share

Skin Microbiome dan Jerawat

3 Mar 2022

Skin Microbiome dan Jerawat

 

Apakah belakangan ini kamu sering mendengar kata-kata skin microbiome atau microbiome kulit? Yup, skin microbiome memang tengah menjadi perbincangan beberapa waktu terakhir. 

Microbiome merupakan kumpulan mikroorganisme, terdiri dari bakteri, jamur, virus, dan arkea yang hidup dan ternyata memiliki manfaat positif untuk kulit kita. Tak hanya di kulit, microbiome pun paling banyak ditemukan di usus.

Setiap orang punya komposisi 
microbiome yang berbeda dan unik. Semua dipengaruhi kondisi tubuh, lingkungan, dan gaya hidup. Karena keunikannya inilah, microbiome kulit banyak dipelajari oleh ahli kesehatan kulit. 

Nah, temuan terakhir menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara 
skin microbiome dan jerawat.
 

Jerawat dan Keberagaman Skin Microbiome

jerawat dan ragam microbiome


Dikutip dari pemaparannya dalam conference virtual yang berlangsung pada Juli 2020, Dr. Adam Friedman dari George Washington School of Medicine and Health Science menuturkan bahwa keragaman microbiome kulit dapat memengaruhi masalah kulit terutama jerawat.

Hubungan yang saling memengaruhi ini disebabkan oleh beberapa faktor, yakni: 

  1. Kulit adalah lapisan terluar tubuh yang berfungsi sebagai penghalang fisik terhadap organisme patogen. Kulit juga merupakan sebuah ekosistem tempat berbagai mikroorganisme yang biasanya tidak berbahaya.
  2. Habitat kulit bagi masing-masing orang sangat bervariasi dan ada beberapa faktor yang berkontribusi secara unik untuk masing-masing jenis kulit.
  3. Sistem kekebalan kulit memodulasi dan dapat dimodulasi oleh skin microbiome. Dysbiosis (ketidakseimbangan jumlah microbiome) secara langsung dapat ditandai oleh respons imun kulit seperti masalah dan gangguan kulit.

Berbicara tentang skin barrier (lapisan terluar kulit), berdasarkan jurnal berjudul The physics of stratum corneum lipid membranesdua bagian kulit yang paling banyak mengambil bagian untuk fungsi perlindungan adalah korneosit hidrofilik dan lipid hidrofobi.

Baca Juga: Benarkah Kulit Berjerawat Ada Hubungannya dengan Kesehatan Usus?

Kedua komponen ini terdiri dari banyak mikroorganisme yang juga berperan penting dalam menjaga stabilitas struktural dari organisme patogen. 

Jika dua bagian kulit yang terdapat di lapisan terluar kulit ini mengalami ketidakberagaman microbiome, hal ini bisa menyebabkan beberapa masalah kulit seperti jerawat. 

Secara garis besar, skin microbiome menjadi sangat penting untuk kesehatan kulit dikarenakan peran krusialnya seperti: 
  • Menghambat kolonisasi patogen asing
  • Menjaga keseimbangan pH kulit
  • Mencegah peradangan


Faktor yang Memengaruhi Skin Microbiome

faktor yang memengaruhi skin microbiome


Masing-masing orang memiliki komposisi skin microbiome yang unik. Sehingga, ada banyak hal yang berkontribusi pada keberagaman skin microbiome

Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap keberagamannya ialah: 
  • Jenis kelamin
  • Usia
  • Lingkungan
  • Gaya hidup
  • Genetika
  • Riwayat penyakit

Namun di antara faktor-faktor tersebut, terdapat faktor eksternal dikarenakan konsumsi produk atau zat kimia tertentu seperti: 
  • Steroid
  • Antibiotik
  • Retinoid topikal
  • Sabun keras
  • Eksfoliasi kimia dan fisik

Kesimpulannya, selain dari faktor internal biologis, penggunaan produk dan jenis perawatan kulit tertentu juga bisa mempengaruhi keberagaman skin microbiome setiap orang.

Baca Juga: Ingin Muka Bebas Jerawat? Yuk, Perhatikan Microbiome di Tubuhmu!
 

Bakteri Mendominasi Skin Microbiome

bakteri mendominasi skin microbiome


Selain jerawat, ketidakseimbangan komposisi pada microbiome kulit berisiko terhadap beberapa masalah kulit seperti dermatitis atopik, psoriasis, dan rosacea. 

Namun, jerawat adalah salah satu masalah kulit yang paling umum muncul apabila kondisi skin microbiome sedang terganggu. Dikutip dari Hawai'i Journal of Health and Social Welfarecutibacterium acnes (sebelumnya adalah propionibacterium acnes) adalah jenis bakteri patogen umum penyebab jerawat. 

Bakteri ini menjadi masalah ketika mulai mendominasi skin microbiome karena sifatnya yang berkoloni. 

Jangan salah, bakteri ini juga bisa ditemukan pada orang yang tidak berjerawat sama sekali. Namun, pada orang yang memiliki masalah jerawat, komposisi bakteri normal saja bisa membuat kondisi kulit jadi lebih buruk.  

Berdasarkan penelitian yang dirangkum J Clinic Med menunjukkan bahwa efek antibiotik dan retinoid dapat memperbaiki ketidakseimbangan skin microbiome untuk tujuan antiinflamasi. 

Beberapa contoh antibiotik yang disarankan adalah yang mengandung isotretinoin yang bekerja mengurangi produksi sebum dan tetrasiklin yang bisa mencegah dan mengurangi aktivitas koloni cutibacterium acnes.


Prebiotik, Probiotik dan Skin Microbiome


prebiotik probiotik skin microbiome

Produk apa yang tepat untuk mengobati jerawat sekaligus juga menjaga agar komposisi microbiome kulit tetap seimbang? 

Berdasarkan studi yang dilakukan Yanhan Wang pada tahun 2014 yang dipublikasikan di Appl Microbiol Biotechnolskin microbiome yang normal dapat meningkatkan efek penghambatan pada pertumbuhan bakteri penyebab jerawat. 

Produk perawatan kulit dari luar dengan kandungan probiotik dan prebiotik juga dinilai dapat mencegah dan mengobati jerawat. Dengan demikian, penggunaan kombinasi prebiotik dan probiotik dapat bermanfaat pada orang dengan masalah jerawat.

Baca Juga: Bisakah Probiotik Mengobati Jerawat?

Jadi, memelihara skin microbiome adalah bagian yang tak terpisahkan dari usaha mencegah ataupun mengobati jerawat. 

Dalam hal ini, kamu juga bisa mempertimbangkan penggunaan produk alami sebagai bagian dari perawatan kulit rutin kamu. Pada rangkaian microbiome skincare Biome Beauty Nusantics, beberapa produk yang direkomendasikan untuk kulit berjerawat adalah Lavender Biome Essence Spray, Gotu Kola Biome Treatment Essence, atau Marula Biome Oil Serum.

Semua microbiome skincare ini bisa kamu dapatkan dengan mudah di Biome Beauty. Kunjungi situsnya di sini, ya!

Referensi:
  • https://nextstepsinderm.com/derm-topics/skin-microbiome-and-acne-connecting-the-dots/
  • Das C, Olmsted PD. The physics of stratum corneum lipid membranes. Philos Trans A Math Phys Eng Sci. 2016;374(2072):20150126. doi:10.1098/rsta.2015.0126
  • Elston, Marlee J et al. “Cutibacterium acnes (formerly Proprionibacterium acnes) and Shoulder Surgery.” Hawai'i journal of health & social welfare vol. 78,11 Suppl 2 (2019): 3-5.
  • Kelhälä HL, Aho VTE, Fyhrquist N, Pereira PAB, Kubin ME, Paulin L, Palatsi R, Auvinen P, Tasanen K, Lauerma A. Isotretinoin and lymecycline treatments modify the skin microbiota in acne. Exp Dermatol. 2018 Jan;27(1):30-36. doi: 10.1111/exd.13397. Epub 2017 Sep 14. PMID: 28636791.
  • Wang Y, Kuo S, Shu M, Yu J, Huang S, Dai A, Two A, Gallo RL, Huang CM. Staphylococcus epidermidis in the human skin microbiome mediates fermentation to inhibit the growth of Propionibacterium acnes: implications of probiotics in acne vulgaris. Appl Microbiol Biotechnol. 2014 Jan;98(1):411-24. doi: 10.1007/s00253-013-5394-8. Epub 2013 Nov 22. PMID: 24265031; PMCID: PMC3888247.
  • Lee YB, Byun EJ, Kim HS. Potential Role of the Microbiome in Acne: A Comprehensive Review. J Clin Med. 2019;8(7):987. Published 2019 Jul 7. doi:10.3390/jcm8070987

Writer: Ria Theresia Situmorang

Editor: Serenata Kedang