroksida, serta beberapa kosmetik, dapat meningkatkan sensitivitas kulit dan mata terhadap UV pada semua jenis kulit.
  • Meningkatkan risiko penyakit mata yang berpotensi membutakan.
  • Dapat menyebabkan kanker kulit. Dua jenis kanker kulit yang paling umum adalah kanker sel basal dan kanker sel skuamosa. Terbentuk di kepala, wajah, leher, tangan, dan lengan karena bagian tubuh ini yang paling terpapar radiasi UV. Selain itu ada pula kasus melanoma, jenis kanker kulit paling mematikan, akibat radiasi UV.

Rajin mengaplikasikan tabir surya tak hanya berlaku pada saat kamu berkegiatan di luar ruangan, lho. Hal yang sama sebaiknya diterapkan ketika kamu berada di dalam ruangan, karena sinar matahari bisa menembus jendela atau sela-sela ventilasi rumah kamu.

Terutama pada pukul 10.00-16.00, pada rentang waktu ini dipercaya sinar matahari sedang berada pada jarak terdekatnya dari bumi. Hal tersebut menyebabkan paparan sinar UV menjadi jauh lebih kuat.

Baca Juga: The Truth about Sunscreen
 

Bentuk Perlindungan dari Radiasi UV

Bentuk perlindungan dari radiasi UV


Mengingat kita tinggal negara tropis, tidak ada salahnya selalu mengingat tindakan pencegahan agar kulit minim risiko dari akibat buruk sinar UV, yang disebutkan dalam situs resmi Centers for Disease Control and Prevention:
  • Tetap di tempat teduh, terutama pada siang hari.
  • Kenakan pakaian yang menutupi lengan dan kaki.
  • Anak-anak juga butuh perlindungan tabir surya jika ada di luar ruangan. Pilih sunscreen yang diformulasikan khusus untuk anak-anak.
  • Kenakan topi lebar untuk menaungi wajah, kepala, telinga, dan leher.
  • Kenakan kacamata hitam yang punya fitur menghalangi sinar UVA dan UVB.
  • Gunakan tabir surya dengan faktor perlindungan matahari (SPF) 15 atau lebih tinggi, untuk perlindungan UVA dan UVB.
  • Hindari membuat warna kulit lebih gelap (tanning) dalam ruangan atau menggunakan teknologi khusus. Sangat berbahaya bagi yang lebih muda maupun dewasa karena berisiko lebih tinggi terkena melanoma.

Sudah mengerti, kan, sekarang seputar skala indeks - mulai dari artinya, bagaimana cara mengukurnya, hingga risiko-risiko yang ditimbulkan sinar UV dan cara melindungi kulit dari luar. 

Khawatir karena sejak kemarin kamu belum pakai sunscreen, atau penasaran dengan kondisi kulitmu saat ini? Yuk, analisa kulit wajah dan profil microbiome-nya lewat Nusantics Biome Scan. Kulit wajahmu akan di-swab untuk dianalisa tingkat pH, kadar sebum, melanin, glosiness, dan lain-lain, juga microbiome apa yang mendominasi (bisa bakteri atau jamur). Segera daftar di sini, ya!

Referensi:

Writer: Anita Desyanti

Editor: Serenata Kedang