• Home
  • Blog

share

Mengapa Perubahan Iklim Dapat Menimbulkan Penyakit Baru?

26 Oct 2022

Mengapa Perubahan Iklim Dapat Menimbulkan Penyakit Baru?

Perubahan iklim berdampak luas pada kehidupan di bumi, termasuk memengaruhi cara kita berhubungan dengan spesies lain. Hal ini ternyata berefek pada kesehatan dan risiko infeksi kita, lho.

Berdasarkan penelitian dalam Nature Climate Change, perubahan iklim telah memperparah lebih dari 200 penyakit menular dan puluhan kondisi tidak menular, seperti gigitan ular berbisa.

Bahaya yang disebabkan oleh perubahan iklim – seperti kenaikan suhu di bumi, kenaikan tinggi permukaan laut, dan kekeringan – berdampak pada meningkatnya kasus penyakit menular, termasuk yang disebarkan atau dipicu oleh bakteri, virus, hewan, jamur, dan tanaman.

Bahaya iklim semakin mendekatkan manusia dengan organisme penyebab penyakit, sehingga menyebabkan peningkatan kasus.

Pemanasan global juga membuat beberapa kondisi memburuk dan berdampak pada seberapa baik manusia melawan infeksi. Banyak akar masalah perubahan iklim juga mempertinggi risiko pandemi.

Nature menambahkan bahwa perubahan iklim telah memperparah 218 dari 375 (58%) penyakit menular yang terdaftar dalam Global Infectious Diseases and Epidemiology Network (GIDEON) dan US Centers for Disease Control and Prevention’s National Notifiable Diseases Surveillance System.

Jumlah tersebut naik menjadi 277 jika kondisi tidak menular dimasukkan, seperti asma serta gigitan ular berbisa atau serangga.

Penyebab Tingginya Kasus Penyakit Menular


Di beberapa dasawarsa terakhir, penyakit-penyakit menular bermunculan. Kebanyakan penyakit tersebut masuk ke manusia dari hewan, terutama hewan liar. Penyebabnya banyak, di antaranya:

  1. Peternakan besar bisa menjadi sumber penyebaran infeksi dari hewan ke manusia.

  2. Pembukaan ladang dan peternakan untuk manusia membuat banyak spesies kehilangan habitatnya. Karena tidak punya tempat tinggal dan makanan, hewan-hewan mencari tempat tinggal dan makanan di area manusia. Ini bisa memicu penyebaran penyakit.

  3. Konsentrasi masif manusia di kota menjadi lahan subur penyakit yang ditularkan melalui bersin.

  4. Mikroba menyebar melalui vektor, udara, tanah, dan air. Persebarannya semakin cepat karena manusia (dan vektor lainnya) kini dapat berpindah dari satu tempat ke tempat lain yang jauh dalam waktu singkat.

Cara Perubahan Iklim Menimbulkan Penyakit

Masih bingung dengan kaitan antara perubahan iklim dan munculnya penyakit? Berikut penjelasan dan contoh kasusnya:

  1. Peningkatan suhu dan curah hujan akibat perubahan iklim memperluas jangkauan nyamuk dan berkontribusi terhadap terjadinya wabah demam berdarah, chikungunya, dan malaria.

  2. Gelombang panas menarik semakin banyak orang untuk melakukan aktivitas air. Hal ini menyebabkan peningkatan kasus penyakit yang berasal dari air, seperti gastroenteritis serta muntah dan diare akibat bakteri Vibrio parahaemolyticus.

  3. Badai, naiknya permukaan laut, serta banjir memaksa manusia untuk pindah, berdampak terhadap mewabahnya demam Lassa (disebabkan oleh tikus Afrika), kolera, dan demam tifoid.

  4. Ancaman iklim membuat beberapa patogen lebih mematikan dan menyebar lebih cepat. Misalnya, suhu tinggi meningkatkan angka kelangsungan hidup dan tingkat gigitan nyamuk yang membawa virus West Nile. Perubahan iklim juga membuat kondisi lebih memungkinkan untuk penyebaran penyakit menular seperti penyakit Lyme yang disebabkan oleh gigitan kutu.

  5. Perubahan iklim melemahkan kemampuan manusia untuk mengatasi infeksi melalui faktor-faktor seperti tekanan mental, menurunnya imunitas, dan malnutrisi.

  6. Karena bumi memanas, hewan kecil dan besar baik di darat maupun laut bergerak menuju kutub untuk menghindari panas. Ini menyebabkan hewan berkontak dengan hewan lain yang biasanya tidak berkontak dengannya, sehingga muncul kemungkinan patogen masuk ke inang baru.

  7. Penggundulan hutan yang kebanyakan terjadi untuk membuka lahan pertanian adalah penyebab terbesar hilangnya habitat di seluruh dunia. Kondisi ini memaksa hewan-hewan bermigrasi sehingga berpotensi berkontak dengan hewan lain atau manusia, lalu menyebarkan kuman.

Langkah-langkah Mencegah Penyakit Akibat Perubahan Iklim


Menurut 
Harvard TH Chan, berikut aksi-aksi yang bisa kita ambil untuk mencegah wabah penyakit di masa depan:

  1. Mencegah penggundulan hutan (akar masalah perubahan iklim) dapat membantu menghentikan hilangnya keragaman hayati serta memperlambat migrasi hewan yang bisa meningkatkan risiko penyebaran penyakit menular. Contohnya adalah epidemi Ebola di Afrika Barat yang kemungkinan terjadi salah satunya karena kelelawar (pembawa penyakit) dipaksa pindah ke habitat baru karena hutan tempat mereka tinggal telah digunduli demi menanam pohon-pohon kelapa sawit.

  2. Berpikir ulang tentang praktik agrikultur – seperti memelihara banyak hewan di tempat yang sempit – bisa mencegah penularan penyakit antar hewan dan penyebarannya ke populasi manusia.

  3. Menjaga kesehatan paru-paru dengan mengurangi polusi udara akibat pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak, dan gas alam. Dengan demikian, kita bisa terlindung dari infeksi pernapasan seperti virus corona.

  4. Kita perlu mengurangi emisi gas rumah kaca secara drastis untuk memerangi perubahan iklim. Menghasilkan listrik dari sumber energi rendah karbon seperti angin dan cahaya matahari dapat mengurangi polutan udara berbahaya seperti nitrogen oksida, sulfur oksida, dan karbon dioksida. Racun-racun tersebut bisa menyebabkan serangan jantung, stroke, obesitas, diabetes, dan kematian dini.

  5. Mengurangi permintaan daging hewan dan membuat peternakan hewan yang lebih berkelanjutan bisa mengurangi risiko penyakit menular dan menurunkan emisi gas rumah kaca.

Keanekaragaman hayati dan keseimbangan microbiome memiliki pengaruh langsung dengan kesehatan penghuni planet ini. Kamu pun dapat menjaga kesehatan dengan upaya menyeimbangkan microbiome di tubuh kamu. Misalnya saja dengan mengonsumsi makanan-makanan yang beraneka ragam untuk memperkaya keanekaragaman komposisi microbiome usus kamu juga.

Masih ingin tahu terkait microbiome dan kaitannya dengan kesehatan? Rajin kunjungi Nusantics Blog dan follow akun media sosial Nusantics, yuk!

 


Referensi

Writer: Ema Fitria Rahmadiyanti

Editor: Agnes Octaviani