• Home
  • Blog

share

Masih Endemik di Indonesia, Waspadai Tuberkulosis!

24 Mar 2023

Masih Endemik di Indonesia, Waspadai Tuberkulosis!

Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit menular yang paling sering menyerang paru-paru dan disebabkan oleh sejenis bakteri. Sekitar seperempat dari populasi global diperkirakan telah terinfeksi bakteri TB. 

Menurut data Kementerian Kesehatan RI, penyakit Tuberkulosis di Indonesia sendiri menempati peringkat ketiga setelah India dan Cina, yakni dengan jumlah kasus 824 ribu dan kematian 93 ribu per tahun atau setara dengan 11 kematian per jam.

Sekitar 5–10% orang yang terinfeksi TBC pada akhirnya akan mengalami gejala dan menularkan penyakit tersebut. Ada beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit tuberkulosis, yakni:

  • Diabetes (gula darah tinggi)

  • Sistem kekebalan yang melemah (misalnya, HIV/AIDS atau autoimun)

  • Kekurangan gizi

  • Merokok

Penyebab Penyakit TBC

Penyakit TBC disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Kamu bisa menghirup bakteri TBC dan terinfeksi melalui udara. Lalu, saat seseorang menghirupnya, bakteri TBC dapat menetap di paru-paru dan mulai berkembang biak. 

Dari sana, mereka dapat menyebar melalui darah ke bagian tubuh lainnya, seperti ginjal, tulang belakang, dan otak.

Penyakit TBC di paru-paru atau tenggorokan bisa menular. Sementara, TBC di bagian tubuh lain seperti ginjal atau tulang belakang, biasanya tidak menular.

Bakteri TBC kemudian menyebar melalui udara ketika orang yang terinfeksi batuk, bersin, atau meludah. Meski begitu, menurut CDC ada beberapa kondisi dimana TBC tidak bisa disebarkan, seperti:

 
  • Menjabat tangan seseorang

  • Berbagi makanan atau minuman

  • Menyentuh sprei atau toilet duduk

  • Menggunakan sikat gigi yang sama

  • Ciuman

Gejala Tuberkulosis (TBC)


Gejala yang dialami setiap orang bergantung pada bagian tubuh mana TB menjadi aktif. Mengutip dari 
Mayo Clinic, setidaknya infeksi TB terjadi dalam tiga tahap dan setiap tahapannya memiliki gejala yang berbeda.

1. Infeksi TB Primer

Kondisi dimana sistem kekebalan menemukan dan menangkap bakteri TB, lalu bisa mengalahkannya. Tetapi beberapa bakteri yang ditangkap mungkin masih bertahan dan berkembang biak. 

Pada tahap ini, beberapa penderita biasanya tidak memiliki gejala apapun. Beberapa lagi memiliki gejala yang mirip flu, seperti:

  • Demam

  • Kelelahan

  • Batuk

2. Infeksi TBC Laten 

Stadium lanjutan dari infeksi primer dimana sistem kekebalan membangun dinding di sekitar jaringan paru-paru dengan bakteri TBC. Pada tahap ini bakteri tidak lagi berbahaya jika sistem kekebalan mengendalikannya. Tapi bakterinya bisa bertahan. Untuk infeksi tahap ini biasanya tidak ada gejala.

3. TBC Aktif

Penyakit TBC aktif terjadi ketika sistem kekebalan tubuh tidak dapat mengendalikan infeksi. Bakteri menyebabkan penyakit di seluruh paru-paru atau bagian tubuh lainnya. 

Penyakit TBC aktif dapat terjadi tepat setelah infeksi primer. Tetapi biasanya terjadi setelah berbulan-bulan atau bertahun-tahun infeksi TB laten.

Gejala penyakit TBC aktif di paru-paru bisa memburuk selama beberapa minggu yang diikuti dengan gejala:

  • Batuk darah atau lendir

  • Nyeri dada

  • Nyeri saat bernapas atau batuk

  • Demam

  • Panas dingin

  • Keringat malam

  • Penurunan berat badan

  • Tidak ingin makan

  • Kelelahan

Sementara, untuk infeksi TBC aktif di luar paru-paru bisa menyebar dari paru-paru ke bagian tubuh yang lain. Ini disebut dengan tuberkulosis ekstrapulmoner. Gejala umumnya, meliputi:

  • Demam

  • Panas dingin

  • Keringat malam

  • Penurunan berat badan

  • Tidak ingin makan

  • Kelelahan

  • Tidak enak badan secara umum

  • Nyeri di dekat tempat infeksi

Penyakit TBC aktif di kotak suara yang berada di luar paru-paru, namun gejalanya lebih mirip penyakit di paru-paru. Umumnya, organ yang terinfeksi TBC aktif di luar paru-paru, yakni:

  • Ginjal

  • Hati

  • Cairan yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang

  • Otot jantung

  • Alat kelamin

  • Kelenjar getah bening

  • Tulang dan sendi

  • Kulit

  • Dinding pembuluh darah

  • Kotak suara, juga disebut laring

Pengobatan TBC

Penyakit Tuberkulosis memang harus segera diobati karena bisa berakibat fatal yakni kematian. Mengutip dari WHO, tahapan pengobatan pertama penyakit Tuberkulosis dengan antibiotik seperti:

  • Isoniazid

  • Rifampisin

  • Pirazinamid

  • Etambutol

  • Streptomisin

Agar penggunaannya efektif, obat antibiotik tersebut perlu diminum setiap hari selama 4-6 bulan. Sangat berbahaya untuk menghentikan pengobatan lebih awal atau tanpa nasihat medis. Hal ini dapat memungkinkan bakteri TB yang masih hidup menjadi kebal terhadap obat.

Jika bakteri TB resisten dan kebal, maka ia perlu menjalani pengobatan lini kedua menggunakan obat TBC paru seperti berikut:

  • Ethionamide atau prothionamide

  • Pyrazinamide

  • Amikacin bisa diganti dengan kanamycin

  • Cycloserine atau PAS

  • Ofloxacin

  • Capreomycin

  • Para-aminosalicylic acid (PAS)

  • Ciprofloxacin

  • Levofloxacin

Vaksin dan Pencegahan Tuberkulosis


Bacille Calmette-Guérin
 (BCG) adalah vaksin untuk penyakit tuberkulosis (TB). Namun, vaksin ini hanya diberikan untuk anak atau orang dewasa yang dianggap memiliki peningkatan risiko terkena TBC.

Vaksin BCG hanya boleh diberikan sekali seumur hidup. Biasanya diberikan dalam bentuk suntikan di lengan kiri atas. 

Vaksin BCG sendiri dibuat dari strain bakteri TBC yang dilemahkan. Karena bakteri dalam vaksin lemah, maka memicu sistem kekebalan untuk melindungi tubuh dari infeksi tetapi tidak akan menyebabkan TBC.

Selain dengan vaksin, WHO juga mempromosikan tindakan pencegahan Tuberkulosis melalui skrining dan pengobatan dini untuk TB aktif, dengan mengatasi komorbiditas dan risiko kesehatan serta determinan sosial dari penyakit tersebut.

Demikian penjelasan seputar penyebab, gejala, hingga langkah pengobatan Tuberkulosis secara lengkap. Penyakit ini memang tidak bisa disepelekan, karenanya jika merasakan gejala awal, kamu harus segera langsung memeriksakannya.

Kamu pun juga tak perlu khawatir karena saat ini pengobatan medis sudah sangat berkembang. Bahkan saat ini sudah hadir berbagai produk bioteknologi yang memungkinkan pengembangan berbagai vaksin penyakit, baik yang sudah lama diketahui maupun yang baru.

Bioteknologi memang semakin membawa banyak manfaat bagi makhluk hidup. Nusantics merupakan perusahaan bioteknologi yang siap memudahkan kamu untuk mengenal lebih dekat dengan microbiome di sekitar kita. Yuk, cek artikel lainnya sekarang!


Referensi:

  • https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20220322/4239560/tahun-ini-kemenkes-rencanakan-skrining-tbc-besar-besaran/

  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/tuberculosis/symptoms-causes/syc-20351250

  • https://www.cdc.gov/tb/topic/basics/howtbspreads.htm.

  • https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/tuberculosis

  • https://www.who.int/activities/preventing-tb

Writer: Nisania Alya

Editor: Agnes Octaviani