• Home
  • Blog

share

Alkohol pada Skincare, Bahaya untuk Microbiome Kulit

14 Feb 2022

Alkohol pada Skincare, Bahaya untuk Microbiome Kulit

Kulit manusia ditinggali oleh beragam mikroorganisme seperti bakteri, virus, ragi, jamur, dan archaea, yang disebut juga sebagai microbiome. Microbiome kulit ini menciptakan lapisan penghalang yang menjaga kesehatan kulit dan menjadi barisan pertahanan tubuh dari gangguan eksternal. Namun, aplikasi produk kosmetik bisa mengubah keseimbangan microbiome kulit, lho.

Bukti-bukti yang dirangkum di jurnal
Scientific Reports menunjukkan bahwa polutan, ftalat, dan zat kimia lain yang ada di produk kosmetik bisa  mencampuri sistem neuroendokrin kulit (berkaitan dengan sistem yang memproduksi zat seperti hormon yang dihasilkan neuron atau sel). 

Seperti usus, kulit juga dianggap sebagai organ neuroendokrin yang berinteraksi secara konstan dengan lingkungan dan
microbiome yang menghuninya.

Menurut penelitian di
American Journal of Clinical Dermatology, penggunaan produk kebersihan, pelembap, produk berminyak antipenuaan, sabun, sampo, dan lotion bisa mengubah lapisan lipid yang melindungi kulit dan memengaruhi keragaman microbiome yang mendiami kulit.

Proses negatif tersebut bisa dikaitkan dengan banyak faktor, salah satunya aktivitas residu dari pengawet di kulit karena zat tersebut tetap aktif di produk setelah diaplikasikan ke kulit. Pengawet bisa berinteraksi dengan mikroba yang ada di kulit dan mengubah keseimbangan populasi bakteri, meski hal ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.


Baca Juga: Pengaruh Skin Microbiome Terhadap Penuaan, Jerawat, dan Masalah Kulit Lainnya


Bagaimana dengan Alkohol?


bagaimana dengan alkohol


Alkohol adalah senyawa berbahan dasar karbon yang mengandung OH atau kelompok hidroksil. Jenisnya bermacam-macam. Namun, saat berbicara tentang alkohol di produk perawatan kulit, biasanya yang dimaksud adalah etanol.

Etanol (etil alkohol, SD alkohol, atau alkohol denat) kebanyakan adalah jenis yang sama dengan di minuman beralkohol. Alkohol denat -- kependekan dari alkohol denaturasi, atau biasa tertulis di daftar komposisi
skincare sebagai SD (specially denatured) alcohol – adalah etanol dengan sedikit campuran bahan lain (misalnya minyak pinus atau metanol) agar tidak bisa diminum.
 

Fungsi Alkohol dalam Skincare


fungsi alkohol dalam skincare


Alkohol sering digunakan dalam kosmetik dan produk perawatan kulit karena memiliki beberapa manfaat, di antaranya…


1. Melarutkan bahan-bahan


Etanol dapat melarutkan bahan-bahan yang tidak dapat dilarutkan oleh air. Beberapa bahan aktif di produk perawatan kulit terlalu berminyak (nonpolar) untuk bisa larut dalam air, tapi etanol dapat melarutkannya. Salah satu contohnya adalah asam salisilat (asam beta-hidroksi).

Banyak produk
skincare menggunakan glikol (propanediol, propilen glikol) sebagai pelarut. Namun, jenis alkohol ini tidak mudah menguap sehingga dapat meninggalkan tampilan mengilat di kulit.


2. Mengekstrak bahan tanaman


Karena kemampuan melarutkannya dibanding air, etanol sering digunakan untuk membantu mengekstrak bahan dari tanaman.


3. Bahan pembersih


Dulu, toner dan make up remover terkadang menggunakan alkohol untuk membantu menghilangkan lipid, minyak, dan wax dari kulit. Alkohol juga dapat digunakan untuk menyiapkan kulit untuk perawatan seperti peeling.


4. Pengawet


Alkohol dalam konsentrasi tinggi bisa digunakan sebagai pengawet, meski kini sudah jarang dilakukan.


5. Meningkatkan aplikasi ke kulit


Kemampuan etanol untuk menguap dengan cepat membantu formula skincare menyebar dan mengering dengan cepat serta memberikan efek dingin. Etanol sering digunakan dalam sunscreen untuk membuat teksturnya lebih ringan.


6. Meningkatkan penetrasi ke kulit


Etanol membantu beberapa bahan aktif seperti retinol dan vitamin C meresap ke kulit lebih dalam. Alkohol juga dapat meningkatkan efektivitasnya dalam konsentrasi yang lebih tinggi.

Baca Juga: Dampak Pembersih Wajah pada Skin Microbiome


Alkohol yang Baik dan Buruk untuk Kulit


alkohol yang baik dan buruk untuk kulit


Pernah mendengar bahwa alkohol kurang baik bagi kulit? Ada benarnya, tapi tidak semua jenis alkohol seperti itu, lho. Yuk, kenali jenis alkohol yang baik dan buruk bagi kulit!


Alkohol yang Berefek Buruk


Jenis alkohol dalam skincare atau make up yang mengeringkan kulit adalah SD alcohol, alkohol denaturasi, atau terkadang alkohol isopropil. Jenis alkohol yang gampang menguap ini memberikan hasil akhir yang cepat kering, menghilangkan minyak dari kulit dengan cepat, dan terasa ringan di kulit.

Inilah yang membuatnya menarik, terutama bagi pemilik kulit berminyak. Namun, kelebihan jangka pendek ini harus dibayar dengan konsekuensi jangka panjang.

Kalau kamu melihat jenis alkohol ini di enam urutan pertama daftar komposisi di label
skincare, hati-hati dengan efeknya pada kulitmu. Menurut ahli dermatologi Debra Jaliman MD, alkohol tersebut tidak baik untuk semua jenis kulit. 

Akibatnya, kulit menjadi kering, permukaan
microbiome kulit dan lapisan penghalang kulit terganggu, serta muncul masalah pada cara kulit memperbaharui diri. Intinya, menurut Jaliman, alkohol bisa melemahkan kulit.


Alkohol yang Berefek Baik


Selain itu ada pula jenis alkohol lemak (fatty alcohol) yang tidak mengiritasi dan bahkan bisa bermanfaat bagi kulit. Di label, biasanya tertulis sebagai cetyl alcohol, stearyl alcohol, dan cetearyl alcohol

Semuanya adalah bahan yang bagus untuk kulit kering, dan dalam jumlah sedikit juga baik untuk jenis kulit apapun karena memberikan tekstur yang menyenangkan dan menjaga bahan-bahan tetap stabil dalam produk
skincare.

Beberapa jenis alkohol juga berefek baik sebagai pengawet di produk perawatan kulit. Menurut penelitian di jurnal
Scientific Reports, kombinasi beberapa bahan yang melibatkan kaprilil glikol (turunan alkohol dari asam kaprilik, biasa ditemukan di minyak kelapa dan kelapa sawit) paling cocok untuk memulihkan disbiosis (ketidakseimbangan microbiome).

Selain itu, campuran beberapa pengawet di antaranya benzil alkohol, sodium benzoat fenoksietanol, kaprilil glikol, dan heksanediol paling tepat digunakan untuk produk topikal di kulit dan kulit kepala. Sebab, kombinasi tersebut diperlukan untuk menjaga eubiosis (keseimbangan
microbiome). 


Mengapa Alkohol Bisa Merusak Kulit?


mengapa alkohol bisa merusak kulit


Bagi kulit berminyak, produk berbahan dasar alkohol memang menarik karena bisa memberikan hasil matte secara langsung. Ironisnya, kerusakan kulit yang diakibatkan oleh alkohol bisa menambah jerawat dan pori besar! Bahkan, menurut Jaliman, alkohol juga bisa membuat kulit makin berminyak.

Walau alkohol meningkatkan penyerapan bahan aktif ke kulit, alkohol juga merusak permukaan kulit dan zat yang menjaga kesehatan kulit dalam jangka panjang.

Alkohol membahayakan permukaan protektif kulit, menghilangkan senyawa vital yang dibutuhkan untuk kulit yang sehat, dan memperburuk kulit berminyak. Intinya, menurut Jaliman, alkohol mendukung penuaan kulit. 


Baca Juga: Awas, Pilihan Skincare Kamu Berpotensi Merusak Lingkungan!


Benarkah Alkohol dalam Skincare Seberbahaya Itu?


Namun, menurut Michelle, ahli kimia dari Lab Muffin Beauty Science, hasil-hasil penelitian tentang efek mengerikan alkohol terhadap kulit berasal dari studi in vitro yang melibatkan sel dan sampel kulit yang diisolasi. Menurut dia, ini berbeda efeknya dengan menggunakan skincare langsung di kulit.

Beberapa alasannya adalah…

  • Konsentrasi alkohol harus cukup tinggi untuk bisa menembus stratum corneum (lapisan penghalang di kulit) dan memengaruhi sel kulit
  • Etanol yang digunakan di kulit secara langsung akan cepat menguap, sedangkan wadah tertutup yang digunakan di studi in vitro membuat alkohol tidak dapat menguap
  • Jika dibandingkan dengan penggunaan hand sanitizer yang mengandung 60-100% etanol, kandungan etanol pada sunscreen dan pelembap wajah hanya 5-10%. Lagipula hand sanitizer digunakan berulang kali dalam sehari dan biasanya tidak mengandung emollient (pelembut kulit). Berbeda dengan skincare.

Kesimpulannya, alkohol dalam skincare dan kosmetik memang berefek pada keseimbangan microbiome kulit. Namun, tidak semua jenis alkohol buruk untuk kulit. Kamu bisa mengecek lagi label skincare sebelum menggunakannya untuk mengetahui apakah kulitmu cocok dengan produk tersebut atau tidak.

Sebagai solusi, Nusantics menawarkan rangkaian microbiome skincare Biome Beauty yang pastinya ramah microbiome dan lingkungan, menggunakan hanya bahan-bahan alami, dan tidak mengandung bahan berpotensi berbahaya. 

Microbiome skincare ini tentu aman digunakan bagi segala jenis kulit, hanya saja kamu harus tahu lebih dahulu apa jenis kulitmu dan bahan apa saja yang cocok dengan kulitmu. Kamu bisa mengeceknya dengan Biome Scan. Segera daftar, ya!

Referensi

Writer: Fitria Rahmadianti

Editor: Serenata Kedang