• Home
  • Blog

share

Apa Itu Skin Fasting dan Pengaruhnya untuk Microbiome Kulit

26 Jun 2022

Apa Itu Skin Fasting dan Pengaruhnya untuk Microbiome Kulit

 

Masih ingat dengan tujuh tahapan skincare ala orang Korea yang pernah booming beberapa tahun lalu? 

Bagi beberapa orang, memakai banyak produk untuk rutinitas melawan kulit wajah memang menyenangkan. 

Namun, apakah efektif? Benarkah menggunakan banyak produk bisa membuat kondisi kulit lebih sehat?

Setelah fenomena tujuh tahapan skincare ini merebak, ajakan untuk melakukan puasa menggunakan produk perawatan kulit (skin fasting) juga menjadi tren. 

Apa sebenarnya skin fasting itu sendiri? 

Baca Juga: Awas, Pilihan Skincare Kamu Berpotensi Merusak Lingkungan!

Pengertian Skin Fasting

pengertian skin fasting

Skin fasting adalah kondisi di mana kulit “beristirahat sejenak” dari rutinitas mengaplikasikan semua produk perawatan kulit untuk memberi waktu pada kulit kamu untuk bernapas dan reset kembali. 

Hal ini memungkinkan kulit berfungsi secara alami tanpa bantuan produk perawatan kulit.

Mengutip Byrdie, dr. Lindsey Zubritsky, MD, dokter kulit berbasis di Pittsburgh, Pennsylvania dengan spesialisasi dermatologis kosmetik mengatakan, meskipun konsep skin fasting terbilang mudah, namun metodenya bisa berbeda untuk masing-masing orang. 

Sama seperti puasa makanan, puasa produk skincare kemungkinan memiliki level berbeda tergantung dari produk apa yang mesti diberhentikan sementara dan durasi pemberhentiannya. 

Teorinya, skin fasting membuat kulit membangun kembali lapisan stratum korneum pelindungnya untuk mendorong kesehatan dan ketahanan kulit menjadi lebih baik. 

Hal ini juga bisa menjadi cara yang baik untuk mendeteksi produk yang menyebabkan iritasi, berjerawat, atau masalah kulit lainnya.

Ingatlah bahwa skin fasting tidak harus sepenuhnya memberhentikan produk perawatan kulit yang sedang dipakai saat ini. 

Terkadang, skin fasting hanya berarti memberhentikan penggunaan satu produk pada satu waktu untuk menguji kandungan pada produk apa yang paling cocok untuk jenis kulit. 

Tahapan Skin Fasting

tahapan skin fasting

Berdasarkan jurnal Nutrients yang diterbitkan pada tahun 2019, skin fasting bisa jadi berbeda untuk setiap individu. 

Jadi, penting untuk mengetahui apa yang terjadi pada kulit dalam waktu tertentu melakukan skin fasting. 

Beberapa tahapan awal dalam skin fasting tanpa memberhentikan secara keseluruhan semua produk perawatan kulit diantaranya adalah sebagai berikut: 

1. Pembersihan secara menyeluruh

Bersihkan kulit wajah menggunakan metode yang lembut seperti soft scrub. Dalam proses skin fasting, tidak dianjurkan untuk membersihkan kulit menggunakan chemical peeling atau micro needle

2. Minum air putih 2 liter per hari 

Mengonsumsi air putih yang cukup sangat penting dalam proses skin fasting agar sel kulit kita bisa beregenerasi. 

Baca Juga: Amankah Kebiasaan Minum Air dari Botol Plastik?

3. Berhenti menggunakan produk skincare selama seminggu 

Berbeda dengan rutinitas perawatan kulit selama dua kali sehari, membersihkan kulit wajah dengan skincare selama satu minggu cukup dilakukan selama satu kali sehari. 

Pembersihan kulit bisa dilakukan antara setelah beraktivitas atau sebelum tidur. 

4. Tetap menggunakan sunscreen

Dikutip dari jurnal Canadian Medical Association pada tahun 2020, skin fasting bisa dilakukan tanpa menyingkirkan produk sunscreen, mengingat penggunaan perlindungan matahari bisa menurunkan risiko kanker kulit. 

Jadi, jika ingin memberhentikan produk sunscreen, kamu tidak boleh terekspos matahari secara langsung. 

5. Perhatikan kembali skincare rutin 

Coba yuk, cek lagi bahan produk skincare yang kamu gunakan saat ini. 

Selama skin fasting, dianjurkan untuk tetap memakai produk skincare dasar seperti sabun pembersih wajah, pelembap, dan sunscreen

Pastikan produk menggunakan bahan alami untuk mengurangi risiko alergi, iritasi, hingga radang. 

Pengaruh Skin Fasting dan Microbiome Kulit

pengaruh skin fasting dan microbiome kulit

Karena proses skin fasting bekerja dengan memberhentikan semua produk kulit untuk membantu kulit bekerja secara alami, hal ini juga memengaruhi microbiome di dalam kulit. 

Berdasarkan situs web Biologiskin fasting juga dianggap sebagai proses detoksifikasi dengan cara membuang atau bahkan mengurangi bakteri jahat pada jaringan kulit akibat penggunaan banyak bahan aktif yang langsung terpapar oleh kulit. 

Sebagai contoh, double cleansing pada malam hari dengan maksud menghilangkan kotoran pada wajah dan pori-pori, malah dapat menyebabkan penumpukan produk pada kulit. 

Nantinya, hal ini berdampak pada microbiome alami kulit yang sering hilang karena proses pembersihan yang berlebihan.

Proses me-reset kembali wajah dengan skin fasting pada dasarnya juga memberi waktu untuk mengatur ulang komposisi microbiome kulit dengan cara detoksifikasi. 

Sehingga, penggunaan produk skincare pilihan dengan kesadaran terhadap kandungan, brand value, dampak kesehatan, dan dampak lingkungannya sangat dibutuhkan dalam proses menyeimbangkan kembali keberagaman microbiome yang akhirnya membuat kondisi kulit menjadi lebih baik. 

Baca Juga: Pada Usia Berapa Sebaiknya Kita Memulai Penggunaan Skincare?

Pengaruh Sunscreen dengan Microbiome

pengaruh sunscreen dan microbiome

Banyak penelitian yang dilakukan dalam dekade terakhir berfokus pada microbiome kulit. Hal ini wajar mengingat microbiome memiliki peran kunci dalam homeostasis kulit. 

Dalam industri skincare, keseimbangan microbiome diteliti dan didapatkan dari bahan-bahan alami khususnya yang memberikan proteksi terhadap sinar ultraviolet (UV). 

Menariknya, telah terbukti bahwa molekul bakteri pada beberapa produk sunscreen yang dapat menghambat sinar UV langsung ke kulit juga memiliki efek berbahaya pada microbiome kulit. 

Berdasarkan situs web Microorganism, klaim baru-baru ini dari beberapa produsen sunscreen menyebutkan terdapat potensi meningkatkan kandungan bahan kimia pada sunscreen yang bisa membantu krim menyerap ke kulit secara alami menunjukkan kapasitas penyerap UV alami.

Namun, formulasi produk kosmetik yang mengandung probiotik dan postbiotik yang dapat mengganggu keseimbangan microbiome kulit karena sifatnya sebagai antioksidan dan antiinflamasi.

Cara bijak mempraktikkan hal ini adalah dengan menggunakan produk berbahan dasar alami yang terbukti dapat menyeimbangkan microbiome kulit sekaligus juga ramah lingkungan seperti Biome Beauty.

Temukan produk skincare yang tepat untuk kulitmu dengan mengunjungi situs web-nya, ya!

Referensi:

Writer: Ria Theresia Situmorang

Editor: Serenata Kedang