Penelitian menunjukkan microbiome dalam tubuh manusia, berperan penting dalam mengendalikan respon imunitas tubuh terhadap vaksin. Bagaimana persisnya hal ini dapat terjadi?
Vaksin, satu kata yang akrab di telinga kita belakangan ini. Produk kesehatan yang paling ditunggu-tunggu, karena ke depannya diharapkan mampu mengendalikan dan “menjinakkan” virus Covid-19.
Pada praktiknya, ketika vaksin apapun disuntikkan ke dalam tubuh manusia, respon imun yang diinduksi oleh vaksin sangat bervariasi di tiap orang, bahkan antar populasi di berbagai wilayah di dunia. Dalam hal ini, penelitian menunjukkan microbiome dalam usus mengendalikan respon imun terhadap vaksinasi.
Bagaimana Sebetulnya Vaksin Bekerja Dalam Tubuh?
Sebelum membahas lebih detail vaksin dan microbiome, ada baiknya kita telaah dulu setelah disuntikkan ke dalam tubuh manusia, bagaimana “perjalanan” vaksin hingga bisa menjadi perlindungan dari penyakit tertentu?
Dikutip dari situs resmi World Health Organization, vaksin mengurangi risiko terkena penyakit dengan menghasilkan pertahanan alami tubuh sebagai perlindungan. Saat seseorang mendapatkan vaksin, sistem kekebalan kamu meresponnya, dan inilah proses yang terjadi:
- Vaksin mengenali kuman yang menyerang, seperti virus atau bakteri.
- Menghasilkan antibodi. Antibodi adalah protein yang diproduksi secara alami oleh sistem kekebalan untuk melawan penyakit.
- Mengingat penyakit dan cara melawannya. Jika kamu kemudian terkena penyakit yang sama atau mirip di masa mendatang, sistem kekebalan kamu dapat dengan cepat menghancurkannya sebelum kamu jatuh sakit.
Setelah terpapar satu atau lebih dosis vaksin, kita biasanya tetap terlindungi dari penyakit selama bertahun-tahun, dekade, atau bahkan seumur hidup. Inilah yang membuat vaksin sangat efektif.
Lalu, Apa Korelasi antara Vaksin dengan Triliunan Microbiome dalam Tubuh?
Microbiome yang ada di tubuh kamu terdiri dari bakteri, virus, archaea, dan jamur. Fungsi koloni microbiome yang sebagian besar ditemukan dalam usus tak hanya membantu kamu mencerna makanan, tetapi juga bekerja di seluruh tubuh dan berperan baik untuk kesehatan fisik dan mental.
Kolonisasi microbiome dimulai saat kamu lahir dan berlanjut selama tahun-tahun pertama kehidupan, membangun hubungan simbiosis dengan inang yang berlangsung seumur hidup. Pada akhirnya kehadiran microbiome pada sistem kekebalan tubuh sudah mapan, meski masih harus didukung dengan gaya hidup yang ramah microbiome.
Nah, vaksin sendiri terdiri dari bakteri atau virus penyebab penyakit yang telah dilemahkan atau sudah dimatikan. Ketika vaksin masuk dalam tubuh kamu, vaksin akan merangsang sistem imunitas untuk memproduksi antibodi.
Dalam prosesnya, virus atau bakteri yang sudah dilemahkan tadi akan bertemu dengan microbiome, yang sebagian besar bersarang di usus manusia.
Dikutip dari kennedy.ox.ac.uk usus manusia memiliki ekosistem mikroba kompleks yang dapat memengaruhi banyak aspek fisiologi inangnya dan memainkan peran penting dalam membentuk sistem imun seseorang.
Bukti yang muncul menunjukkan peran kunci microbiome usus dalam mengendalikan respons terhadap imunoterapi dan meningkatkan imunitas yang diinduksi oleh vaksin. Ini menunjukkan potensi memanipulasi microbiome usus untuk tujuan pengobatan atau membangun pertahanan yang lebih baik dari serangan penyakit tertentu yang sifatnya lebih ganas.
Dalam salah satu jurnal berjudul The Impact of the Microbiome on Immunity to Vaccination in Humans menegaskan bahwa semakin banyak bukti jika microbiome juga merupakan penentu utama kekebalan terhadap vaksinasi.
Hal ini menjadi sangat relevan karena ada perubahan demografis yang penting di negara berkembang, di mana seluruh populasi mengubah gaya hidup mereka dari gaya hidup tradisional ke gaya hidup perkotaan, yang dapat menyebabkan perubahan besar pada microbiome.
Makin baik kamu menjaga kestabilan microbiome, maka jika suatu saat kamu mendapatkan vaksinasi apapun itu, pasukan microbiome akan memaksimalkan kerja vaksin untuk menangkal jenis penyakit tertentu.
Terlepas dari divaksin atau tidak, peranan microbiome pun sebetulnya sangat besar terhadap kesehatan kamu secara keseluruhan. Jadi, yuk, mulai sekarang biasakan hidup sehat, atur asupan makanan, pola tidur, kelola stres dengan baik, dan rutin berolahraga supaya microbiome tetap beragam dan seimbang.
Buat kamu yang masih mau cari informasi menarik terkait microbiome atau kesehatan usus, yuk mampir ke Nusantics Blog.
Referensi: