share
Pengaruh Polusi Udara terhadap Skin Microbiome
9 Feb 2022

Tahukah kamu organ terbesar yang dimiliki manusia?
Kalau kamu menebak kulit manusia, jawaban kamu benar! Organ terluar manusia ini adalah pertahanan pertama yang melindungi kamu dari berbagai paparan lingkungan secara langsung. Kulit melindungi kamu dari berbagai polusi udara, radiasi ultraviolet, dan berbagai penyebab infeksi.
Seiring peningkatan polusi lingkungan, hal ini ternyata berdampak pada kulit dan sekelompok makhluk mikroskopik yang tinggal di kulit. Berbagai makhluk yang tidak terlihat mata telanjang ini biasanya disebut sebagai skin microbiome. Jika kamu tinggal di kota besar atau metropolitan, kemungkinan besar kulit kamu pun senantiasa terpapar polusi untuk jangka waktu yang lama.
Lalu bagaimana polusi udara memengaruhi skin microbiome kamu dan apa dampaknya?
Polusi udara merupakan segala jenis zat kimia, baik secara fisik maupun biologis, yang dapat mengubah karakteristik natural atmosfer. Tergantung di mana kamu tinggal dan gaya hidup, sehari-hari kulit kamu pasti akan terpapar berbagai tipe polutan lingkungan pada tingkatan yang berbeda.
Polusi udara sudah seharusnya menjadi perhatian serius berbagai pihak, sebab walaupun tidak selalu terlihat oleh mata, udara tercemar yang dihirup makhluk hidup memberikan dampak kesehatan yang tidak main-main. Polusi udara perkotaan umumnya terdiri dari berbagai gas emisi yang dapat beracun serta particulate matter (PM), yaitu debu yang berukuran sangat kecil.
Saat ini berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa PM berukuran kurang dari 2,5µm (disebut PM2,5) diperkirakan menjadi salah satu penyebab kematian 9 juta jiwa secara global setiap tahunnya. Ukuran PM2,5 memang sangat kecil, cukup kecil untuk masuk ke dalam sel dan mengakibatkan kerusakan di beberapa organ. Selain merusak organ di dalam tubuh, paparan polusi udara juga berdampak pada kulit sebagai organ terluar.
Penelitian di China dan India yang memiliki kadar polusi udara yang tinggi, ditemukan koneksi kerusakan kulit dengan polusi udara. Polusi udara berkontribusi pada penuaan dini, sementara ozone mengurangi antioksidan di kulit dengan cepat.
Dampak negatif polusi udara terhadap kulit ini telah diobservasi pada kulit yang sehat dan yang tidak, sehingga menguatkan kesimpulan bahwa kulit sesehat apapun sulit bertahan melawan polusi udara di perkotaan. Penelitian lain di Mexico juga menambahkan bahwa polusi udara dapat meningkatkan produksi sekresi sebum yang mengandung vitamin E dan squalene yang lebih sedikit.
Baca Juga: Mungkinkah Jakarta Terjauhi dari Polusi di Tahun 2022?
Polusi Udara dan Pengaruhnya Terhadap Skin Microbiome

Tulisan Dr. Barbara Brockway, seorang ahli dalam penemuan ilmiah untuk personal care, dalam The Secret Life of Skin, merangkum dampak polusi udara dan bagaimana dampaknya memengaruhi skin microbiome. Brockway menulis, kulit manusia memiliki reseptor yang disebut aryl hydrocarbon (AhR) yang salah satu perannya adalah memberi sinyal pada sistem imun di kulit agar memproduksi gen yang memperkuat pertahanan kulit dan melawan polutan. AhR merupakan pertahanan kulit saat terpapar zat asing yang toxic, seperti yang terdapat dalam polusi udara.
Microbiome kulit terdiri dari berbagai koloni bakteri, jamur, dan virus yang komposisinya perlu dijaga keseimbangannya. Terlalu banyak atau terlalu sedikit jumlahnya dapat menyebabkan berbagai masalah kulit seperti iritasi, kering, bahkan peradangan. Microbiome kulit ini punya kontribusi penting dalam menjaga kesehatan kulit kamu, termasuk dalam merespon polusi udara.
Ketika terpapar polusi udara, hasil metabolisme microbiome kulit kamu akan mengaktifkan AhR, memengaruhi fungsi skin barrier dan dapat mengubah komposisi microbiome kulit.
Tulisan Brockway juga menyebutkan, bakteri spesifik yang bernama Staphylococcus epidermidis, yang merupakan anggota microbiome kulit, berperan dalam memicu zat antimikroba dan memperkuat pertahanan kulit.
Bakteri ini juga yang mengaktifkan reseptor AhR di kulit, sehingga menciptakan keseimbangan ekosistem microbiome di kulit kamu. Bisa dibilang, hubungan mereka dua arah dan penting dijaga keseimbangannya.
Ketika AhR terhambat oleh polusi, jumlah bakteri S. epidermidis ini meningkat, menciptakan ketidakseimbangan dalam microbiome kulit dan menimbulkan berbagai masalah kesehatan kulit, misalnya jerawat, penuaan dini, dan lain-lain.
Analisis jaringan pada microbiome kulit mengindikasikan bahwa akar dari masalah kulit yang timbul pada masyarakat perkotaan adalah rusaknya koneksi internal ekosistem pada microbiome kulit ini.
Baca Juga: Apa Itu Gut Dysbiosis dan Cara Menyembuhkannya
Melindungi Kulit Dari Polusi, Mungkinkah?

Lebih banyak penelitian dibutuhkan untuk lebih memahami secara pasti pengaruh polusi udara pada microbiome kulit. Namun, kamu yang hidup di perkotaan tak perlu khawatir sebab kamu dapat membantu melindungi keseimbangan dan kesehatan microbiome kulit kamu dengan berbagai produk perawatan kulit yang tepat, bahkan mengembalikan kesehatan kulit kamu kembali.
Beberapa contoh perawatan kulit yang dapat kamu lakukan sehari-hari, yaitu:
- Gunakan pembersih kulit yang lembut. Bahan pembersih kulit, misalnya sabun yang mengandung bahan terlalu "keras" dapat menghilangkan kelembapan dan minyak alami kulit, sehingga menurunkan fungsi skin barrier dan membuat kulit kamu lebih rentan terhadap polusi udara.
- Gunakan kandungan antioksidan seperti vitamin C, E (tocopherol), dan B3 (niacinamide) untuk membantu kulit melawan efek polusi dan sinar UV.
- Selalu gunakan pelembap dan tabir surya untuk melindungi kulit kamu.
- Produk dengan kandungan ceramides dapat membantu memperbaiki skin barrier yang rusak.
Baca Juga: Apa Itu Sustainable Skin Care dan Bagaimana Penerapannya?
Tahukah kamu komposisi microbiome kulit tiap orang sangat unik dan berbeda? Mungkin produk yang kamu gunakan tidak sesuai dengan kondisi microbiome kulit kamu dan menyebabkan masalah kulit kamu tidak kunjung selesai. Kenali kulit kamu hingga ke komposisi microbiome kamu dan ketahui kebutuhannya di Biome Scan!
Prosesnya tidak sakit sama sekali dan hanya dengan usapan saja, kamu bisa menerima hasil analisis kulit kamu secara lengkap dalam beberapa hari. Dengan mengetahui kebutuhan kulit kamu secara pasti, kamu dapat memilih komposisi produk perawatan yang cocok dengan kamu dan menghemat banyak uang karena tidak harus trial and error banyak skincare. Yuk, coba!
Referensi:
- Brockway, Barbara. "City pollution and the microbiome" thesecretlifeofskin.com, Oct. 2021 https://thesecretlifeofskin.com/2021/10/04/city-pollution-and-the-microbiome/
- Krutman, Jean, et al. "Pollution and skin: From epidemiological and mechanistic studies to clinical implications" Journal of Dermatological Science, vol. 76, no. 3, Dec. 2014, pp.163-168, 10.1016/j.jdermsci.2014.08.008.
- Lefebvre, M-A et al. “Evaluation of the impact of urban pollution on the quality of skin: a multicentre study in Mexico.” International journal of cosmetic science vol. 37,3 (2015): 329-38. doi:10.1111/ics.12203
- Cowell, Laura. "How Does Air Pollution Affect Your Skin?" Skin Trust Club, Jan. 2022 https://www.skintrustclub.com/blog/how-does-air-pollution-affect-your-skin/
Writer: Agnes Octaviani
Editor: Serenata Kedang