logo-dark
logo-dark

Beranda

Berita

Benarkah Pola Makan Pengaruhi Kesehatan Kulit? Simak Hasil Riset Nusantics!

Berita

Benarkah Pola Makan Pengaruhi Kesehatan Kulit? Simak Hasil Riset Nusantics!

July 22, 2021

Share

blog-image

Jakarta, 26 April 2021. Selama satu tahun manusia telah dihadapkan pada pandemi, banyak sekali perubahan dan adaptasi kebiasaan baru yang dilakukan. Mulai dari cara bekerja, bersosialisasi, menjalankan kehidupan sehari-hari, hingga menggeluti hobi. Mau tidak mau, pandemi mengubah persepsi dan pola pikir kita bahwa kesehatan merupakan prioritas utama yang harus dilakukan agar imunitas tetap terjaga. Selain itu, intensitas penggunaan masker yang tinggi menyebabkan sejumlah masalah kulit di area sekitarnya.

Melihat pentingnya kebutuhan untuk menjaga imunitas dan kesehatan, Nusantics bekerjasama dengan Burgreens untuk meneliti pola makan bervariasi dan hubungannya dengan kesehatan kulit. Setelah merancang desain utama PCR untuk mendeteksi COVID-19 bersama BPPT dan Biofarma tahun lalu,
startup bioteknologi ini menemukan fakta menarik dari hasil penelitian yang dilakukan bersama dengan perusahan plant-based food chain tersebut.

Penelitian dilakukan kepada kurang lebih 166 orang dengan rentang usia 25 - 35 tahun. Adapun sampel penelitian dibagi menjadi 2 jenis, yaitu kriteria kelompok orang yang memiliki pola makan bervariasi dengan mengonsumsi lebih dari 8 jenis sayuran, buah dan protein (nabati & hewani) per hari dan kelompok orang yang mengonsumsi kurang dari 8 jenis makanan yang disebutkan per hari.


Revata Utama selaku co-founder dan CTO Nusantics mengatakan, “Kesempatan untuk meneliti kelompok manusia dengan pola makan yang berbeda ini sungguh luar biasa. Dengan penelitian ini, kita bisa mendapat insight baru mengenai pentingnya menjaga pola makan yang bervariasi demi kesehatan tubuh kita."

Microbiome adalah kumpulan mikroorganisme yang terdiri dari bakteri, jamur, virus, dan archaea yang hidup di tanah, air, udara, serta pada lebih dari 50% tubuh manusia. Microbiome yang hidup pada organ dan kulit manusia, sedikit banyak menunjukan kesehatan dan imunitas kulit. Maka penting untuk mengetahui sejauh mana gaya hidup dan pola makan memengaruhi keseimbangan dan keberagaman mereka. 

Hasil penelitian menunjukan bahwa, kelompok orang yang menerapkan pola makan bervariasi baik dari sumber nabati dan hewani dengan durasi minimal 6 bulan memiliki kondisi kulit yang lebih tangguh terhadap serangan penyakit. Sedangkan sisanya, yaitu yang mengonsumsi variasi makanan nabati kurang dari 8 jenis per hari, cenderung rentan terhadap gangguan imunitas dan penyakit kulit seperti jerawat, mudah iritasi, dan kemerahan. 


Founder Burgreens, Max Mandias juga menambahkan, “Semoga hasil penelitian ini bisa membuka mata anak muda untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan kesehatan dengan menerapkan pola makan yang lebih sehat serta lebih berorientasi pada sumber nabati.”

Dari hasil penelitian tersebut, kita juga dapat melihat fakta bahwa makanan yang kita konsumsi sangat memengaruhi kondisi
microbiome usus, kesehatan secara umum, dan imunitas kulit. Nusantics percaya bahwa, kondisi microbiome dapat tetap terjaga apabila kita mengubah pola makan menjadi lebih bervariasi dengan memperbanyak konsumsi dari sumber nabati seperti gado-gado, pecel, rujak, urap, dan sejenisnya. Sumber makanan nabati dengan berbagai olahan yang lezat dan kekinian juga sudah dapat ditemukan di pasaran, salah satunya Burgreens yang menjadi pioner dalam industri plant-based food chain.

Untuk mendapatkan informasi mengenai kondisi microbiome kulit seperti dalam penelitian tersebut, Nusantics menyediakan layanan Biome Scan, yaitu analisa profil microbiome kulit pertama di Indonesia. Layanan analisa profil microbiome tersebut bisa didapatkan di Nusantics Hub, Senopati Jakarta. Sebagai perusahaan berbasis bioteknologi, Nusantics juga tengah mengembangkan riset untuk menganalisa kondisi microbiome di air, tanah, dan udara yang dapat dimanfaatkan untuk memahami kondisi lingkungan dan langkah yang harus diambil untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.

Tentang Nusantics

Nusantics adalah perusahaan genomics technology yang berdiri pada 2020 dengan visi menjaga biodiversity atau keanekaragaman hayati demi masa depan alam dan manusia yang berkelanjutan. Dengan kapabilitas di bidang riset dan teknologi microbiome, saat ini Nusantics memberikan layanan yang berorientasi pada skin microbiome bagi konsumen (B2C) dan jasa riset dan diagnostik bagi lembaga atau korporasi (B2B). Nusantics adalah pioneer dalam layanan analisa profil microbiome kulit di Indonesia melalui layanan Biome Scan, yang dilengkapi dengan rangkaian produk skincare ramah microbiome, Biome Beauty. Nusantics juga merupakan salah satu perusahaan nasional yang tergabung dalam gugus tugas penanggulangan pandemi CoVid-19 dan dipercaya oleh BPPT untuk merancang desain utama purwarupa qPCR test kit COVID-19 berbasis strain virus lokal. Saat ini test kit CoVid-19 tersebut sudah diproduksi dan didistribusi oleh Biofarma secara nasional.

Informasi lebih lanjut tentang Nusantics tersedia di
https://www.nusantics.com/

Media Kontak
Ike Yuningsih
Marcomm & PR Manager Nusantics

ike@nusantics.com

logo-dark
logo-dark

The most established precision molecular diagnostics company in Indonesia

Temui Kami

Senin - Jumat: 9 a.m. - 6 p.m.

i3L Campus @ Lvl. 3
Jl. Pulomas Barat No.Kav.88, RT.4/RW.9, Kayu Putih, Pulo Gadung,
Jakarta Timur 13210

Contact Us

hello@nusantics.com

+62 (21) 509 194 30

Copyright © 2024 PT Riset Nusantara Genetika, PT Nusantara Butuh Diagnostik. All Rights Reserved.Kebijakan Privasi

logo-dark
logo-dark

© 2024 PT Riset Nusantara Genetika.

Kebijakan Privasi