• Home
  • Blog

share

Apa Hubungan Kulit Berminyak dan Microbiome?

25 Nov 2020

Apa Hubungan Kulit Berminyak dan Microbiome?

Make up-mu mudah luntur dan wajahmu seringkali mengilat? Bisa jadi jenis kulitmu berminyak. Selain karena faktor genetik, kulit berminyak bisa disebabkan oleh ketidakseimbangan microbiome di kulitmu, lho!

Sebenarnya, semua orang memiliki minyak di kulit. Di bawah pori, ada kelenjar sebasea yang menghasilkan minyak alami yang disebut sebum. Sebum membantu menjaga kulit dan rambut tetap terhidrasi dan sehat.

Namun, sebagian orang memiliki kelenjar sebasea yang menghasilkan terlalu banyak minyak. Inilah yang disebut kulit berminyak.

Sebenarnya, orang dengan kulit berminyak cenderung memiliki kulit yang lebih tebal dan kerutan yang lebih sedikit. Meski demikian, sebum yang terlalu banyak bisa menyebabkan pori tersumbat dan muncul jerawat. 

Lalu, apa saja, ya, 
tanda kulit berminyak?
 

Ciri-Ciri Kulit Berminyak

ciri-ciri kulit berminyak

 

  • Kulit tampak mengilat (karena minyak, bukan keringat) setelah beberapa jam setelah mencuci muka
  • Kamu bisa menghabiskan beberapa lembar kertas minyak wajah (blotting paper) dalam sehari
  • Pori terbuka dan terlihat jelas
  • Pori tersumbat dan berkomedo (blackhead)
  • Biasanya area T-zone (dahi, hidung, dagu) yang tampak berminyak. Namun, kulit berminyak juga bisa terasa di seluruh wajah, bahkan di kulit kepala.
  • Mudah berjerawat karena sebum bercampur dengan sel kulit mati dan tertahan di pori
  • Make up mudah luntur
Jadi, kuncinya adalah menjaga kelembapan alami kulit tanpa menghasilkan terlalu banyak sebum.
 

Microbiome dan Masalah Kulit

microbiome dan masalah kulit


Kesehatan kulit ditentukan oleh beberapa faktor, mulai dari genetik dan hormon hingga diet dan asupan gizi. Kulit menjadi cerminan apa yang terjadi di dalam tubuhmu.

Usus yang tidak sehat bisa terungkap lewat berbagai kondisi kulit. Begitupun sebaliknya. Usus dengan microbiome seimbang (ada cukup bakteri baik untuk melawan bakteri tidak baik di usus) bisa terhindar dari potensi masalah kulit.

“Pertumbuhan bakteri berlebihan di usus kecil berkaitan dengan jerawat dan rosacea di beberapa studi,” kata ahli dermatologi Adriana Lombardi, MD. “Kecenderungan genetik memang akan membuat seseorang cenderung mengalami kondisi tertentu. Namun, menyeimbangkan microbiome usus terkadang bisa membantu pasien yang memiliki kecenderungan genetik sekalipun.” 

Ahli gastroenterologi Roshini Rajapaksa, MD sepakat dengan pernyataan di atas. “Sudah terbukti secara klinis bahwa ketika ketidakseimbangan usus terjadi, baik karena stres, diet yang buruk, atau kurang tidur, usus jadi dipenuhi bakteri tidak baik yang bisa menyebabkan inflamasi di kulit.” 

“Peradangan ini bisa menyebabkan jerawat, kemerahan, kulit sensitif, dan pemecahan kolagen yang bisa menimbulkan keriput,” lanjut Rajapaksa.

Studi di jurnal Frontiers in Microbiology menyimpulkan bahwa microbiome usus memengaruhi sistem organ yang jauh melalui mekanisme imun, termasuk kulit. Melalui modulasi bakteri baik (probiotik, prebiotik, dan sinbiotik), peneliti telah membuktikan manfaat dalam pencegahan dan/atau penyembuhan gangguan kulit yang meradang, seperti acne vulgaris, eksim atopik, dan rosacea.

“Usus memegang peran pengatur imunitas yang sangat penting. Berbagai makanan yang kita makan atau bakteri yang mengolonisasi usus berpotensi menyebabkan peradangan di usus. Inflamasi di usus melepas sitokin ke seluruh tubuh,” kata Lombardi.

Masih menurut Lombardi, kulit adalah organ terbesar di tubuh dan bereaksi ke sitokin tersebut dengan berbagai cara, sehingga mengakibatkan penyakit kulit yang berbeda-beda.

Dokter naturopati Nigma Talib, ND, setuju bahwa eksim, jerawat, rosacea, kulit kering, pemecahan kolagen, dan kulit kendur hanyalah sebagian masalah kulit umum yang berhubungan dengan microbiome usus.

“Ada triliunan bakteri di usus yang mengontrol kondisi kulit. Bakteri tidak baik bisa menyebabkan kulit berjerawat, sementara bakteri baik bisa membantu mencegah dan mengatasi jerawat, rosacea, dan eksim,” kata Talib.


Kulit Berminyak dan Microbiome


kulit berminyak dan microbiome


Kulit adalah ekosistem rentan yang keseimbangannya bisa terganggu oleh beberapa faktor lingkungan. Saat remaja, hormonmu aktif dan mendorong kerja kelenjar sebasea. Kelenjar tersebut mengeluarkan sebum terlalu banyak (hyperseborrhea) dengan kualitas yang buruk pula (dysseborrhea).

Sebum kental yang terlalu banyak dapat meningkatkan jumlah bakteri Cutibacterium acnes di microbiome kulit. Akibatnya, jerawat bermunculan. Karena itulah orang dengan kulit berminyak cenderung berjerawat.

Selain itu, orang dengan kulit berminyak seringkali memiliki microbiome yang tidak seimbang karena menggunakan pembersih wajah keras yang mengganggu lapisan pelindung alami kulit. Kulit jadi berisiko dehidrasi dan keseimbangan microbiome-nya berubah.


​Cara Menyeimbangkan Microbiome Kulit


cara menyeimbangkan microbiome kulit


Ya, rutinitas perawatan kulit memang penting untuk kesehatan kulit. Namun, kamu juga perlu memperhatikan keseimbangan microbiome di ususmu. Ada beberapa cara meningkatkan kesehatan usus dan mengembalikan jumlah bakteri baik, yakni:
  • Menerapkan diet tinggi serat
  • Menggunakan probiotik topikal dan oral
  • Membatasi asupan gula

Untuk skincare, kamu bisa cari tahu dulu apa yang sebetulnya dibutuhkan kulitmu melalui Biome Scan. Dari hasil Biome Scan nanti, kamu bisa tahu hasil analisis profil microbiome kulit wajahmu dan tingkat pH, sebum, oil, glossiness, dan lain-lain.

Selain itu, jangan sentuh wajah dengan tanganmu jika tidak perlu. Sebab, tanganmu bisa menyebarkan kotoran, minyak, dan bakteri ke wajah. Sentuh wajah hanya saat merawat kulit dan merias wajah. Jangan lupa cuci tangan dulu, ya!

Referensi

Writer: Fitria Rahmadianti

Editor: Serenata Kedang