• Home
  • Blog

share

Yuk, Kenali Ragam Jenis Vaksin yang Ada di Indonesia!

6 Jan 2021

Yuk, Kenali Ragam Jenis Vaksin yang Ada di Indonesia!

Pandemi Covid-19 sudah berlangsung satu tahun lebih. Tentu, para peneliti berusaha maksimal dalam waktu singkat untuk menemukan solusi yang bisa mengalahkan wabah virus yang satu ini. Belakangan, beberapa merek vaksin sudah mulai didistribusikan. 

Beberapa di antaranya yang masuk ke Indonesia ialah Vaksin Sinovac, Vaksin AstraZeneca, dan Vaksin Pfizer/BioNTech dan Moderna. 

Lantas, apa perbedaan dari ketiga vaksin ini? Yuk, simak penjelasannya di bawah ini.

 

Perbedaan Vaksin di Indonesia yang Bisa Kamu Pilih


Eits, sebelum menyimak apa saja perbedaannya, kita samakan persepsi dulu, ya. Mari, buat analogi supaya kamu bisa lebih mudah memahami penjelasan Nusantics Blog.

Anggap saja, badan kamu adalah sebuah “kampung”, yang punya sel imun sebagai “penduduk kampung”, dan virus COVID-19 adalah “penjahat kelas berat atau kelas kakap.”

 

1. Vaksin Sinovac


Vaksin Sinovac berasal dari China dan bekerja sama dengan PT Bio Farma. Vaksin Sinovac menggunakan teknologi “lama” yang sudah terbukti berhasil selama puluhan tahun.

Bila dianalogikan, cara kerja vaksin ini “membunuh” si virus (penjahat kelas kakap), lalu dipresentasikan ke sel imun tubuh. Dengan begini, “penduduk kampung” jadi selalu ingat dengan musuh yang satu ini. 
Hm, mirip teknik mafia, ya?
 

2. Vaksin AstraZeneca


Vaksin yang satu ini dikembangkan oleh farmasi raksasa Inggris AstraZeneca dan Universitas Oxford. Vaksin AstraZeneca menggunakan teknologi yang memanfaatkan adenovirus, di mana kode gen protein spike dibawa ke human cell. Aduh, gimana, gimana?

Nah, bila dianalogikan, vaksin seperti Sinovac di atas menerapkan metode “konvensional”, di mana “penjahat kelas kakap” dibunuh dan ditunjukkan langsung ke satu kampung.

Tapi berbeda dengan vaksin adenovirus. Vaksin ini justru memanfaatkan penjahat kelas teri atau maling ayam untuk membuat kaget satu kampung.

Penjahat kelas teri akan “dimodifikasi”, seperti tangannya yang disambung dengan tangan penjahat kelas kakap, lengkap dengan senjatanya, lalu disebar ke satu kampung.

Kalau kamu yang jadi “penduduk kampung” atau sel imunnya, sudah pasti akan siap perang, kan?

 

3. Vaksin Pfizer/BioNTech dan Moderna


Vaksin Pfizer/BioNTech merupakan hasil kerja sama antara Amerika Serikat dan Jerman. Sedangkan Moderna adalah vaksin yang berasal dari Amerika Serikat.

Kedua jenis vaksin ini menggunakan teknologi yang sama, yakni mRNA atau 
messenger RNA. 

Jika dianalogikan, vaksin yang satu ini cukup mengirimkan “upeti” berupa secuil bagian tubuh penjahat yang khas atau unik. Misalnya, bagian kepala si “penjahat kakap.” Sehingga, ketika “penduduk kampung” melihat ada yang memiliki bagian kepala yang sama, bisa langsung “dibasmi.”
 

Jadi, Kamu Tim yang Mana?


Nah, setelah mengetahui perbedaan ketiga jenis vaksin yang akan masuk Indonesia di atas, apakah kamu sudah tahu mau ship alias memilih vaksin yang mana? 

Apapun jenis vaksin yang kamu pilih, pastinya semua jenis vaksin di atas sudah melalui tahap uji coba dan diteliti sebaik mungkin, ya. Penuhi dosis yang dianjurkan, misalnya dua kali atau tiga kali suntik.

Perlu diingat juga, vaksin tidak membuat kamu jadi 100% kebal dari serangan si penjahat kakap alias virus, ya. Namun, vaksin bisa membuat imun tubuh kamu jadi lebih kuat dan lebih siap “perang” apabila si penjahat kakap tadi betul-betul masuk ke dalam tubuh.

 

Adakah Solusi Lain yang Tidak “Seram”?

solusi yang tidak seram


Karena tergolong masih baru sekali, sebetulnya masih banyak orang yang belum mau diberikan vaksin Covid-19. Apakah kamu termasuk salah satu di antaranya?

Well, kalau kamu di tim ini, mungkin sekarang sudah saatnya kamu mulai berteman dengan sains dan mempelajari The Wonder of Microbes!

Kamu tentu pastinya sudah 
aware kan, dengan kerusakan lingkungan yang terjadi di sekitar saat ini? Karena itu, dunia kita dan dunia alam liar jadi main dekat, nih. Artinya, paparan virus berbahaya juga bisa jadi lebih dekat. 

Dengan mempelajari 
microbiome dan sains, mungkin di masa depan kita jadi bisa menemukan cara agar si “penjahat kelas kakap” dapat hidup harmonis dengan “penduduk kampung.” 

Mungkin saja, si penjahat hanya butuh jodoh? Atau mungkin hanya butuh asupan buah? Atau mungkin hanya butuh jalan-jalan? 
Who knows?!

Yuk, saatnya kita normalkan pendidikan sains bagi seluruh rakyat Indonesia! Tidak usah bingung mau cari materi pelajaran yang mudah dan simple di mana. Kamu bisa cek artikel-artikel informatif di Nusantics Blog atau ikuti Instagram-nya saja. 

Semoga kita semua sehat selalu, ya!

Writer: Sharlini Eriza Putri

Editor: Serenata Kedang