• Home
  • Blog

share

Bagaimana pH Kulit Berperan dalam Mengatasi Masalah Kulit?

11 Dec 2022

Bagaimana pH Kulit Berperan dalam Mengatasi Masalah Kulit?

Beberapa produk perawatan kulit seperti sabun mencantumkan klaim kadar pH yang rendah atau seimbang di kemasannya. Umumnya produk-produk ini akan ditujukan untuk kamu yang punya masalah kulit, seperti kulit kering atau kulit sensitif.

Namun, apakah sebetulnya pH itu? Lalu mengapa perlu dijaga keseimbangannya?

Apa Itu pH Kulit?

Mengutip Everyday Health, pH merupakan skala numerik yang menunjukkan tingkat asam dan basa (alkali) sesuatu, termasuk kulit manusia.

Skala ini dimulai dari 1 hingga 14, dengan angka 7 menjadi titik netral. Nilai di bawah 7 menunjukkan asam, dan di atas 7 merupakan basa atau alkali.

Dalam The Secret Life of Skin, pH kulit yang normal berkisar antara 4,1 hingga 5,8 dengan sedikit perbedaan di berbagai titik di seluruh tubuh. Misalnya saja pada kulit wajah, pH kulit lebih asam dibandingkan dengan area lipatan kulit seperti selangkangan dan ketiak yang lebih alkali.

Kulit yang lebih asam dan cenderung stabil mendukung microbiome kulit, yang kemudian dapat memberikan manfaat berupa sistem kekebalan yang lebih baik dan membantu meregulasi struktur dan fungsi kulit.

Sebaliknya, di area kulit yang cenderung alkali, dapat memengaruhi keseimbangan microbiome setempat dan lebih berisiko terkena infeksi dan reaksi alergi.

Tingkat pH kulit bergantung pada berbagai faktor eksternal seperti lingkungan, namun dua faktor yang paling bertanggung jawab adalah usia dan kapasitas penyangga kulit (skin buffer capacity).

  • Usia

Tingkat pH kulit bervariasi mengikuti usia. Misalnya bayi yang belum sempurna kulitnya akan memiliki pH yang lebih tinggi, seiring pertumbuhannya pH kulit akan semakin asam hingga mencapai level yang normal. Tingkat keasaman akan bertahan stabil hingga seseorang mulai memasuki usia paruh baya (sekitar 40 tahun ke atas), pH kulit akan meningkat seiring menurunnya produksi hormon pada pria maupun wanita.

  • Buffer Capacity

Kapasitas penyangga kulit merupakan kemampuan kulit untuk mengembalikan pH seperti semula ketika bersentuhan dengan sesuatu yang memiliki pH yang berbeda dari level yang biasanya. 

Peran pH untuk Kesehatan Kulit Manusia


Kulit kita terdiri dari berbagai hal, termasuk 
amino acidlactic acid, dan fatty free acid (sebum). Lapisan asam ini biasanya populer disebut acid mantle (mantel asam) yang bertindak seperti selimut di permukaan kulit untuk menjaga tingkat keasaman dan kelembapan kulit.

Acid mantle juga melindungi manusia dari faktor lingkungan yang dapat menyebabkan penuaan dini dan iritasi.

Lapisan kulit yang terlalu alkali akan menyebabkan kulit menjadi pecah-pecah dan kemerahan, sedangkan lapisan kulit yang terlalu asam dapat meningkatkan risiko peradangan kulit yang memicu eczema dan jerawat.

Dalam The Secret Life of Skin, dipaparkan bahwa fungsi skin barrier berhubungan erat dengan pH kulit. Terdapat interaksi kompleks antara pH kulit dengan protein yang disebut Filaggrin, serta enzim dan microbiome kulit yang menjadi faktor penentu kulit yang normal.

  • Filaggrin

Merupakan sejenis protein yang ketika terurai akan membuat kulit menjadi asam. Filaggrin akan diproduksi ketika kulit membutuhkan penyangga untuk mengembalikan tingkat pH yang normal. Filaggrin merupakan bagian dari mekanisme buffer capacity kulit.

  • Lipid- and protein-processing enzymes

Lapisan skin barrier kita terdiri dari berbagai lipid (lemak) yang diproduksi dari enzim. Enzim yang memproduksi lemak-lemak ini membutuhkan pH kulit yang asam untuk berfungsi.

  • Microbiome

Komposisi microbiome kulit ikut berkontribusi terhadap tingkat pH kulit yang normal.

Misalnya, bakteri Cutibacterium acnes dapat memengaruhi produksi sebum dan meningkatkan keasaman kulit. Lalu patogen seperti Staphylococcus aureus dan Streptococcus pyogenes dapat dikontrol jumlahnya dengan keasaman kulit, tetapi di saat yang sama, keasaman kulit mendukung pertumbuhan S. epidermidis dan bakteri lain yang menjadi bagian dari microbiome kulit yang normal.

Karena reaksi dan interaksi yang kompleks dan rumit yang terjadi di ekosistem kulit, hubungan antara pH kulit dan microbiome masih belum sepenuhnya diketahui.

Namun, jelas bahwa pH kulit memiliki peran penting agar kulit dapat berfungsi normal dan sehat sebagai garda depan pelindung tubuh.

Menjaga Keseimbangan pH Kulit yang Sehat


Jadi seberapa penting kita perlu memperhatikan pH produk perawatan kulit?

Menurut Cheryl Karcher, seorang dermatologist, dalam wawancaranya dengan Everyday Health menjawab bahwa kamu tidak perlu memusingkan pH sebuah produk jika kulit kamu sehat.

Pada kulit sehat, pH kulit akan kembali seperti semula dalam beberapa menit walaupun sehabis menggunakan sabun yang alkali sekalipun (buffer capacity).

Perlu diketahui bahwa pH memang berperan dalam menjaga kulit tetap sehat, tetapi bukan satu-satunya atau bahkan yang utama. Terdapat faktor-faktor lain yang berkontribusi terhadap kesehatan kulit selain pH, sehingga tidak perlu terlalu berfokus pada pH untuk mencapai kulit sehat.

Tetapi jika kamu memiliki masalah kulit seperti eczema dan jerawat, pilihlah produk perawatan kulit, termasuk sabun, yang memiliki pH di antara 4,6 hingga 5,5 untuk mencegah pengikisan kulit yang berlebih.

Dalam Skin Pharmacology and Physiology, penting untuk memilih produk perawatan kulit yang dibilas maupun yang didiamkan dengan pH yang cenderung asam untuk penderita atopic dermatitis (eczema). Produk-produk yang cenderung asam ini memberikan dampak positif pada fisiologi kulit dan pola kolonisasi microbiome kulit.

Selain itu, usahakan menghindari produk pembersih dengan pH di atas 9 dapat membuat kulit terlalu kering karena terlalu banyak mengikis lapisan asam alami kulit. Jika acid mantle terganggu, komposisi microbiome juga dapat terganggu dan memicu jerawat, dehidrasi, hingga keriput.

Beberapa komposisi produk yang umum digunakan justru dapat menyebabkan masalah kulit, misalnya pewangi (fragrance), essential oil, alkohol, dan sodium lauryl sulfate sebagai agen pembersih. Bahan-bahan tersebut dapat menyebabkan inflamasi dan mengganggu acid mantle.

Memiliki pH kulit yang sehat tidak hanya dapat dicapai dengan perawatan kulit dari luar saja, tetapi faktor diet kamu juga sangat menentukan kesehatan kulit kamu. Mengonsumsi diet yang sehat dan seimbang untuk kesehatan pencernaan kamu akan membuat kulit kamu juga sehat.

Hubungan antara microbiome usus dan kulit memang belum sepenuhnya diketahui oleh para ilmuwan. Tetapi secara umum diketahui, komposisi microbiome usus dan kulit yang seimbang merupakan kunci kulit yang bebas masalah.

Ingin tahu komposisi microbiome kulit kamu? Caranya mudah dan bebas sakit, kok! Kamu cukup menggunakan layanan Biome Scan di Nusantics untuk mendapatkan analisis lengkap terkait kulit kamu. 

Nantinya, kamu akan mendapatkan informasi dan saran untuk memenuhi kebutuhan kulit kamu secara lebih tepat dan akurat! Biome Scan akan menghemat banyak waktu dan uang agar kamu tidak lagi menebak-nebak atau trial & error bahan skincare yang cocok untuk kulit kamu.

Jadi, jangan ragu untuk coba Biome Scan, ya!


Referensi:

  • Fluhr, Joachim. “Acidic Skin Care Promotes Cutaneous Microbiome Recovery and Skin Physiology in an Acute Stratum Corneum Stress Model.” FullText - Skin Pharmacology and Physiology 2022, Vol. 35, No. 5 - Karger Publishers, 2022, www.karger.com/Article/FullText/526228.

  • Mukherjee, Tiarra, and Ross Radusky MD. “What Is Skin pH? How to Tell if Yours Is Healthy, and Why It Matters.” EverydayHealth.com, 23 May 2019, www.everydayhealth.com/skin-beauty/skin-ph-yours-healthy-why-it-matters-how-tell.

  • Skotnicki, Sandy. “Skin pH, Cleansers and the Skin Microbiome.” The Secret Life of Skin, 22 Nov. 2021, thesecretlifeofskin.com/2021/11/04/skin-ph-skin-microbiome.

  • Katta, Rajani, and Samir P Desai. “Diet and dermatology: the role of dietary intervention in skin disease.” The Journal of clinical and aesthetic dermatology vol. 7,7 (2014): 46-51.

Writer: Agnes Octaviani

Editor: Agnes Octaviani