Blog
Riset tentang Microbiome sudah Diterapkan di Bidang Mana Saja?
December 09, 2024 by Fitria Rahmadianti
Share
Penelitian tentang microbiome yang berfokus terhadap perilaku, interaksi, dan fungsi komunitas mikroba dalam lingkungan tertentu telah banyak berkembang dalam 15 tahun terakhir. Manfaatnya telah dirasakan di banyak bidang, lho. Microbiome tidak hanya ada di tubuh manusia, tapi juga di semua ekosistem dan terdiri dari komunitas mikroba yang beragam. Gangguan pada microbiome membawa fenotipe yang tidak diinginkan pada inangnya, sehingga menghasilkan penyakit dan gangguan serta merusak keseimbangan ekosistem terkait.
Seperti tercantum di Biotechnology Journal, pada kondisi homeostasis atau komposisi microbiome seimbang, baik manusia, hewan, maupun tanaman akan mengalami kesehatan optimum, kebugaran tinggi, pertumbuhan yang cepat, serta produktivitas dan kesuburan yang tinggi. Sebaliknya, pada kondisi dishomeostasis di mana keragaman microbiome berkurang atau meningkat serta proporsi berubah, manusia, hewan, maupun tanaman bisa mengalami penyakit atau gangguan, kebugaran yang rendah, pertumbuhan yang lambat, serta produktivitas dan kesuburan yang rendah. Nah, rekayasa microbiome bisa digunakan untuk memodifikasi struktur mikrobiota dan mengembalikan keseimbangan ekologis atau kondisi homeostasis.
Baca Juga: Teknologi Masa Depan: Modifikasi Genetik, Kloning, dan Lainnya
Ahli biologi molekuler meneliti bagaimana organisme hidup berfungsi. Lalu, mereka menerapkan pengetahuan tersebut di bidang bioteknologi, menggunakan sistem biologis untuk mengembangkan aplikasi baru atau menghasilkan produk baru. Berikut beberapa contoh penerapan bioteknologi di bidang medis, industri, agrikultur, dan lingkungan.
Rekayasa microbiome tampaknya paling luas diterapkan pada microbiome manusia. Ini karena adanya potensi manipulasi mikrobiota pada manusia untuk mengobati penyakit. Microbiome manusia ternyata memengaruhi fisiologi inang, lho. Komposisinya pun memiliki kaitan dengan penyakit dan gangguan seperti diabetes dan kanker.
Penelitian bioteknologi telah menghasilkan penemuan dan perkembangan banyak obat-obatan penting untuk mengatasi beragam penyakit dan gangguan pada manusia. Berikut beberapa contoh penerapan riset tentang microbiome di bidang medis:
Baca Juga: Mengenal CRISPR/Cas9, Sistem Imun Bakteri yang Bisa Bantu Ilmuwan Edit DNA
Seperti tertulis di website Future Learn, manusia sudah memanfaatkan mikroba untuk produksi pangan selama berabad-abad, jauh sebelum kita tahu organisme tersebut ada. Bakteri asam laktat (LAB) digunakan untuk menghasilkan keju, yoghurt, kefir, dan kimchi, sedangkan ragi Saccharomyces dipakai untuk membuat roti, bir, cider, dan wine. Ada juga bakteri asam asetat (AAB) untuk membuat cuka secara tradisional.
Populasi manusia terus bertambah, jadi kita perlu menghasilkan makanan yang cukup untuk semua orang. Beberapa mikroba berdampak negatif pada agrikultur dengan menyebabkan penyakit pada tanaman dan ternak. Namun, kita bisa menggunakan mikroba lain yang bermanfaat untuk meningkatkan ketersediaan pangan.
Seperti microbiome manusia, microbiome hewan terdiri dari komunitas-komunitas mikroba yang beragam. Komposisi mikrobiota juga berkaitan dengan pertumbuhan dan kesehatan inangnya. Antibiotik umum digunakan pada hewan ternak untuk mencegah infeksi bakteri dan mendorong pertumbuhan hewan. Namun, pemberian antibiotik menyebabkan munculnya bakteri yang tahan antibiotik dan meningkatkan kekhawatiran akan sisa antibiotik di produk daging. Karena itu, rekayasa microbiome ternak menggunakan enzim, prebiotik, dan probiotik di pakan ternak untuk mengubah komposisi mikrobiota bisa jadi alternatif untuk meningkatkan kesehatan hewan di industri peternakan hewan. Jenis probiotik dominan yang digunakan adalah Lactobacillus, Bifidobacteria, Bacillus, Enterococcus, dan Saccharomyces boulardii.
Microbiome tanah merujuk pada komunitas mikroba di lapisan rhizosphere (sekitar akar tanaman) dan paling dipengaruhi oleh praktik manajemen agrikultur. Dengan merekayasa microbiome tanah, komunitas mikroba tanah yang lebih beragam dan seimbang bisa dicapai demi kesehatan tanah dan kesuburan tanaman yang lebih baik.
Cara pertama adalah melalui pertanian organik. Metode ini meningkatkan keragaman, siklus biologis, serta aktivitas biologis microbiome tanah melalui penggunaan pupuk dan herbisida kimiawi secara minimal. Dibanding tanah yang diberi pupuk kimiawi, penggunaan pupuk organik dalam jangka panjang dapat meningkatkan kekayaan dan mengubah struktur microbiome tanah.
Cara kedua adalah mengubah penggunaan lahan. Perubahan signifikan dalam struktur dan fungsi microbiome tanah bisa terjadi dengan pergantian vegetasi. Misalnya, microbiome tanah berubah ketika hutan hujan dikonversi menjadi lahan sawit di Asia Tenggara.
Ada beberapa penerapan bioteknologi lain dalam agrikultur tanaman, yakni:
Baca Juga: Apa Itu Genetic Diversity dan Mengapa Itu Penting?
Untuk mengatasi masalah perubahan iklim, kita sangat memerlukan alternatif bahan bakar fosil. Salah satunya adalah dengan menggunakan mikroba fotosintesis seperti algae and cyanobacteria untuk membuat bahan bakar hayati. Keduanya bisa ditanam di kolam terbuka atau fotobioreaktor (menggunakan sumber cahaya buatan) serta diberi CO2 dan zat nutrisi lain untuk mendukung fotosintesis. Komponen sel bisa diekstrak untuk membuat biodiesel (dari lipid) atau bioethanol (dari karbohidrat, dengan bantuan Saccharomyces).
Mikroba juga memiliki kemampuan metabolik yang sangat luas. Beberapa mikroba bisa mengurai dan menghilangkan racun dari polutan seperti minyak bumi atau pestisida dan dapat digunakan di bioremediasi (penggunaan mikroorganisme untuk mengurangi polutan di lingkungan). Beberapa mikroba bahkan bisa memecah plastik.
Penelitian yang berkelanjutan di bidang mikrobiologi akan menghasilkan pemahaman yang lebih baik akan fungsi mikroba. Hal ini juga memungkinkan kita mengatasi ancaman global seperti perubahan iklim, polusi, kekurangan pangan, resistensi antimikroba, dan kemunculan penyakit menular.
Gimana, seru banget ya baca-baca informasi tentang microbiome? Kalau kamu masih mau baca artikel menarik lainnya tentang riset microbiome atau bidang teknologi lainnya, yuk mampir ke Nusantics Blog!
Referensi:
Fresh Articles
The most established precision molecular diagnostics company in Indonesia
Find Us
Mon - Fri: 9 a.m. - 6 p.m.
i3L Campus @ Lvl. 3
Jl. Pulomas Barat No.Kav.88, RT.4/RW.9, Kayu Putih, Pulo Gadung,
Jakarta Timur 13210
Contact Us
hello@nusantics.com
+62 (21) 509 194 30
Copyright © 2024 PT Riset Nusantara Genetika, PT Nusantara Butuh Diagnostik. All Rights Reserved.Privacy Policy
© 2024 PT Riset Nusantara Genetika.
Privacy Policy