• Home
  • Blog

share

Apa Itu Sustainable Skin Care dan Bagaimana Penerapannya?

12 Apr 2021

Apa Itu Sustainable Skin Care dan Bagaimana Penerapannya?

Produk perawatan kulit dan kosmetik alami yang transparan tentang kandungan bahannya kini lebih disukai konsumen. Semakin tersebarnya informasi mengenai manfaat skin care alami juga meningkatkan permintaan akan produk yang ramah lingkungan dan sustainable.

Sebenarnya, apa itu 
sustainable skin care? Awalnya, tren ini dimulai dari clean beauty, yakni gerakan untuk menggunakan produk perawatan kulit yang aman untuk manusia dan lingkungan karena tanpa bahan toksik. 

Dalam sebuah penelitian berjudul 
Chemical Exposures: The Ugly Side of Beauty Productsdikatakan bahwa ada beberapa penelitian yang merinci bahan kimia dalam produk skin care dan memiliki potensi dampak buruk bagi kesehatan dan lingkungan. 

Menurut laporan-laporan tersebut, 
makeup, sampo, skin lotion, cat kuku, dan produk skin care lainnya mengandung bahan kimia yang kurang memiliki bukti keamanan. Beberapa bahan malah dalam percobaan bisa menyebabkan cacat lahir, penurunan jumlah sperma, dan gangguan kehamilan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan 
International Journal of Women’s Dermatology, mayoritas bahan yang dihindari dalam clean beauty dikategorikan menjadi tiga kelompok, yakni:

  • Iritan atau alergen (MCI, turunan vitamin A, wewangian, fenoksietanol, sulingan minyak bumi, dan formaldehida).
  • Bahan berpotensi pengganggu endokrin (triclosan dan triclocarban, toluene, resorsinol, sulingan minyak bumi, hidroksianisol butilat, asam borat dan natrium borat, ftalat, ekstrak plasenta, paraben, dan fenoksietanol).
  • Bahan berpotensi karsinogen (PEG dan stearat, formaldehida, bahan tar batubara, distilat minyak bumi, dan ekstrak plasenta).

Baca Juga: Skinimalism, Tren Kecantikan 2021

Sustainability atau kelestarian di bidang kecantikan semakin menjadi prioritas konsumen di seluruh dunia. Menurut Natural Skin Care Products Market Share Report 2020-2027, market size produk skin care alami secara global bernilai USD 10.84 miliar di 2019. Angka ini diperkirakan akan naik dengan Laju Pertumbuhan Majemuk Tahunan (CAGR) 5% dari 2020 ke 2027.

Kekhawatiran akan efek samping zat kimia untuk kulit, yakni menyebabkan iritasi, alergi, dan kulit kusam menjadi salah satu faktor penting yang mendorong pertumbuhan pasar. Banyak konsumen memilih membeli produk dengan kandungan plastik lebih sedikit dan mengharapkan perusahaan kecantikan membuat produknya lebih lestari (sustainable).

Baca Juga: Sustainable Development Goals dan Hubungannya dengan Green Bond

Harapan tersebut mendorong perusahaan kecantikan menghadirkan inovasi berkelanjutan, seperti produk yang minim kandungan air, upcycling, netral karbon, dan solusi kemasan yang bisa diisi ulang atau dipakai kembali. Yuk, kita bahas satu per satu!


3 Hal yang Harus Dimiliki Sustainable Skin Care


Menurut komunitas pecinta skincare Mirra, inilah solusi lestari yang perlu dijalankan oleh merek produk perawatan kulit untuk merespons permintaan akan skin care alami di 2021:


1. Kemasan


Sustainable skin care seringkali memiliki kemasan minimal untuk mengurangi sampah. Salah satu jenis kemasan terbaik adalah kertas karena hampir selalu bisa didaur ulang. Selain itu, sustainable skin care juga…
  • menghindari cellophane (plastik pembungkus yang tipis dan transparan)
  • tidak menggunakan tube pencet (seperti kemasan pasta gigi atau kebanyakan face wash), pompa, atau pipet karena bahan campuran tidak dapat didaur ulang
  • botolnya tidak terlalu berwarna atau hitam
  • kemasan dapat diisi ulang atau dipakai kembali

Baca Juga: Mengenal Anthropocene Dynamics, Manusia sebagai Penggerak Perubahan Lingkungan
 

2. Bahan Baku

bahan baku


Bahan-bahan ini perlu kamu perhatikan sebelum memutuskan membeli skin care:
  • Minyak kelapa sawit (palm oil). Meski alami, belum tentu lestari. Sebab, kelapa sawit seringkali ditanam di lahan yang dulunya adalah hutan hujan sehingga mengganggu kelestarian spesies asli. Hindari kandungan minyak kelapa sawit sebisa mungkin. Namun, jika terpaksa (karena palm oil bisa ditemukan di banyak produk), carilah produk yang mengambil sumbernya secara bertanggung jawab.
  • Glitter. Meski cantik, glitter seringkali terbuat dari plastik yang buruk bagi kulit dan lingkungan.
  • Sunscreen kimiawi, karena mengandung oxybenzone dan octinoxate yang berbahaya bagi batu karang. Sunscreen mineral tidak mengandung bahan tersebut, tapi sering meninggalkan bekas berwarna putih yang mengganggu bagi orang-orang dengan kulit berwarna. Meski demikian, ada, kok beberapa produk mineral sunscreen untuk kulit berwarna.
  • Formulasi hemat air, misalnya dalam bentuk batangan padat, bubuk, atau stik. Selain memiliki formulasi yang jauh lebih pekat dan praktis dibawa-bawa, biaya per penggunaannya pun lebih rendah dibanding produk berbasis air, terutama dalam kategori produk perawatan rambut dan mandi. Menghilangkan air dari formulasi produk juga membuat kandungannya lebih stabil, terutama yang mudah rusak atau teroksidasi seperti vitamin C.


3. Fairtrade and Sourcing


Fairtrade adalah organisasi yang melindungi petani dan pekerja berskala kecil. Syarat untuk memperoleh tanda Fairtrade sulit, lho. Sebab, tanda ini mengindikasikan praktik yang lestari, upah yang adil untuk petani dan pekerja, serta kondisi kerja yang etis beserta larangan untuk pekerja anak dan pekerja paksa.

Sayangnya, kebanyakan produk kecantikan tidak memenuhi syarat untuk sertifikasi Fairtrade kecuali mengandung bahan makanan. Namun, semangat Fairtrade-lah yang ingin kita tiru. Coba selidiki sumber bahan dalam produk skin care, praktik yang digunakan untuk memanfaatkan bahan tersebut, serta kondisi kerjanya.

Selain tiga hal di atas, menurut perusahaan riset pasar Mintelsustainable skin care juga sebaiknya berbahan lokal dan diproduksi lokal, netral karbon (mengurangi dampak terhadap lingkungan dan iklim di seluruh rantai pasokan), serta bisa didaur ulang atau upcycle (menggunakan bahan sisa atau buangan untuk menghasilkan produk yang bernilai lebih tinggi).

Baca Juga: Hutan Kita, Harga Diri Kita

Jika ingin benar-benar menggunakan sustainable skin care, sebaiknya jangan mudah termakan iklan, ya. Telusuri lebih jauh klaim organik, alami, ramah lingkungan, dan sebagainya sebelum memutuskan untuk membelinya.

Nusantics sebagai perusahaan bioteknologi pun berusaha menciptakan produk skincare yang sustainable yakni Biome BeautyProduk ini menggunakan bahan-bahan alami dan lestari, tidak menggunakan bahan berbahaya bagi lingkungan, dan dikemas menggunakan material yang bisa digunakan kembali. Yuk, gunakan sustainable skincare demi masa depan bumi dan generasi lebih baik!

Referensi:

Writer: Fitria Rahmadianti

Editor: Serenata Kedang