Blog
Siapkah Indonesia Menanggulangi Kanker Serviks dengan Inovasi Tes HPV DNA?
December 11, 2024 by Fathimah Zahro
Share
Berdasarkan data GLOBOCAN, kanker serviks menempati urutan kedua sebagai jenis kanker paling umum pada perempuan di Indonesia. Hal ini membuat pemerintah Indonesia kini menaruh fokus tinggi pada penyakit kanker serviks, salah satunya dengan mengkampanyekan pentingnya deteksi dini. Namun, rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya skrining rutin menjadi salah satu penghambat penanganan penyakit ini. Data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa pada tahun 2020, hanya 9,35% perempuan di Indonesia yang menjalani skrining kanker serviks, jauh dari target yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 70%.
Situasi ini mendorong pemerintah untuk lebih serius dalam menangani masalah ini dengan meluncurkan Rencana Aksi Nasional (RAN) Eliminasi Kanker Leher Rahim Tahun 2023-2030. Melalui RAN, pemerintah menargetkan peningkatan cakupan skrining dan deteksi dini dengan menggunakan metode tes HPV DNA, yang terbukti lebih akurat dalam mendeteksi keberadaan virus HPV sebelum sel abnormal berkembang menjadi kanker.
Tes HPV DNA dianggap sebagai metode paling modern dan efektif untuk mendeteksi kanker serviks. Dibandingkan dengan tes tradisional seperti Pap smear dan IVA, tes ini lebih akurat karena mampu mendeteksi keberadaan virus HPV pada tahap awal, bahkan sebelum perubahan sel terjadi. Hal ini memungkinkan penanganan medis dilakukan lebih dini, yang tentu meningkatkan peluang penyembuhan.
Dengan menggunakan tes HPV DNA, perempuan tidak perlu menjalani skrining sesering Pap smear. Jika Pap smear memerlukan skrining setiap 3 tahun, tes HPV DNA cukup dilakukan setiap 5 - 10 tahun. Hal ini karena tes HPV DNA memiliki sensitivitas lebih tinggi dalam mendeteksi risiko kanker serviks, sehingga hasil negatif pada tes ini memberikan jaminan yang lebih panjang tentang kesehatan serviks.
Rencana Aksi Nasional (RAN) Eliminasi Kanker Leher Rahim yang diterapkan oleh Kementerian Kesehatan Indonesia menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam menangani kanker serviks. Pada fase pertama (2023-2027), target pemerintah adalah menjangkau 70% perempuan usia 30-69 tahun untuk menjalani skrining menggunakan tes HPV DNA sebagai metode utama. Selanjutnya, pada fase kedua (2028-2030), cakupan tersebut diharapkan meningkat menjadi 75%, dengan frekuensi skrining setiap 10 tahun.
RAN juga mencakup upaya penguatan infrastruktur kesehatan untuk memastikan alat dan teknologi yang dibutuhkan dapat diakses oleh seluruh masyarakat, termasuk di daerah terpencil. Pemerintah juga akan memperbanyak kerja sama, khususnya dengan perusahaan lokal untuk memastikan rantai pasokan dan pengembangan tes HPV DNA tetap berjalan lancar, serta menjamin keamanan dan sensitivitas dari setiap alat yang digunakan.
Sebagai bagian dari upaya mendukung program pemerintah, perusahaan bioteknologi Indonesia seperti Nusantics turut andil dalam mengembangkan alat tes HPV DNA yang akurat. Nusantics telah memperkenalkan PathoScan hrHPV qPCR Kit, yang merupakan tes HPV DNA dengan tingkat sensitivitas yang sangat tinggi, hingga 96,55%. Tes ini mampu mendeteksi 14 tipe virus HPV risiko tinggi termasuk HPV-16 dan HPV-18, yang merupakan penyebab utama kanker serviks.
Nusantics juga terus berinovasi untuk memastikan bahwa layanan deteksi dini ini bisa diakses lebih luas oleh masyarakat. Salah satu inovasi yang diperkenalkan adalah penggunaan sampel urin sebagai alternatif pengambilan sampel serviks. Dengan adanya pilihan ini, perempuan yang merasa tidak nyaman dengan metode konvensional kini dapat melakukan skrining dengan lebih nyaman, mudah, dan tanpa rasa khawatir.
Deteksi dini melalui tes HPV DNA memberikan harapan besar dalam menurunkan angka kasus kanker serviks di Indonesia. Dengan teknologi yang terus berkembang dan dukungan dari berbagai pihak, termasuk perusahaan bioteknologi seperti Nusantics, perempuan Indonesia kini memiliki akses yang lebih luas terhadap layanan skrining yang nyaman dan akurat. Hal ini diharapkan dapat membuat Indonesia lebih siap dalam menanggulangi kanker serviks serta menciptakan masa depan yang lebih sehat, aman, dan sejahtera.
Referensi:
Ekawati, F. M., Listiani, P., Idaiani, S., At Thobari, J., & Hafidz, F. (2024). Cervical cancer screening program in Indonesia: is it time for HPV-DNA tests? Results of a qualitative study exploring the stakeholders’ perspectives. BMC Women's Health, 24:125. https://doi.org/10.1186/s12905-024-02946-y
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2021). Profil Kesehatan Indonesia 2021.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2023). Rencana Aksi Nasional (RAN) Eliminasi Kanker Leher Rahim di Indonesia Tahun 2023-2030. Retrieved from https://kemkes.go.id/id/national-cervical-cancer-elimination-plan-for-indonesia-2023-2030
World Health Organization. (2021). WHO recommends DNA testing as a first choice screening method for cervical cancer prevention. Retrieved from https://www.who.int/europe/news/item/11-09-2021-who-recommends-dna-testing-as-a-first-choice-screening-method-for-cervical-cancer-prevention
World Health Organization. (2022). Comprehensive cervical cancer control: A guide to essential practice. Diakses dari https://www.who.int/publications/i/item/9789240014107
Fresh Articles
The most established precision molecular diagnostics company in Indonesia
Temui Kami
Senin - Jumat: 9 a.m. - 6 p.m.
i3L Campus @ Lvl. 3
Jl. Pulomas Barat No.Kav.88, RT.4/RW.9, Kayu Putih, Pulo Gadung,
Jakarta Timur 13210
Contact Us
hello@nusantics.com
+62 (21) 509 194 30
Copyright © 2024 PT Riset Nusantara Genetika, PT Nusantara Butuh Diagnostik. All Rights Reserved.Kebijakan Privasi
© 2024 PT Riset Nusantara Genetika.
Kebijakan Privasi