• Home
  • Blog

share

Amankah Melakukan Tes COVID-19 Sendiri?

4 Oct 2022

Amankah Melakukan Tes COVID-19 Sendiri?

Di Maret 2022 lalu World Health Organization (WHO) merekomendasikan dan mengizinkan tes mandiri Covid-19 dengan metode rapid antigen. Rekomendasi ini demi mendukung jalannya strategi respons Covid-19 yang masih berstatus pandemi global.

WHO menjelaskan tes mandiri Covid-19 merupakan tes diagnosa yang dilakukan sendiri, mulai dari pengambilan sampel, melakukan rapid test sederhana, dan menginterpretasikan sendiri hasil tes ini pada waktu dan tempat yang dipilih sendiri.

Tujuan utama tes mandiri ini adalah untuk dapat mengetahui apakah seseorang terinfeksi virus Covid-19 hanya dalam waktu 30 menit. Namun, hasilnya memang tidak seakurat tes laboratorium karena hanya menggunakan alat rapid test antigen.

WHO menyarankan tes mandiri jika kamu merasa tidak sehat dan memiliki gejala-gejala yang berhubungan dengan Covid-19.

Selain merasakan gejala, kamu juga boleh melakukan tes mandiri ketika merasa terpapar virus dalam tujuh hari terakhir.

Kamu juga disarankan untuk melakukan rapid test sebelum memutuskan untuk pergi ke sebuah acara sosial di dalam ruangan.

Amankah Melakukan Tes Covid-19 Sendiri?


Menanggapi kebijakan WHO tersebut, juru bicara Satgas Covid-19, Prof Wiku Adisasmito,
 mengimbau masyarakat  untuk melakukan pengambilan sampel dengan tenaga medis atau profesional kesehatan.

Beliau memaparkan, metode usap atau swab membutuhkan kehati-hatian untuk mencapai hasil akurat dan mencegah luka di saluran pernapasan. Selain itu, hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah teknik pengetesan, pembacaan hasil tes, dan pengelolaan limbah medis.

Salah satu penelitian memaparkan secara umum swab test aman dilakukan, dengan kasus komplikasi sangat jarang, yaitu 0,026%. Adapun beberapa contoh kasus komplikasi yang terjadi adalah swab yang tertahan, mimisan, dan kebocoran cairan serebrospinal yang biasanya dikaitkan dengan faktor risiko yang tinggi.

Teknik pengusapan yang benar perlu disertai dengan pengetahuan tentang anatomi sangat penting, sehingga tes swab ini sebaiknya memang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang sudah mendapatkan pelatihan dan pengetahuan yang cukup.

Di sisi lain, alat rapid test antigen yang beredar di masyarakat saat ini memang dijual bebas dan mudah ditemukan secara online, namun tidak semua memiliki izin edar dari Kementrian Kesehatan untuk menjamin kualitas dan akurasinya.

Melihat bagaimana persebaran infeksi Covid-19 begitu cepat, tak heran WHO merekomendasikan tes mandiri agar masyarakat dapat mengambil langkah yang tepat untuk menekan penularan.

Jika kamu memutuskan untuk melakukan tes mandiri, perlu diketahui bahwa hasil tes yang negatif belum tentu menandakan bahwa kamu tidak terinfeksi virus, apalagi jika kamu sedang memiliki gejala atau baru saja kontak erat dengan seseorang yang positif.

Kamu dapat mengulangi rapid test setelah 24 dan 48 jam setelahnya untuk memastikan bahwa kamu benar-benar negatif.

Di sisi lain, jika hasil rapid test kamu positif, lebih besar kemungkinan kamu memang terinfeksi virus Covid-19 dan kamu dapat mengambil langkah-langkah selanjutnya, seperti isolasi mandiri.

Alternatif Tes Mandiri Dengan Akurasi Tinggi


Alat rapid test antigen memang murah dan cepat, namun hasilnya yang kurang akurat tentu membawa risiko tersendiri, misalnya saja tidak sadar menularkan ke kelompok rentan.

Untungnya, penelitian menemukan bahwa ada metode lain yang jauh lebih nyaman dengan tingkat akurasi yang juga tinggi, yaitu pengambilan sampel saliva.

Tes mandiri dengan metode usap nasofaring dikhawatirkan dapat melukai bagian dalam hidung dan terasa sangat tidak nyaman. Hal ini membuat sebagian masyarakat, terutama anak-anak, merasa enggan untuk tes. Padahal, tes dan diagnosa merupakan bagian penting dalam mengendalikan pandemi penyakit menular seperti Covid-19.

Testing berbasis saliva mengambil sampel dengan cara berkumur (gargle), menggunakan cairan khusus. Kemudian, sampel ini dianalisis menggunakan teknologi PCR untuk mendapatkan diagnosa.

Di Indonesia, alat ini dikembangkan oleh Nusantics dan diberi nama PUMU (PCR Kumur). Layanan dari Nusantics ini menawarkan tes mandiri untuk kamu yang berada di wilayah Jakarta. 

Satu paket PUMU Take Home Kit berisi dua jenis cairan Biosaliva untuk keperluan pengambilan sampel, lembar petunjuk penggunaan, dan ID label. Take Home Kit dapat dikirimkan dan dijemput langsung dari rumah kamu.

PUMU Take Home Kit merupakan solusi untuk kamu yang memerlukan layanan tes PCR tanpa metode swab yang invasif, sedang menjalani isolasi mandiri, atau memerlukan tes PCR untuk anak-anak.

Walaupun hasilnya tidak keluar dalam hitungan menit, hasil yang akurat akan keluar dalam 1x24 jam sejak sampel dijemput dari kamu dan terintegrasi langsung dengan akun PeduliLindungi. 

Untuk informasi lebih lanjut dan pemesanan, kunjungi pumu.nusantics.com ya!


Referensi:

  • Butler-Laporte, Guillaume, et al. “Comparison of Saliva and Nasopharyngeal Swab Nucleic Acid Amplification Testing for Detection of SARS-CoV-2.” JAMA Internal Medicine, vol. 181, no. 3, American Medical Association (AMA), Mar. 2021, p. 353. https://doi.org/10.1001/jamainternmed.2020.8876.

  • Kim, Dai Hyun, et al. “Complications of Nasopharyngeal Swabs and Safe Procedures for COVID-19 Testing Based on Anatomical Knowledge.” Journal of Korean Medical Science, vol. 37, no. 11, Korean Academy of Medical Sciences, 2022, https://doi.org/10.3346/jkms.2022.37.e88.

  • Preparedness, Emergencies. Use of SARS-CoV-2 Antigen-detection Rapid Diagnostic Tests for COVID-19 Self-testing. 9 Mar. 2022, www.who.int/publications/i/item/WHO-2019-nCoV-Ag-RDTs-Self_testing-2022.1.

  • Ramadhanty, Razdkanya. “WHO Perbolehkan Tes Antigen Mandiri, Ini Wanti-wanti Satgas COVID.” detikHealth, 17 Mar. 2022, health.detik.com/berita-detikhealth/d-5988218/who-perbolehkan-tes-antigen-mandiri-ini-wanti-wanti-satgas-covid.

  • https://www.instagram.com/p/Cd0NLUZF8Ql/

  • https://nusantics.com/blog/pumu-take-home-kit-tes-pcr-kumur-yang-bisa-dilakukan-sendiri-di-rumah

Writer: Agnes Octaviani

Editor: Agnes Octaviani