• Home
  • Blog

share

Ungkapan "You Are What You Eat", Mitos atau Fakta?

1 Dec 2020

Ungkapan "You Are What You Eat", Mitos atau Fakta?

Mungkin ketika sedang berselancar di jagat maya, kamu akan menemukan quotes satu ini, apalagi ketika sedang mencari informasi terkait diet dan gaya hidup sehat. Apakah kata-kata ini memang benar atau hanyalah mitos?
 

Microbiome di Sistem Pencernaan

microbiome di sistem pencernaan


Cara kerja tubuh manusia memang rumit, bahkan hingga saat ini masih ada bagian dari tubuhmu yang fungsi dan keberadaannya masih menjadi misteri. Berbagai faktor dan hal dapat memengaruhi kesehatan tubuh secara keseluruhan. Sebagian faktor kesehatan ini dapat dikontrol, seperti memilih makanan dan minuman, serta gaya hidup sehat.

Triliunan mikroorganisme (jamur, bakteri, virus, archaea) yang hidup di dalam sistem pencernaan kamu, disebut juga 
microbiome, memiliki peranan penting dalam kesehatan dan pencernaan. Makanan yang kamu konsumsi terkandung berbagai nutrisi yang memengaruhi tubuh dan microbiome dengan cara yang berbeda-beda. 

Sebuah ekosistem yang sehat biasanya ditandai dengan keragaman spesies yang hidup di dalamnya. Begitu juga dengan tubuh manusia yang sehat akan memiliki karakteristik berupa keragaman 
microbiome di dalam tubuhnya. Sebaliknya, kehilangan keragaman spesies adalah penemuan yang umum pada individu yang sedang sakit.

Sistem pencernaan kamu menyimpan energi untuk makanan 
microbiome usus dalam bentuk makanan yang belum tercerna sempurna, suplemen makanan, dan terkadang, obat-obatan. 

Setiap spesies 
microbiome ini akan memecah energi tersebut menjadi molekul baru. Molekul-molekul ini akan diserap oleh usus dan masuk ke dalam peredaran darah untuk diantarkan ke seluruh tubuh dan organ yang membutuhkan.
 

Kaitan Makanan dan Microbiome

kaitan makanan dan microbiome


Penelitian di Universitas Minnesota menunjukkan hasil dari dua orang yang mengonsumsi minuman pengganti makanan. Ditemukan bahwa diet yang monoton dan selalu sama ternyata tidak memberikan stabilitas microbiome di tubuh, melainkan menu makanan yang beragam cenderung lebih berhubungan dengan stabilitas microbiome.

Para peneliti menemukan bahwa setiap pilihan konsumsi yang mereka pilih memengaruhi 
microbiome mereka sendiri, sebab makanan tertentu dapat meningkatkan atau mengurangi keragaman microbiome

Belum ada korelasi secara langsung antara makanan tertentu dengan 
microbiome setiap individu. Misalnya, kacang dapat meningkatkan proporsi salah satu spesies bakteri pada satu orang, namun memiliki efek yang tidak signifikan terhadap orang lainnya.

Dalam penelitian ini juga ditemukan makanan yang berhubungan dekat (seperti kubis dan kale), ternyata keduanya cenderung memberi dampak yang sama terhadap 
microbiome, sedangkan dua makanan yang tidak berhubungan namun memiliki komposisi nutrisi yang sama, menunjukkan efek yang sangat berbeda. Artinya, label nutrisi yang konvensional mungkin bukanlah tolok ukur yang tepat untuk menentukan seberapa sehat sebuah makanan.

Penelitian lanjutan terkait mengembangkan kekayaan microbiome usus melalui keragaman makanan dapat memperluas konsep nutrisi yang sehat, menstimulasi penemuan diagnosa-diagnosa baru, dan membuka peluang terapi baru.

Sebagai salah satu contoh penerapannya, di masa depan seseorang yang memiliki keluhan obesitas dapat mengisi survei mengenai preferensi makanan dan memberikan spesimen kotoran. Kemudian, terapi untuk penurunan berat badan dapat dimulai dengan memberikan perencanaan diet yang spesifik untuk memperkaya keragaman 
microbiome dalam sistem pencernaannya sebagai pendahuluan dalam menjaga berat badan ideal untuk jangka panjang.
 

Jadi, Harus Makan Apa?

jadi harus makan apa


Nah, bisa disimpulkan dari kedua penelitian tersebut bahwa ungkapan “you are what you eat” memang benar adanya. Pilihan makanan kamu akan memengaruhi keragaman microbiome sistem pencernaan dan pada akhirnya berdampak pada kesehatanmu.

Kamu pasti punya pilihan makanan dan selera yang unik, sama seperti 
microbiome di ususmu. Dengan adanya fakta bahwa microbiome tiap individu berbeda, maka sangat masuk akal jika berasumsi metabolisme dan respon tubuh masing-masing orang terhadap makanan tertentu akan berbeda satu sama lain.

Kamu mungkin penasaran makanan apa yang cocok untuk metabolisme dan respon tubuh kamu agar tetap dalam keadaan prima. Namun sayangnya, teknologi untuk meneliti hal ini masih dalam penelitian. Sabar, ya!

Tapi tenang, informasi umum terkait kesehatan sistem pencernaan sampai saat ini masih dapat selalu diterapkan, misalnya meningkatkan konsumsi serat dan makanan dari nabati yang bervariasi, serta mengurangi makanan yang diolah berlebihan (
ultra-processed food). 

Tubuh setiap orang berbeda, jadi jangan sembarangan menerapkan pola diet, ya. Bukannya sehat, kamu malah bisa jadi sakit karena tidak cocok dengan pola makan yang diterapkan.

Komposisi 
microbiome di tubuh tidak hanya berpengaruh terhadap kesehatan usus saja, tapi juga kesehatan kulit wajah. Nah, kalau kamu mau tahu seperti apa profil microbiome kulit wajahmu, yuk coba lakukan Biome Scan dari Nusantics. Selain profil microbiome, kulit wajah kamu juga akan dianalisa untuk diketahui tingkat pH, sebum, oil, glossiness, dan lain-lain. Segera daftar di sini, ya!

Referensi:

Writer: Agnes Octaviani

Editor: Serenata Kedang