• Home
  • Blog

share

Long COVID Ada Hubungannya dengan Ketidakseimbangan Microbiome?

23 May 2022

Long COVID Ada Hubungannya dengan Ketidakseimbangan Microbiome?

Sebuah studi memperlihatkan bahwa komposisi microbiome usus berkaitan kuat dengan gejala long COVID hingga berbulan-bulan setelah seseorang sembuh dari infeksi pertamanya. Hal ini menunjukkan bahwa microbiome usus manusia bisa berperan penting dalam perkembangan long COVID.

Long COVID adalah kondisi yang melibatkan gejala yang berlanjut selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan setelah infeksi awal dengan SARS-CoV-2, yakni virus corona penyebab penyakit COVID-19.

Kelelahan, sesak napas, nyeri dada, kehilangan penciuman, 
brain fog (lambat berpikir), ingatan lemah, rambut rontok, kecemasan, dan sulit tidur adalah beberapa gejala yang paling sering dilaporkan dalam enam bulan setelah terinfeksi awal.

Penelitian yang dimuat di jurnal 
Gut pada 8 April 2021 menghubungkan microbiome usus dengan tingkat keparahan COVID-19. Pasien dengan COVID-19 yang lebih parah cenderung memiliki keragaman microbiome usus yang berkurang. 

Mereka mengalami pengurangan mikroba bermanfaat yang membantu mendukung sistem imun dan pertambahan mikroba patogen penyebab masalah.


Baca Juga: Ketidakseimbangan Microbiome Usus Memperparah COVID-19?

Namun, menurut studi baru di jurnal Gut yang dipublikasikan pada 26 Januari 2022, gejala long COVID tidak terbatas pada penderita COVID-19 yang parah, tapi juga pada pasien dengan gejala ringan, termasuk anak-anak dan remaja.

Penyebab pasti 
long COVID dan mengapa sebagian orang lebih berisiko mengalaminya masih belum diketahui. Ada beberapa kemungkinan, di antaranya respons imun yang berlebihan, inflamasi yang sedang dialami, kerusakan sel, dan efek fisiologis dari penyakit yang parah.

Studi di jurnal 
Cell pun mengidentifikasi empat faktor yang berpotensi terlibat dalam menyebabkan long COVID, yakni diabetes tipe 2, reaktivasi virus Epstein-Barr di tubuh, kehadiran antibodi yang salah menyerang sel seseorang, serta kehadiran RNA virus corona di dalam darah.
 

Manfaat Memiliki Microbiome Usus yang Seimbang

Long COVID Ada Hubungannya dengan Ketidakseimbangan Microbiome


Di studi terbaru, peneliti dari Hong Kong tidak hanya melihat kaitan antara microbiome usus dengan gejala long COVID, tapi juga hubungan antara jenis gejala yang dialami dan keparahan penyakit di awal.

“Penelitian baru ini memperluas observasi, bahwa perubahan komposisi 
microbiome dapat memengaruhi bagaimana kita merespons dalam jangka panjang setelah COVID-19,” kata Mahmoud A. Ghannoum, PhD, profesor dermatologi dan patologi di Amerika Serikat, kepada Healthline.

Peneliti tidak menemukan kaitan antara jumlah virus awal seseorang dengan apakah mereka kemudian mengalami 
long COVID. Mereka juga tidak menemukan kaitan antara microbiome usus dan keparahan penyakit seseorang.

Namun, mereka melihat bahwa orang dengan 
long COVID memiliki perbedaan khusus di microbiome usus mereka daripada individu yang belum pernah terinfeksi virus corona.

Pasien 
long COVID memiliki microbiome usus yang kurang beragam dibanding pasien non-COVID. Setelah enam bulan, penderita long COVID juga memiliki bakteri baik lebih sedikit dan bakteri tidak baik lebih banyak dibanding mereka yang belum pernah terkena COVID-19.

“Kalau kamu punya 
microbiome yang tidak seimbang alias disbiosis, kemungkinan mengalami gejala-gejala tadi akan jauh lebih tinggi,” kata Ghannoum.

Sebaliknya, orang yang tidak mengalami 
long COVID mengalami perubahan lebih sedikit di microbiome usus mereka dan kondisinya akan kembali sepenuhnya dalam enam bulan. 

Baca Juga: Benarkah Punya "Memori" COVID-19 di Tubuh Dapat Meringankan Gejala?

Bahkan, microbiome usus orang yang tidak mengalami long COVID mirip dengan pasien non-COVID.

“Kalau kamu memiliki 
microbiome yang lebih seimbang sejak awal, kamu akan mampu melawan gejala-gejala tadi atau setidaknya sembuh jauh lebih cepat,” jelas Ghannoum. 

Menurut dia, penelitian ini menunjukkan bahwa memiliki 
microbiome seimbang adalah sebuah keuntungan.
 

Kaitan Komposisi Microbiome Usus dengan Gejala Long COVID

Long COVID Ada Hubungannya dengan Ketidakseimbangan Microbiome?


Penelitian menunjukkan bahwa pola microbiome usus yang berbeda bisa berkontribusi terhadap perkembangan gejala long COVID yang berlainan pula. 

Karena itu, 
microbiome berpotensi menjadi wakil untuk memprediksi perkembangan pasca gejala COVID akut tertentu.

Contohnya, peneliti menemukan bahwa mikroba tidak baik tertentu dalam kadar yang lebih tinggi berkaitan dengan gejala pernapasan yang berlanjut. 

Penderita 
long COVID juga memiliki beberapa spesies bakteri yang dikenal baik untuk imunitas dalam kadar yang lebih rendah.

Selain itu, beberapa spesies bakteri tidak baik umum terdapat pada penderita 
long COVID yang menunjukkan performa kurang baik pada tes jalan selama enam menit.

Bagaimanapun, ini adalah studi observasi, jadi tidak dapat menunjukkan apakah gejala 
long COVID adalah hasil dari perubahan microbiome usus atau sebaliknya. 

Selain itu, studi ini berskala kecil dan tidak mengukur faktor lain yang bisa memengaruhi 
microbiome usus seperti diet, gaya hidup, dan pengobatan lain.

“Temuan ini konsisten dengan beberapa hipotesa yang ada bahwa 
long COVID bisa berkaitan dengan sedikit residu virus di bagian tubuh seperti usus yang tidak dapat dijangkau oleh perlindungan antibodi kita,” kata Dr. David Strain, ketua BMA Board of Science Inggris.

Baca Juga: Mengapa Vaksin Bisa Mengurangi Transmisi Virus COVID-19?    

Namun, ia mengingatkan bahwa penelitian tersebut berdasarkan populasi Hong Kong yang memiliki diet yang sangat berbeda dengan populasi Inggris (dan mungkin juga Indonesia) dan telah terbukti memiliki perbedaan substansial dalam spesies microbiome usus yang dominan.

Ilmu pengetahuan seiring waktu akan terus bertambah dan berinovasi. Jadi, suatu saat pasti kita akan menemukan jawaban pasti dari korelasi 
long COVID dan ketidakseimbangan microbiome, ya.

Buat kamu yang masih mau baca artikel menarik lainnya tentang 
microbiome, COVID-19, atau kesehatan usus, yuk kunjungi Nusantics Blog!

Referensi:

Writer: Fitria Rahmadianti

Editor: Serenata Kedang