• Home
  • Blog

share

Ini yang Terjadi pada Microbiome saat Pasangan Berciuman

28 Jul 2022

Ini yang Terjadi pada Microbiome saat Pasangan Berciuman

Saat berciuman, apakah pasangan selalu “berbagi” mikroorganisme patogen? Apakah berciuman bisa berdampak positif bagi microbiome kita?

Menurut website Copan USA, hewan yang membentuk kelompok sosial seperti manusia berbagi patogen dan parasit melalui kontak dekat, seperti saat berciuman.

Namun, kebanyakan bakteri yang kita bagikan saat berciuman ternyata bermanfaat, bahkan membantu memperkuat metabolisme dan imunitas, lho.

Ciuman bisa berkembang sebagai bentuk vaksinasi melawan mikroba berbahaya. Manusia bisa membawa banyak patogen kronis yang bisa melukai janin di rahim.

Banyak ilmuwan percaya bahwa salah satu manfaat penting dari ciuman romantis adalah agar ibu bisa terekspos mikroba ayah yang berpotensi berbahaya dan mengembangkan imunitas terhadapnya sebelum kehamilan. Menarik, ya?

Selain itu, menurut sebuah artikel di jurnal Frontiers in Nutrition, hubungan romantis juga berkaitan dengan meningkatnya keragaman microbiome usus dan beragam manfaat kesehatan.

Sebab, seperti kita ketahui, kurangnya keragaman microbiome berhubungan dengan obesitas, penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan gangguan peradangan.

Baca Juga: Microbiome dan Diabetes, Adakah Hubungannya?

Ciuman Membuat Microbiome Pasangan Mirip

ciuman membuat microbiome mirip

Menurut penelitian di jurnal Scientific Reports, pasangan yang tinggal bersama – terutama yang memiliki hubungan dekat – menunjukkan microbiome yang lebih beragam dibanding orang yang tinggal sendiri.

Bahkan, pasangan memperlihatkan microbiome usus yang lebih mirip dibanding dengan kakak-adik. 

Hal ini menandakan bahwa hubungan romantis memberi pengaruh kuat terhadap microbiome usus, bahkan bisa jadi lebih kuat daripada genetik dan lingkungan di awal kehidupan yang sama antara saudara sedarah. 

Ada beberapa spekulasi terkait mekanisme yang mengaitkan hubungan romantis dengan microbiome, yakni:

1. Melalui ciuman

Mikrobiota di permukaan lidah tampak lebih mirip pada pasangan dibanding pada individu yang tidak berhubungan. 

Tentu saja, mikrobiota air liur makin mirip lagi pada pasangan yang lebih sering berciuman.

2. Melalui lingkungan yang sama dan kontak kulit langsung

Pasangan yang tinggal bersama memperlihatkan microbiome kulit yang mirip, terutama di kaki, yang mencerminkan kumpulan debu.

3. Melalui kesamaan perilaku

Kecocokan perilaku bisa berakibat pada kesamaan diet, olahraga, kebiasaan tidur, merokok, dan konsumsi alkohol pada pasangan.

Baca Juga: Pengaruh Alkohol Bagi Microbiome Tubuh

Penelitian tentang Ciuman dan Microbiome

penelitian tentang ciuman dan microbiome

Poin pertama alias kemiripan microbiome pada pasangan akibat berciuman dikuatkan oleh sebuah penelitian di jurnal Microbiome.

Lebih dari 600 spesies bakteri tinggal di mulut manusia, melapisi gigi, lidah, dan bagian dalam pipi, meski persentasenya kecil dibanding 100 triliun mikroorganisme yang tinggal di tubuh manusia.

Beberapa bakteri tersebut “berenang” bebas di air liur dan dengan mudah tersebar melalui ciuman intim. Karena pertukaran jutaan bakteri tersebut, microbiome mulut pasangan makin mirip.

Penelitian tadi melibatkan 21 pasangan di Amsterdam, Belanda. Mereka mengisi survei mengenai kebiasaan ciuman mereka dan memberikan sampel ludah sebelum dan setelah ciuman selama 10 detik.

Lalu, tiga pasangan dipilih untuk mengikuti eksperimen kedua. Salah seorang dari pasangan meminum minuman yoghurt probiotik lalu mencium pasangan mereka. Setelah itu, peneliti mengambil sampel air liur dari pasangan-pasangan tersebut sebelum dan setelah berciuman.

Ternyata, pasangan yang berciuman minimal rata-rata sembilan kali sehari atau berciuman dalam kurun waktu 1 jam 45 menit lalu memiliki microbiome mulut yang sangat mirip. 

Hasil penelitian tersebut sejalan dengan studi sebelumnya di jurnal eLife bahwa orang yang tinggal bersama cenderung memiliki mikroba bawaan yang mirip dibandingkan dengan orang asing, terutama di kulit.

Pada tiga pasangan yang meminum yoghurt, peneliti mengukur transfer bakteri dengan melihat jejak bakteri probiotik yang tidak biasanya ditemukan dalam jumlah banyak di mulut.

Berdasarkan konsentrasi bakteri tersebut pada partisipan yang tidak mengonsumsi minuman probiotik, peneliti memperkirakan bahwa ciuman selama 10 detik bisa mentransfer hingga 80 juta bakteri!

“Bakteri mulut membentuk lapisan pelindung dan membantu melindungi kita dari mikroorganisme penyebab penyakit,” kata Remco Kort, salah satu peneliti, kepada Healthline.

Baca Juga: Benarkah Cahaya Matahari Meningkatkan Bakteri Baik di Usus dan Vitamin D?                                            

Lapisan tersebut disebut biofilm yang menempel ke permukaan padat di mulut. Bakteri yang akan menyerang harus menembus biofilm yang elastis sebelum bisa mencapai jaringan yang rentan di mulut.

Menurut Kort, transfer bakteri sebenarnya adalah hal yang baik. “Kamu jadi terekspos ke banyak bakteri dan mendapat spesies tambahan. Secara umum, dalam mikrobiologi, semakin banyak kamu memiliki spesies bakteri, semakin kamu membangun resistensi. Dari sudut pandang ini, berciuman itu sehat,” kata Kort.

Jadi, selama kondisi kamu dan pasanganmu sehat, berciuman itu baik untuk fisik dan mental. Namun, kalau sedang sakit, sebaiknya jangan berciuman dulu, ya, karena bisa menularkan penyakit. Oke?

Ternyata, banyak sekali hal menarik terkait microbiome tubuh kita, ya. Jika kamu masih mau baca lebih banyak tentang hal ini, yuk simak artikel lainnya hanya di Nusantics Blog.

Referensi:

Writer: Fitria Rahmadianti

Editor: Serenata Kedang