• Home
  • Blog

share

Penuaan Dini dan Kulit Kendur, Tanda Ketidakseimbangan Microbiome

28 Apr 2022

Penuaan Dini dan Kulit Kendur, Tanda Ketidakseimbangan Microbiome

Penuaan menyebabkan perubahan pada struktur dan fungsi kulit. Selain karena faktor intrinsik dan ekstrinsik, kulit kering, dehidrasi, kulit kendur, garis-garis halus yang semakin dalam, serta penuaan dini juga bisa disebabkan oleh ketidakseimbangan microbiome, lho!

Bertambahnya kerutan, berkurangnya elastisitas, melambatnya penyembuhan luka, serta terganggunya fungsi penghalang kulit adalah beberapa perubahan kulit yang terjadi saat penuaan. 

Ini bisa disebabkan oleh faktor intrinsik seperti perubahan hormon, metabolik, atau sistem imun. Faktor ekstrinsik seperti merokok serta paparan sinar matahari dan suhu tertentu juga bisa memicu proses imun yang memengaruhi struktur dan peremajaan kulit.

 

Microbiome Kulit dan Imunitas

microbiome kulit dan imunitas


Kulit, organ terbesar di tubuh manusia, berkontak langsung dan terus-menerus dengan lingkungan luar. Kulit juga memiliki mikroorganisme yang mendiaminya, atau disebut microbiome kulit. Komunitas mikroorganisme komensal kulit ini berinteraksi satu sama lain, begitu juga dengan sel dan sistem imun tubuh kita. 

Karena itu, sistem imunologi kita mengatur komposisi 
microbiome kulit. Begitupun sebaliknya, microbiome kulit berdampak besar terhadap sistem imun manusia.

Baca Juga: Peran Microbiome dalam Imunitas Kulit
 

Komposisi Microbiome Kulit


Beberapa studi yang dirangkum oleh Medical News Today menunjukkan bahwa microbiome kulit semua manusia secara konsisten mengandung spesies bakteri Staphylococcus, Cutibacterium, Corynebacterium, dan Acinetobacter

Namun, usia, area tubuh, gender, dan lokasi geografis memengaruhi komposisi 
microbiome kulit.

Sementara itu, berdasarkan beberapa riset yang dikutip di jurnal 
Plastic and Aesthetic Research, mayoritas bakteri penduduk tetap kulit termasuk dalam phyla Actinobacteria, Proteobacteria, Bacteroidetes, dan FirmicutesGenera yang paling umum adalah Propionibacteria, Corynebacteria, dan Staphylococci.

Komposisi microbiome pada kulit tua dan muda berbeda. Saat puber, kepadatan bakteri lipofilik (berkembang biak di lipid) secara proporsional meningkat seiring pertambahan kadar sebum. Pada lansia, kadar sebum jauh lebih rendah.

Pada kulit tua juga terlihat penurunan kadar 
Actinobacteria. Namun, total jumlah bakteri pada lansia bertambah, khususnya Corynebacterium
 

Microbiome dan Penuaan

microbiome dan penuaan


Struktur dan fungsi kulit berubah seiring usia. Bukan hanya karena faktor intrinsik seperti metabolisme sel, sistem imun, atau perubahan hormon, tapi juga karena faktor ekstrinsik seperti sinar ultraviolet.

Karena itu, 
microbiome juga berubah sepanjang hidup. Tidak hanya karena usia, tapi juga di antaranya karena geografi, diet, gaya hidup, dan polusi. 

Selain itu, hubungan antara tubuh kita dan 
microbiome kelihatannya berdampak juga pada penuaan tubuh dan harapan hidup kita.

Kulit yang menua dicirikan dengan berkurangnya kadar sebum dan hidrasi serta disfungsi imun yang mengakibatkan perubahan berarti pada cara kerja normal kulit. Perubahan fisik tersebut juga menyiratkan perubahan pada lingkungan kulit, sehingga menyebabkan ketidakseimbangan 
microbiome kulit.

Perubahan di 
microbiome kulit bisa berasal dari penurunan produksi sebum (zat berminyak yang melindungi kulit), berkurangnya kandungan air di kulit, serta disfungsi imun.

Studi di jurnal 
mSystems menemukan bahwa microbiome usus, oral, dan kulit dapat memprediksi usia kronologis (usia yang dihitung dari tanggal seseorang lahir hingga tanggal tertentu). Microbiome kulit yang paling akurat.

Baca Juga: Pengaruh Skin Microbiome Terhadap Penuaan, Jerawat, dan Masalah Kulit Lainnya

Tim dari NIZO Food Research Belanda menemukan bahwa jalur bakteri yang berkaitan dengan penuaan kulit berhubungan dengan produksi ceramide (lipid yang menyusun lapisan alami penghalang kulit) serta asam lemak dan pigmentasi. 

Peneliti di jurnal 
Dermatoendocrinology juga menetapkan bahwa enzim bakteri terlibat dalam glikasi protein yang berkaitan dengan penuaan kulit. 

Glikasi protein di kulit terjadi ketika gula terhubung dengan protein, seperti kolagen dan elastin. Akumulasi hasil akhir glikasi kolagen dan elastin bisa menyebabkan hilangnya elastisitas kulit dan kulit kendur.

Meski demikian, beberapa peneliti menganggap bahwa perubahan di 
microbiome kulit cenderung ke konsekuensi penuaan dibanding penyebab. 

Jika demikian, manipulasi 
microbiome usus lansia bisa menjadi strategi inovatif untuk mencegah dan mengobati komorbiditas terkait usia, dan microbiome kulit yang seimbang bisa membantu mencegah penuaan dini kulit.
 

Mencegah Penuaan Dini dengan Microbiome

mencegah penuaan dini dengan microbiome


Artikel di The Journals of Gerontology: Series A menyebutkan bahwa intervensi pada microbiome usus di awal kehidupan, baik melalui vaksin, suplemen probiotik, atau perubahan diet, bisa mencegah penuaan dini yang tidak perlu.

Beragam studi yang dirangkum di jurnal 
Plastic and Aesthetic Research mengindikasikan bahwa usia memainkan peranan yang sangat penting dalam modifikasi microbiome manusia. 

Lebih jauh lagi, tampaknya 
microbiome bisa berinteraksi dengan radiasi ultraviolet, baik mempermudah kerusakan kulit dan kanker kulit ataupun melindungi dari kedua kondisi tersebut. 

Ini membuka kemungkinan akan pengaturan 
microbiome untuk menjaga atau meningkatkan kesehatan selama penuaan. Karena itu, probiotik topikal dan oral menjadi terapi yang menjanjikan untuk mencegah penuaan kulit prematur.
 

Cara Mengembalikan Keseimbangan Microbiome Kulit


Belakangan ini, probiotik oral (suplemen minum, misalnya berbentuk pil) dan topikal (dioleskan ke kulit, contohnya spray atau krim) sering diajukan sebagai terapi untuk mengembalikan keseimbangan microbiome, mendukung fungsi penghalang kulit, serta melindungi dari faktor lingkungan, terutama kerusakan kulit akibat radiasi ultraviolet.

Bakteri 
Streptococcus thermophiles, misalnya, meningkatkan kadar ceramide di stratum corneum (lapisan terluar epidermis) ketika diaplikasikan langsung ke kulit. 

Beberapa probiotik juga membantu mengembalikan keseimbangan antara pembuangan dan produksi radikal bebas yang bisa memperlambat penuaan.


Baca Juga: Skincare dengan Probiotik, Bagaimana Cara Kerjanya?

Di sisi lain, zat tertentu yang diaplikasikan secara oral (dari dalam tubuh) dan topikal (dari luar tubuh) sedang diteliti untuk mengetahui potensi efek terapeutiknya dalam mengatur microbiome kulit. Penelitian yang dikutip di jurnal Plastic and Aesthetic Research menyebutkan bahwa ekstrak tanaman Orobanche rapum merangsang peremajaan kulit dan melindungi microbiome kulit, sehingga menampilkan kulit yang lebih sehat.

Jika kamu tertarik mencoba 
skincare yang ramah microbiome dan lingkungkan, terbuat dari bahan-bahan alami, juga tidak mengandung bahan berpotensi berbahaya bagi kulit, yuk coba Biome Beauty dari Nusantics.

Referensi:

Writer: Fitria Rahmadianti

Editor: Serenata Kedang