Blog
6 Masalah Kulit yang Berasal dari Usus
January 26, 2021 by Angelica Revadias
Share
Tahukah kamu, setiap permasalahan yang muncul di bagian eksternal dari tubuh kita, seperti kulit, memiliki akar permasalahan yang berasal dari organ internal tubuh kita?
Hal ini disebabkan oleh teori yang dikenal sebagai The Brain-Gut-Skin Axis. Apa sih hubungan di antara ketiganya? Yuk, simak pembahasan di bawah ini!
The Brain-Gut-Skin Axis merupakan hubungan timbal balik antara microbiome yang terdapat di dalam usus manusia dengan kondisi otak maupun kulit. Keseimbangan microbiome – ekosistem mikroorganisme (jamur, virus, bakteri, archaea) dalam tubuh akan menentukan kesehatan pada bagian otak maupun kulit.
Begitupun sebaliknya, kondisi otak yang kurang baik – seperti stres yang berlebih – akan memengaruhi bagaimana tingkat keseimbangan microbiome yang akan tubuhmu miliki.
Dalam penelitian The Gut Microbiome as a Major Regulator of the Gut-Skin Axis, menjaga keseimbangan microbiome dengan mengonsumsi probiotik, terbukti bermanfaat mencegah dan mengobati pemasalahan kulit seperti jerawat dan psoriasis.
Jerawat merupakan permasalahan kulit yang sangat umum ditemukan. Bagi orang yang memiliki kondisi kulit berjerawat, mungkin telah mencoba segala macam perawatan kulit mulai dari skincare dengan bahan-bahan alami, DIY mask, sampai chemical peeling.
Namun seringkali, usaha yang dilakukan untuk memperbaiki kondisi kulit berjerawat berujung sia-sia. Perlu diketahui bahwa timbulnya jerawat kemungkinan besar disebabkan oleh permasalahan saluran pencernaan usus dan ketidakseimbangan microbiome.
Jadi, mungkin kamu harus kembali memeriksa bagaimana pola makanmu sehari-hari sekaligus menjagakeseimbangan microbiome dalam tubuh.
Supaya lebih tepat sasaran, kamu juga bisa mencari tahu kondisi kulit dan profil microbiome kamu lewat Biome Scan dari Nusantics.
Eksim merupakan iritasi kulit yang ditandai dengan kulit kering, gatal, dan muncul ruam merah. Diketahui bahwa penyebab dari eksim adalah faktor genetik dan beberapa faktor eksternal dari lingkungan.
Namun, munculnya gejala eksim juga bisa disebabkan oleh ketidakseimbangan microbiome. Bakteri dalam usus menangkap sinyal dan melepaskan racun dan enzim yang menghancurkan skin barrier, lalu menyebabkan terpicunya gejala eksim.
Psoriasis merupakan penyakit pada kulit yang disebabkan oleh autoimun yang memproduksi sel kulit berlebih. Mirip dengan gejala eksim, psoriasis merupakan permasalahan kulit berupa peradangan yang ditandai dengan ruam merah, kulit kering, tebal, bersisik, mudah terkelupas sampai gatal dan nyeri.
Psoriasis juga sering dikaitkan dengan sistem kekebalan tubuh. Sehingga, menjaga keseimbangan microbiome bisa menjadi salah satu cara mencegah gejala psoriasis timbul.
Vitiligo ditandai dengan munculnya bercak putih pada kulit karena hilangnya pigmen melanin yang memberikan warna kulit. Genetik dan autoimun tubuh menjadi penyebab utama dari penyakit vitiligo.
Lalu apa peran microbiome dan vitiligo? Karena vitiligo merupakan penyakit autoimun, maka ketidakseimbangan microbiome dapat menyebabkan peradangan yang memicu respons imun.
Sehingga dengan mengonsumsi probiotik dan menjaga keseimbangan microbiome dapat membantu mencegah peradangan dan respons imun.
Menjadi permasalahan rambut yang paling banyak, ternyata ketombe dipengaruhi oleh keseimbangan microbiome dalam usus dan kulit, lho.
Dalam sebuah penelitian, dibuktikan bahwa partisipan yang mengalami permasalahan ketombe memiliki ketidakseimbangan microbiome.
Mengatasi masalah ketombe dengan mengonsumsi probiotik dapat memperkuat skin barrier, meningkatkan kelembapan, menurunkan pH kulit kepala untuk mendukung perkembangan bakteri baik, dan menyeimbangkan respons kekebalan tubuh.
Rosacea merupakan kondisi kulit yang umum terjadi pada orang dewasa di atas 30 tahun. Terjadi ketika kulit terlihat merah seperti terbakar matahari di bagian hidung, pipi, dan dagu. Kondisi kulit ini juga memengaruhi bagian mata, leher, dan dada.
Rosacea menyebabkan rasa terbakar, gatal, bengkak sampai kulit menebal. Berdasarkan penelitian Rosacea and gastrointestinal disorders: a population-based cohort study, telah dibuktikan bahwa penderita rosacea juga memiliki gangguan pada usus seperti iritasi usus besar, radang usus, dan pertumbuhan bakteri usus kecil yang berlebihan.
Karena microbiome dan rosacea saling berhubungan, maka mengonsumsi probiotik dapat mencegah pemicu gejala rosacea muncul.
Nah, itulah permasalahan kulit yang seringkali ditemukan dan kemungkinan besar berasal dari ketidakseimbangan microbiome pada usus. Eits, sebelum mengobati penyakit kulit yang kamu alami, ada baiknya cari tahu dulu kondisi kulit dan profil microbiome kulit wajahmu dengan Biome Scan dari Nusantics.
Kondisi wajah setiap orang unik dan tidak bisa disamakan. Untuk itulah, kamu harus tahu secara tepat supaya pengobatan dan skincare yang digunakan pun sesuai sasaran. Daftarkan dirimu di sini!
Referensi:
Fresh Articles
The most established precision molecular diagnostics company in Indonesia
Find Us
Mon - Fri: 9 a.m. - 6 p.m.
i3L Campus @ Lvl. 3
Jl. Pulomas Barat No.Kav.88, RT.4/RW.9, Kayu Putih, Pulo Gadung,
Jakarta Timur 13210
Contact Us
hello@nusantics.com
+62 (21) 509 194 30
Copyright © 2024 PT Riset Nusantara Genetika, PT Nusantara Butuh Diagnostik. All Rights Reserved.Privacy Policy
© 2024 PT Riset Nusantara Genetika.
Privacy Policy