• Home
  • Blog

share

Apa yang Skin Microbiome Lakukan di Kulit Wajah Kita?

27 Feb 2022

Apa yang Skin Microbiome Lakukan di Kulit Wajah Kita?

Kulit adalah titik temu terluar antara tubuh manusia dan lingkungan. Organ terbesar di tubuh manusia ini dikolonisasi oleh beragam mikroorganisme, seperti bakteri, jamur, archaea, dan virus. Nama kerennya, microbiome. Ternyata, peran makhluk-makhluk super kecil ini sangat penting bagi kesehatan kita!
 

Mengenal Skin Microbiome

mengenal skin microbiome


Menurut ahli herbal Paul Schulickskin microbiome atau microbiome kulit adalah kombinasi yang umumnya terdiri dari sekitar 1.000 jenis bakteri dan 80 jenis jamur berbeda. Jumlah ini belum ditambah kutu dan virus, lho! Bahkan, menurut artikel di jurnal Science, keragaman microbiome kulit bisa jadi lebih tinggi dibanding keragaman microbiome usus.

Organisme tersebut bisa dibagi menjadi tiga kelompok, yakni komensal, simbion, dan patogen.

  1. Komensal: membantu menjaga keseimbangan antara microbiome “baik” dan “oportunistik”.
  2. Simbion: sangat menguntungkan dan menghasilkan postbiotik yang membantu memperkuat lapisan penghalang kelembapan kulit.
  3. Patogen: sering disebut sebagai “bakteri jahat”, tapi sebenarnya tidak juga. Bakteri tersebut hanya cenderung oportunistik dan dapat memicu masalah kulit jika tidak seimbang.

Kebanyakan bakteri kulit masuk ke dalam empat phyla, yakni Actinobacteria, Firmicutes, Bacteroidetes, dan Proteobacteria. Menurut penelitian di jurnal Nature Reviews Microbiology, sampel kulit manusia didominasi oleh bakteri dari genera Staphylococcus spp., Corynebacterium spp., Enhydrobacter spp., Micrococcus spp., Cutibacterium spp., dan Veillonella spp. 

Baca Juga: Pada Usia Berapa Sebaiknya Kita Memulai Penggunaan Skincare?
 

Peran Microbiome Kulit

peran microbiome kulit


Ada beberapa peran penting microbiome kulit untuk kesehatan tubuh kita secara keseluruhan, yakni:


1. Melindungi dari patogen


Menurut ahli dermatologi asal Amerika Serikat Aegean Chan, MD, peran utama microbiome adalah memperkuat kemampuan kulit untuk mencegah patogen masuk dan mempertahankan fungsi lapisan penghalang kulit. 

Jika lapisan penghalang rusak atau ketika keseimbangan antara bakteri komensal dan patogen terganggu, maka penyakit kulit atau bahkan penyakit sistemik bisa terjadi.


2. Mengedukasi sistem imun


Selain sebagai penghalang fisik, kulit juga berfungsi sebagai penghalang imunologis. Kulit berkomunikasi dengan sistem imun untuk meminta bantuan di situasi darurat. Respons imun kulit sangat penting untuk membantu kamu sembuh dari luka dan infeksi serta mengatur mikrobiota komensal yang mendiami kulit.


3. Peran microbiome kulit lainnya:

  • Memastikan homeostasis (proses mengatur diri) kulit.
  • Menghasilkan biofilm dan peptida antimikroba (AMP).
  • Meminimalisasi kerusakan akibat sinar UV dan polutan lingkungan.
  • Menjaga kelembapan dan memperlambat tanda penuaan.


Baca Juga: Peran Microbiome dalam Imunitas Kulit
 

Cara Menjaga Keseimbangan Skin Microbiome di Kulit Wajah

cara menjaga keseimbangan skin microbiome


Kebanyakan gaya hidup modern kurang kondusif untuk menjaga keragaman dan keseimbangan microbiome kulit. Misalnya, penggunaan antibiotik dan sabun antibakteri, terputusnya hubungan dengan alam, rutinitas skincare 12 tahap, dan berlebihan dalam menjaga kebersihan. 

Faktanya, tindakan yang tampak tak berbahaya seperti mencuci wajah saja bisa jadi kegiatan sehari-hari yang merusak 
microbiome kulit, lho.

Bahkan, menurut ahli sains kulit di Amerika Serikat 
Elsa Jungman, PhDskincare sering dipasarkan dengan cara mendorong penggunaan produk lagi dan lagi. Padahal, banyak produk skincare tidak kondusif bagi kesehatan microbiome kulit.

Jika kamu menggunakan produk keras secara rutin, keseimbangan 
microbiome bisa terganggu. Microbiome yang terganggu menciptakan serangkaian masalah baru yang sering kali mendorong kamu untuk mengaplikasikan produk skincare lebih banyak. Ya, jadi seperti lingkaran setan.

Karena setiap produk yang digunakan berpotensi mengganggu 
microbiome, Dr. Jungman menyarankan skinimalism atau rutinitas skincare minimal menggunakan produk yang berbahan lebih sedikit. Jadi, kamu hanya perlu memakai pembersih wajah, pelembap berbahan dasar minyak, lalu sunscreen.

Baca Juga: 
The Truth about Sunscreen

Bagaimana dengan langkah skincare lain? Coba cek apakah kamu benar-benar membutuhkan perawatan berikut setiap hari:

  • Double cleansing: ya, jika kamu memakai make up. Jika tidak, cukup bersihkan sekali saja.
  • Toner: mungkin tidak perlu.
  • Mencuci muka: di pagi hari, cukup menggunakan air, kecuali jika kamu memakai retinol di malam sebelumnya.
  • Skincare dengan bahan-bahan yang perlu dicemaskan: antibiotik, antibakteri (benzoil peroksida dan minyak esensial), dan alkohol, karena bisa mengurangi microbiome pelindung di kulit dan membuat kulit jadi rentan.
  • Eksfoliasi: tidak masalah jika dilakukan sesekali karena kulit secara alami membuang sel kulit matinya sendiri. Eksfoliasi kimiawi (seperti peels dan acid) serta eksfoliasi fisik (seperti scrub dan dermabrasi) mengganggu minyak alami yang menjadi andalan lapisan penghalang kulit. Tanpa itu, microbiome jadi kelaparan.
  • Produk untuk jerawat, eksim, dan penuaan: menurut Dr. Jungman, saat microbiome-mu sudah optimal, kamu tidak akan mengalami masalah tersebut dan tidak membutuhkan produk tambahan.

“Semakin sedikit yang kamu lakukan, semakin sedikit yang kamu pakai, semakin baik kamu mengoptimalkan kulitmu untuk jangka panjang,” kata Dr. Jungman.

Namun, menurut Dr. Chan, selama kulitmu secara umum sehat serta tidak teriritasi atau sensitif, kamu tidak perlu membuang semua produk favoritmu. “Praktikkan semuanya secukupnya, jangan berlebihan dengan acid, dan pastikan kamu menggunakan pelembap,” jelas Dr. Chan.

Lalu, bagaimana jika kamu “terlambat” merawat kulit dengan cara yang ramah microbiome? “Tidak ada kata terlambat untuk mulai memperhatikan microbiome kulit serta menggunakan lebih banyak produk ramah microbiome ke rutinitas skincare-mu,” kata Laura Marinelli, PhD, ahli mikrobiologi dari Amerika Serikat.

Nah, kamu penasaran tidak sih dengan siapa yang jadi “pasukan utama” di kulit wajahmu? Jika iya, kamu bisa mengeceknya lewat Biome Scan, nih. Hasil Biome Scan bisa membuat kamu tahu, apakah kulit kamu didominasi jamur atau bakteri, lalu kulit kamu pun akan dianalisa tingkat pH, hidrasi, sebum, glosiness, dan lain-lain. Segera daftar di sini, ya!

Referensi:

Writer: Fitria Rahmadianti

Editor: Serenata Kedang