• Home
  • Blog

share

Benarkah Kulit Berjerawat Ada Hubungannya dengan Kesehatan Usus?

1 Oct 2020

Benarkah Kulit Berjerawat Ada Hubungannya dengan Kesehatan Usus?

 

Apa saja penyebab jerawat yang kamu tahu? Faktor eksternal seperti debu dan kotoran, produk skincare yang tidak cocok dengan kebutuhan kulit, dan faktor lingkungan lainnya memang dapat menyebabkan timbulnya jerawat. Ternyata, kesehatan usus juga berperan dalam kesehatan kulit kamu, lho!
 

Mengenal Fungsi Bakteri pada Sistem Pencernaan

Mengenal Fungsi Bakteri pada Sistem Pencernaan

 

Dalam sistem pencernaan tubuh manusia, terdapat flora usus atau microbiome usus, bekerja sama dengan sistem saraf dan sirkulasi darah untuk membantu pencernaan. Microbiome usus terdiri dari triliunan mikroorganisme, bakteri komensal maupun patogen, virus, protozoa, dan jamur.

Dalam 
Gut Bacteria in Health and Disease, Dr. E.M. Quigley mengatakan memiliki variasi bakteri baik yang beragam dalam usus dapat meningkatkan fungsi sistem imun, meringankan gejala depresi, membantu melawan obesitas, dan berbagai manfaat lainnya.

Dalam usus kecil, sebagian besar nutrisi dari makanan diserap, kemudian dibawa oleh sistem peredaran darah untuk diberikan kepada bagian tubuh lain untuk digunakan atau disimpan.

Sel darah akan membawa gula, asam amino, glycerol, garam, dan beberapa vitamin ke liver. Di liver, nutrisi-nutrisi ini akan disimpan, diproses, dan diantarkan ke seluruh tubuh ketika dibutuhkan. Nutrisi ini diperlukan tubuh untuk energi, pertumbuhan, dan perbaikan sel-sel.

Microbiome di usus memungkinkan sistem pencernaan melakukan fermentasi pada makanan yang tidak dapat dicerna di lambung, misalnya serat makanan. Fermentasi ini mendukung pertumbuhan mikroba spesialis yang menghasilkan 
short-chain fatty acids dan gas. 

Selain itu, mikrobiota usus juga membantu penyerapan mineral seperti magnesium, kalsium, dan zat besi, serta mempersatukan vitamin yang esensial dan asam amino. 

Fungsi mikrobiota di sistem pencernaan juga sebagai pertahanan dari mikroorganisme yang merugikan, mengajarkan sistem imun membedakan mikroorganisme yang berguna atau komensal dengan yang merugikan, serta memecah zat-zat yang beracun.

 

Hubungan Kesehatan Usus dengan Kesehatan Kulit

Hubungan Kesehatan Usus dengan Kesehatan Kulit

 

Salah satu regulator utama dalam hubungan antara pencernaan dengan kulit adalah bagaimana mikrobiota berkomunikasi dengan kulit. Sebagian besar proses ini dilakukan melalui interaksi yang rumit dengan sistem imun untuk mengatur peradangan sistemik dan lokal.

Selain metode komunikasi ini, mikrobiota usus juga dapat langsung memengaruhi kulit. Pada usus terdapat semacam penghalang yang bertujuan untuk membuat bakteri usus tetap di dalam.

Ketika terjadi kerusakan pada penghalang ini, bakteri usus serta metabolitnya dapat masuk ke dalam peredaran darah, menumpuk di kulit dan mengganggu microbiome kulit. Karena itulah, jangan heran ketika sistem pencernaan sedang terganggu, kesehatan kulit juga ikut terdampak.

Disbiosis di usus, yaitu kondisi ketidakseimbangan mikroba, berpotensi memberikan dampak negatif pada microbiome kulit dan fungsi dasarnya. Hal ini dapat berkontribusi pada masalah kulit seperti jerawat, psoriasis, dermatitis atopik (eksim), dan rosacea. 

Walaupun jerawat disebabkan berbagai faktor, kesehatan usus dapat menjadi kunci pada perkembangan atau memperburuk kondisi ini. Stres yang muncul akibat timbulnya jerawat juga dapat merusak microbiome usus, khususnya spesies Lactobacillus dan Bifidobacterium.

Stres emosional dapat membuat mikroba usus memproduksi neurotransmitter yang dapat masuk ke dalam peredaran darah melalui penghalang usus, menyebabkan peradangan sistemik.

Seperti sidik jari, komposisi mikrobiota usus unik pada setiap orang.

Faktor eksternal berpengaruh terhadap mikrobiota usus, misalnya genetik, letak geografis, bertambahnya usia, asupan makanan, serta gaya hidup. Menjalani gaya hidup sehat dan mengatur makanan yang dikonsumsi dapat membantu kesehatan usus.

 

Menjaga Kesehatan Usus

Menjaga Kesehatan Usus

 

Untuk mengurangi atau mencegah jerawat di kulit, menjaga kesehatan usus dapat menjadi kunci keberhasilannya.

​Melalui makanan yang masuk ke dalam sistem pencernaan, terutama makanan berserat, dapat membantu produksi 
short-chain fatty acid melalui proses fermentasi, yang berfungsi untuk menjaga kesehatan usus besar. Didukung beberapa penelitian, mengonsumsi serat lebih banyak dihubungkan dengan naiknya keberagaman mikroba di usus. 

Usahakan untuk menambahkan serat prebiotik dalam menu makanan. Tidak semua serat adalah prebiotik, namun semua prebiotik adalah serat. 

Prebiotik berperan mendukung kinerja probiotik dengan membantu melipatgandakan jumlah mikroorganisme hidup di dalamnya untuk menjaga kesehatan usus.

Selain serat dan prebiotik, konsumsi makanan yang mengandung probiotik juga cara yang efektif untuk memasukkan berbagai mikroorganisme hidup yang bermanfaat bagi kesehatan usus dan kulit. 

Contoh makanan yang mengandung probiotik adalah kimchi, kefir, miso, tempe, kombucha, dan yoghurt. Probiotik dapat melawan bakteri 
Propionibacterium acnes (P. acnes), bakteri yang menyebabkan timbulnya jerawat.

Hindari juga makanan yang dapat menyebabkan peradangan dan ketidakseimbangan flora usus, seperti makanan yang mengandung gluten, gula dan karbohidrat refinasi, produk susu, dan makanan tinggi lemak.

Nah, kamu yang punya masalah jerawat tidak kunjung selesai, mungkin harus melihat kembali menu makanan kamu sehari-hari. Mungkin salah satu makanan dan minuman kesukaan kamu merusak mikrobiota di usus dan menyebabkan masalah jerawat. Coba mulai menata kembali diet dan gaya hidup yang lebih sehat, yuk!

Agar kamu bisa mendapatkan perawatan yang tepat, kamu bisa juga melakukan 
Biome Scan, nih. Melalui Biome Scan, kamu bisa memahami kondisi kesehatan kulit lewat analisa profil microbiome yang berbasis genomics technology. 

Nantinya, akan dilakukan 
swab test pada permukaan kulit untuk dipelajari kondisi microbiome-mu. Dengan begini, kamu jadi bisa mendapatkan perawatan dan skincare yang tepat. Klik link di atas untuk informasi lebih lengkapnya, ya!

Referensi:

 

Writer: Agnes Octaviani

Editor: Serenata Kedang