• Home
  • Blog

share

Benarkah Rajin Olahraga Bisa Memperbaiki Microbiome?

1 Dec 2020

Benarkah Rajin Olahraga Bisa Memperbaiki Microbiome?

Ada triliunan organisme mikroskopis di usus yang memainkan peran penting dalam kesehatan dan fungsi tubuh manusia secara keseluruhan. Dalam sebuah penelitian dari University of Illinois, para peneliti menemukan bahwa berolahraga hanya selama enam minggu dapat berdampak pada microbiome. 

Microbiome 
adalah mikroorganisme yang hidup dalam tubuh manusia, terdiri dari bakteri, jamur, dan virus. Hidup bersama-sama kita di dalam berbagai organ tubuh seperti sistem pencernaan, lidah, kulit, dan lain-lain, serta berperan penting menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Selama ini yang pengetahuan awam kita masih ada di sekitar: olahraga membuat badan terasa sehat, artinya merasa segar ketika berkegiatan, tak mudah lemas, bagus untuk kesehatan kulit. Bahkan, bisa meminimalkan stres, karena efek hormon endorfin yang diproduksi tubuh ketika olahraga. 

Endorfin adalah senyawa kimia neuropeptida opioid lokal dan hormon peptida yang membuat seseorang merasa senang dan untuk kekebalan tubuh. Endorfin diproduksi oleh sistem saraf pusat dan kelenjar pituitari pada saat manusia merasa bahagia dan mendapat istirahat yang cukup.

Namun, lebih detail lagi, ternyata olahraga juga memengaruhi triliunan 
microbiome dalam tubuh, yang terdiri dari bakteri, jamur dan virus, lho. Olahraga dapat membantu keseimbangan fungsi berbagai bakteri seseorang. Keren, ya? 
 

Bagaimana Olahraga Memperbaiki Microbiome?

olahraga memengaruhi microbiome


Sebuah studi menyatakan bahwa olahraga meningkatkan pertumbuhan bakteri yang menghasilkan asam lemak butyrate. Butyrate dapat meningkatkan perbaikan lapisan usus dan mengurangi peradangan. 

Oleh karena itu, bakteri ini berpotensi mencegah penyakit seperti penyakit radang usus dan resistensi insulin, yang menyebabkan diabetes. Pergeseran mikrobiota usus yang distimulasi oleh olahraga juga dapat mencegah obesitas dan meningkatkan fungsi metabolisme.

Perubahan 
microbiome bahkan dapat dilihat setelah latihan yang cukup sederhana. Satu studi menemukan bahwa wanita yang melakukan setidaknya tiga jam olahraga ringan - seperti jalan cepat atau berenang - per minggu mengalami peningkatan kadar Faecalibacterium prausnitzii, Roseburia hominis, dan Akkermansia muciniphila dibandingkan dengan individu yang tidak banyak bergerak.

Ketiga jenis bakteri di atas yang punya nama mirip manusia, dikaitkan dengan indeks massa tubuh tanpa lemak (BMI) dan peningkatan kesehatan metabolik. Artinya, perubahan mikrobioma ini cenderung bermanfaat bagi kesehatan secara keseluruhan.

 

Jenis Olahraga dan Dampaknya Pada Perbaikan Microbiome 

jenis olahraga


Penelitian menunjukkan bahwa tikus yang dipaksa untuk berjalan di atas roda menyebabkan perubahan microbiome yang berbeda dibandingkan dengan yang melakukan olahraga ringan. Ada beberapa bukti, bahwa hal yang sama juga terjadi pada manusia.

Atlet juga memiliki profil 
microbiome yang sangat berbeda dibandingkan dengan orang yang tidak banyak bergerak, dengan usia dan jenis kelamin yang sama. Atlet memiliki microbiome yang lebih beragam dan berlimpah dari ketiga spesies bakteri yang disebutkan di atas ( Faecalibacterium prausnitzii, Roseburia hominis, dan Akkermansia muciniphila).

Umumnya ini terjadi karena orang yang berolahraga kemungkinan besar mengonsumi makanan sehat sehingga 
microbiome-nya terjaga dan variatif. Sementara yang jarang dan bahkan tidak olahraga, cenderung tidak terlalu memperhatikan asupan makanannya. Hayo, kamu termasuk yang mana?
 

Olahraga Bukan Satu-satunya Faktor Untuk Memaksimalkan Fungsi Microbiome

faktor makanan


Dr. Geoffrey Preidis, anggota dewan penasehat ilmiah untuk American Gastroenterological Association Center for Gut Microbiome Research and Education, mengatakan studi University of Illinois menimbulkan beberapa pertanyaan penting tentang perubahan microbiome.

“Studi ini menambah pengetahuan penting tentang pengaruh komposisi tubuh pada respons 
microbiome terhadap olahraga, dan mengenai sifat sementara dari respons ini setelah jenis olahraga tertentu ditinggalkan. Sebuah pertanyaan penting yang masih belum terjawab adalah apakah perubahan microbiome ini bertanggung jawab atas beberapa manfaat jangka panjang olahraga bagi kesehatan manusia?” kata Geoffrey.

Sudah diketahui dengan pasti bahwa faktor-faktor seperti diet dan penggunaan antibiotik dapat memengaruhi. Tetapi, menurut Geoffrey, ada banyak elemen lain yang dapat memengaruhi 
microbiome.

“Usia, genetika, komposisi tubuh, obat-obatan, adanya penyakit, perubahan pola makan, dan stres (seperti kurang tidur) adalah beberapa dari banyak faktor yang dapat memengaruhi komposisi atau fungsi 
microbiome usus,” lanjut Geoffrey.

Nah, meskipun olahraga bukan satu-satunya yang bisa memaksimalkan fungsi 
microbiome, tetapi tak ada salahnya lho mulai sekarang kamu rutin mengajak tubuh bergerak. Sebab, ada banyak sekali manfaat baik dari berolahraga secara teratur.

Jangan lupa juga penuhi kebutuhan nutrisi kamu dengan makanan yang kaya serat seperti sayur dan buah, ya. Serta, minum cukup air putih agar kesehatan kulit terjaga.

Yuk, kunjungi 
Nusantics Blog buat kamu yang masih penasaran dengan informasi seputar microbiome dan kesehatan kulit!

Referensi:

Writer: Anita Desyanti

Editor: Serenata Kedang