Blog
Benarkah Selera Makan Dipengaruhi oleh Microbiome di Usus?
July 15, 2022 by Anita Desyanti
Share
Apakah kamu tahu apa itu microbiome? Secara garis besar, microbiome merupakan sekumpulan makhluk hidup dalam tubuh yang terdiir dari bakteri, virus, jamur, dan lain-lain. Namun, mendengar tentang microbiome, mungkin yang pertama kali muncul di benak adalah sesuatu yang kotor, sumber sejumlah penyakit, dan dapat membuat tubuh kamu sakit.
Namun ternyata, microbiome juga sangat penting bagi keberlangsungan hidup dan kesehatan manusia itu sendiri, lho.
Dikutip dari US National Library of Medicine National Institutes of Health, microbiome atau mikrobioma dalam bahasa Indonesia adalah semua bakteri, virus, jamur, dan jenis mikroorganisme lainnya seperti archaea dan eukariota yang menghuni tubuh manusia. Secara kolektif mereka dinamakan “genom manusia kedua.”
Hal yang menarik adalah, ternyata di dalam usus manusia ada 10 kali jumlah sel mikroba, dibandingkan di seluruh tubuh. Total sekitar 100 triliun mikroba yang mewakili sebanyak 5.000 spesies berbeda dan beratnya kira-kira 2 kilogram dalam tubuh. Selain di dalam usus, microbiome juga terdapat di kulit, vagina, dan organ oral.
Kumpulan bakteri dalam usus manusia membantu mencerna makanan, serta menyediakan energi dan vitamin. Bakteri baik dalam usus, yang terdiri dari triliunan bakteri, dibagi dalam 1.000 spesies berbeda, mempunyai tugas mencegah bakteri tidak baik seperti Salmonella, yang kita kenal sebagai penyebab infeksi di saluran pencernaan. Selain itu, bakteri baik juga menghasilkan vitamin K, yang membantu menghasilkan protein dalam darah.
Menurut penelitian dari Harvard Health Publishing, manfaat baik di atas dipengaruhi juga oleh usia, pola makan, lingkungan gen, serta obat-obat yang pernah dikonsumsi (terutama paparan antibiotik, yang dapat menguras bakteri usus).
Bakteri-bakteri dalam usus juga tidak hanya berfungsi menjaga kesehatan pencernaan dan penyerapan zat, tapi juga mampu mengetahui dan merasakan bentuk emosi yang sedang dirasakan seseorang.
Contohnya, ketika kamu mendapati diri sendiri atau orang lain sedang gugup atau tertekan, sebagian orang akan merasakan mual pada perutnya. Padahal, dari segi asupan makanan selama seharian tidak ada yang dapat menstimulasi rasa mual tadi. Ini merupakan bukti bahwa bakteri juga “mengerti” apa yang sedang dirasakan, lalu memberikan respon ketika seseorang merasa gelisah.
Para peneliti dari hasil studinya, menemukan fakta seputar bagaimana peran bakteri Escheriachia Coli atau sering disebut (E.coli) dalam usus memengaruhi selera makan seseorang. E.coli mengeluarkan sejumlah protein setelah menerima asupan dalam jumlah tertentu.
Kemudian, proses ini memberi isyarat kenyang dari lambung, diteruskan ke otak. Dan selanjutnya, neuron (unit kerja sistem saraf pusat) menjadi aktif, sebagai tanda rasa kenyang.
Pernah merasa sudah tidak sanggup melahap makanan? Ini disebabkan meregangnya lambung dan usus, yang apabila dijabarkan secara logika sederhana, ruang dalam organ tersebut sudah penuh. Hal ini terjadi karena bakteri pencernaan memberi sinyal ke organ lainnya, bahwa mereka sudah mendapatkan gizi yang cukup.
Selain itu, sebuah video penelitian dari Kurzgesagt – In a Nutshell berjudul How Bacteria Rule Over Your Body – The Microbiome juga menjelaskan tentang bagaimana pola makan kita selama ini akan berpengaruh pada microbiome dalam tubuh.
Apabila kamu rajin mengonsumsi junk food, secara tidak langsung microbiome dalam usus akan terus “meminta” junk food karena sudah jadi kebiasaan. Jadi, jika kamu rajin mengonsumsi makanan sehat, microbiome pun akan terbiasa untuk “craving” makanan sehat pula. Amazing, banget ya?
Nah, bagaimana jika kamu merasa selalu lapar atau terus-terus craving makanan? Pada dasarnya, rasa lapar dipengaruhi oleh dua jenis hormon, yaitu ghrelin dan leptin. Hormon ghrelin diproduksi dalam perut, bertugas memberi sinyal ke otak jika asupan makanan dan gula dalam tubuh rendah, hingga akhirnya membuat seseorang lapar.
Di sisi lain, hormon leprion diproduksi oleh jaringan lemak. Hormon ini berfungsi memberikan sinyal ke otak kalau tubuh kita sudah menerima makanan dalam jumlah yang cukup.
Nah, apabila kamu merasa nafsu makanmu sulit dikendalikan, salah satu cara paling mudah untuk ditempuh adalah mengunsumi makanan kaya prebiotik. Misalnya makanan fermentasi seperti yoghurt, tempe, kimchi, dan sejenisnya mengandung bakteri yang baik untuk meningkatan dan menjaga kesehatan pencernaan.
Jika jumlah bakteri baik dalam usus sudah terpenuhi, hormon ghrelin si penyebab lapar akan terkendali dengan baik sehingga kamu tidak berlebihan makan. Selain itu, kamu juga bisa meminimalkan konsumsi processed food atau yang mengandung pengawet, misalnya sosis, kornet - makanan olahan apapun yang masa kedaluwarsanya sampai tahunan.
Wah, sangat mengagumkan, ya, peran microbiome dalam tubuhmu! Ternyata, pola makan sehari-hari pun dapat membentuk kebiasaan microbiome dalam tubuh. Jadi, jangan ragu untuk mulai berubah ke gaya hidup lebih sehat supaya kamu bisa memberikan nutrisi pada bakteri baik, mendukung kerja kerasnya merawat kesehatan pencernaanmu.
Untuk tahu informasi menarik tentang microbiome dalam tubuh lainnya, yuk mampir ke Nusantics Blog!
Referensi:
Fresh Articles
The most established precision molecular diagnostics company in Indonesia
Find Us
Mon - Fri: 9 a.m. - 6 p.m.
i3L Campus @ Lvl. 3
Jl. Pulomas Barat No.Kav.88, RT.4/RW.9, Kayu Putih, Pulo Gadung,
Jakarta Timur 13210
Contact Us
hello@nusantics.com
+62 (21) 509 194 30
Copyright © 2024 PT Riset Nusantara Genetika, PT Nusantara Butuh Diagnostik. All Rights Reserved.Privacy Policy
© 2024 PT Riset Nusantara Genetika.
Privacy Policy