• Home
  • Blog

share

Skinimalism, Tren Kecantikan 2021

24 Mar 2021

Skinimalism, Tren Kecantikan 2021

Kalau kamu perhatikan, tren kecantikan saat ini lebih mengarah ke riasan simpel. Bahkan, semakin banyak perempuan yang percaya diri menampilkan wajahnya tanpa make up, filter, maupun sentuhan skin care. Selamat datang di era skinimalism!

Dikutip dari artikel di 
International Journal of Applied Positive Psychology pada 30 Januari 2020, nilai-nilai konsumerisme dan materialistik berpotensi berakibat negatif bagi individu dan masyarakat. Beberapa studi menunjukkan hubungan antara materialisme dan kurangnya keprihatinan akan lingkungan, utang finansial yang semakin tinggi, dan rendahnya tingkat kesejahteraan pribadi.

Untuk menebusnya, gaya hidup rendah konsumsi semakin populer beberapa tahun terakhir. Salah satunya adalah minimalisme yang dicirikan dengan sikap dan perilaku antikonsumeris, seperti memutuskan dengan sadar untuk hidup dengan kepemilikan yang lebih sedikit.

Minimalisme rupanya juga berlaku di bidang kecantikan, hingga memunculkan istilah 
skinimalism. Menurut Laporan Prediksi Tren 2021 oleh Pinterestskinimalism adalah mengurangi rutinitas perawatan kulit dan make up. Misalnya, hanya memakai pembersih wajah dan tabir surya dan bukannya skin care 12 tahap, atau mengurangi pemakaian foundation dan membiarkan tekstur alami kulit terekspos.
 

Tren Kulit Minimalis

tren kulit minimalis


Laporan Pinterest tadi menunjukkan peningkatan pencarian kata kunci seperti “cara mendapatkan kulit glowing secara alami”, “latihan yoga wajah”, “homemade skin care”, “riasan alami sehari-hari”, dan “masker wajah lidah buaya”. 

Sebelumnya, 
NPD Group melalui Laporan Konsumen Perawatan Kulit Wajah Wanita 2020 menuliskan bahwa 40% pengguna skin care wajah mengaku memakai produknya lebih sering tahun lalu. Pembersih wajah, pelembap, exfoliator atau scrub, dan masker adalah kategori yang mengalami peningkatan terbesar karena konsumen semakin mengeksplor produk perawatan diri di rumah.

Baca Juga: 
Mau Mencerahkan Kulit? Pakai 7 Bahan Alami yang Ramah Microbiome Ini!

Nusantics juga pernah membahas tentang tren kecantikan selama pandemi berdasarkan Survei Sentimen Konsumen Global McKinsey April 2020 dan artikel di situs web cosmeticsdesign-europe.com. Pandemi membuat konsumen lebih memprioritaskan higienitas, sehingga penjualan make up sempat anjlok. Namun, penjualan produk perawatan diri, terutama yang lokal dan ramah lingkungan, melonjak.

Website InStyle juga berpendapat bahwa meningkatnya jumlah merek skin care baru yang memasuki pasar kecantikan dengan satu produk juara menandakan bahwa tren rangkaian 12 produk yang rumit akan memudar.

Less is More

less is more


Belakangan ini, jumlah influencer edukasi skin care meningkat, sehingga konsumen bisa mendapatkan rekomendasi langsung dari sumber terkemuka tanpa perlu trial-and-error lagi. Ini dapat mengurangi pembelian produk yang tidak perlu, lho. Selain itu, edukasi tersebut juga mengajarkan kita untuk tidak perlu menggunakan produk skin care berlapis-lapis.

“Beberapa tahun lalu, orang-orang memiliki mentalitas ‘lebih banyak, lebih baik’. Mereka perlu menyadari bahwa belum tentu hal tersebut lebih baik untuk kulit mereka. Saya lega melihat bahwa orang-orang akhirnya memfokuskan 
skin care mereka untuk masalah kulit yang benar-benar mereka alami,” kata Shereene Idriss, MD, ahli dermatologi kosmetik di Amerika Serikat.

Ranella Hirsch, MD, FAAD, ahli dermatologi dan pendiri sebuah merek skin care di Amerika Serikat, juga menekankan bahwa kulit yang sehat memiliki pori, bintik-bintik, dan bekas luka. “Hanya karena kamu bisa memakai primer, serum, masker wajah, dan toner eksfoliasi sehari-hari demi mendapatkan tampilan poreless, bukan berarti kamu harus melakukannya,” tegas dr. Hirsch.

Tren 
skinimalism ini bisa menjadi peluang bagi kamu yang memiliki usaha terkait kecantikan. Perusahaan skin care bisa mengurangi jumlah produk dalam satu rangkaian dan memperkenalkan produk dengan bahan alami. Untuk merek kosmetik, kamu bisa membagikan tips menciptakan tampilan alami dan dewy yang akan tampak cantik di kamera maupun video call. Perusahaan ponsel pun bisa mempromosikan tren make up minimalis untuk menghasilkan selfie yang sempurna.

Jadi, katakan selamat tinggal pada 
make up yang terlalu tebal dan rangkaian skin care yang rumit! Biarkan tekstur alami kulitmu terlihat dan manfaatkan kekuatan produk yang multitasking. Selain lebih simpel dan hemat, tren skinimalism ini juga lebih sustainablelho.

Baca Juga: 
Sustainable Development Goals dan Hubungannya dengan Green Bond

Nah, kalau kamu menerapkan skinimalism, kamu harus menemukan satu produk yang benar-benar bisa mengatasi masalah kulitmu. Daripada trial-and-error, lebih baik kamu mengenali dulu kondisi kulitmu melalui Biome Scan. Dengan demikian, kamu bisa mendapatkan rekomendasi bahan produk perawatan kulit yang cocok untukmu. Tak perlu buang-buang uang dan waktu, deh!

Nusantics pun turut serta mendukung tren 
skinimalism, dengan cara menciptakan produk skin care hanya dari bahan-bahan alami saja dan tidak sampai 12 langkah. Dengan begini, penggunaan skin care akan jauh lebih hemat dan praktis, sehingga tidak akan mengganggu keseimbangan microbiome kulit wajah, juga mengurangi sampah lingkungan. Penasaran? Kunjungi skin care Biome Beauty di sini.

Referensi:

Writer: Fitria Rahmadianti

Editor: Serenata Kedang